Frensia.id- Khofifah Indar Parwansa yang saat ini mencalonkan kembali ternyata dulu dimenangkan oleh kekuatan politik lokal. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Arianti Kusnadi dan tim dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung mengungkap kekuatan besar yang membawa Khofifah meraih kemenangan sebagai Gubernur Jawa Timur.
Temuan mereka, yang diterbitkan pada tahun 2023, berupaya menganalisis secara menyeluruh dinamika kekuatan politik yang mendukung Khofifah. Salah satu faktor dominan adalah peran Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), organisasi massa yang aktif dalam mendukung Khofifah, baik dalam mobilisasi massa di level akar rumput hingga konsolidasi pada level elite Nahdliyin.
Muslimat NU menunjukkan kekuatan organisasi yang solid dalam memastikan dukungan penuh bagi Khofifah. Dari kampanye di basis-basis pemilih tradisional hingga mempererat konsolidasi dengan jaringan elite, kontribusi mereka menjadi kunci dalam memastikan kemenangan Khofifah pada Pilgub 2018.
Keberhasilan ini sekaligus membuktikan peran sentral Nahdliyin sebagai salah satu basis politik terbesar di Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami fenomena sosial secara mendalam, menjelaskan bagaimana ormas Islam terbesar ini mampu membangun solidaritas yang kuat sebagai sumber kekuatan politik.
Selain dukungan dari NU, strategi “identity branding” Khofifah sebagai perempuan juga berperan penting dalam membangun citra politiknya.
Sebagai tokoh perempuan sukses, Khofifah mampu memanfaatkan identitas gendernya untuk menarik pemilih, terutama di kalangan perempuan dan kelompok masyarakat yang menginginkan representasi perempuan di pemerintahan.
Meskipun demikian, pencapaian ini tidak diraih dengan instan. Khofifah dikenal melakukan komunikasi politik yang masif dan terus-menerus, serta menjaga integritasnya sebagai politisi bersih, bebas dari catatan korupsi.
Rekam jejak yang bersih ini menjadi nilai tambah dalam mendongkrak elektabilitasnya, terutama di kalangan pemilih rasional yang mempertimbangkan moralitas dan rekam jejak sebagai faktor penting dalam menentukan pilihan.
Kombinasi kekuatan politik lokal melalui NU dan citra personal Khofifah menjadikannya figur yang tidak hanya kuat di basis massa tradisional, tetapi juga menarik bagi kalangan yang mencari pemimpin dengan rekam jejak yang dapat diandalkan.
Penelitian Arianti dan tim memberikan gambaran bahwa keberhasilan politik Khofifah adalah hasil dari sinergi kekuatan lokal yang solid, strategi branding yang efektif, serta integritas pribadi yang tidak diragukan.