Frensia.Id- Pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kabupaten Jember telah selesai digelar. Kegiatan tersebut merupakan serangkaian pengenalan menngenai sarana dan prasarana sekolah, hingga pengenalan budaya sekolah kepada para siswa baru.
Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember, Edi Cahyo Purnomo, menyoroti pelaksanaan MPLS salah satu sekolah di Kabupaten Jember. Edi menemukan fakta di lapangan, MPLS di SMPN 4 Tempurejo yang terletak di Desa Curah Nongko, Kecamatan Tempurejo hanya diikuti oleh lima siswa.
“Saya lihat kemaren di berita media cetak, ada sekolah di SMPN 4 Tempurejo di Curah Nongko sangat memprihatinkan. Dengan jumlah peserta yang mengikuti MPLS hanya ada 5 orang,” katanya saat diwawancarai, Senin (21/07/2025).
Selanjutnya kata dia, hal semacam ini sangat memprihatinkan bagi pendidikan di Kabuupaten Jember. Maka dari itu, baginya, Dinas Pendidikan harus memikirkan solusi untuk bisa memecahkan masalah tersebut.
“Bagi kami, ini sangat memprihatinkan bagi pendidikan di Kabupaten Jember. Sebenarnya Pemkab Jember, dalam hal ini Dinas Pendidikan, harus membuat terobosan baru yang harus dilakukan” ujarnya.
Menurutnya, salah satu hal yang harus dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan kepala sekolah, ialah dengan melakukan pendekatan terhadap masyarakat sekitar. Jika ditarik kebelakang, kata dia, dalam teropong sejarah pendirian sekolah negeri, itu juga merupakan permintaan dari masyarakat bukan hanya keinginan dari pemerintah.
“Salah satu terobosan yang harus dilakukan ialah dengan bekerja sama. Dinas Pendidikan melalui UPT ditingkat SMP ataupun kepala sekolah harus memikirkan-memberikan terobosan, karena sejatinya sekolah negeri di Tempurejo ini, bukan atas kemauan Pemerintah untuk mendirikan sekolah disana,” paparnya.
“Kita tarik kembali disana, bagaimana ketertarikan dan semangat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya disana kembali terbangun. Maka, kunci satu-satunya adalah membangun kedekatan-kerja sama dengan masyarakat sana,” tambahnya.
Pria yang akrab disapa Ipung itu menegaskan, bahwa membangkitkan-mengembalikan semangat masyarakat merupakan tugas dari Pemerintah dan Kepala Sekolah. Jika dibiarkan, maka sekolah-sekolah yang terletak di pinggiran kota akan semakin memprihatinkan.
“Bagi kami, ini merupakan tugas penting dari pemerintah (Dinas Pendidikan) dan pemimpin sekolah (Kepala Sekolah). Mereka harus bisa mengembalikan semangat masyarakat, karena awal didirikannya sekolah itu bukan hanya keinginan pemerintah, tapi juga permintaan masyarakat situ. Itu yang harus kembali dibangun,” tandasnya.