Frensia.id- Berawal dari modal keberanian untuk mengukir diatas paralon dengan motif yang beraneka ragam, lantas diikutkan diberbagai ajang pameran mulai dari tingkat desa hingga propinsi, menjadikan ‘Paralon Art’ cukup dikenal.
Kreatornya, Hakiki, merupakan salah seorang guru di SDN Gadingrejo 01 kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember, sembari menjalankan pengabdiannya sebagai pendidik, ia juga sempatkan untuk mengekspresikan bakat seninya lewat potongan-potongan paralon.
Pada umumnya, paralon merupakan salah satu barang yang difungsikan dalam rumah tangga dan pertanian untuk mengatur aliran air. Di tangan guru berusia 36 tahun ini, paralon di ukir menjadi barang pajangan yang estetik.
beberapa motif yang pernah ia ukir diantaranya adalah para tokoh nasional, ulama’ dan beberapa pola kaligrafi Arab.
Sebagaimana pengakuan pemuda yang berdomisili di desa Sukoreno kecamatan Umbulsari ini, ide awal mengukir diatas paralon berawal dari ketidakpuasannya setelah menjuarai lomba membatik pada 2018 silam.
Akhirnya Hakiki berinisiatif untuk mengembangkan inovasi yang berbeda daripada lumrahnya, yaitu dengan mengganti media.
Sukoreno merupakan salah satu desa notabene masyarakatnya mempunyai pencaharian dengan cara membudidayakan ikan air tawar, seperti Gurami, Nila dan Lele.
Salah satu perkakas yang digunakan peternak ikan adalah paralon. Melihat pipa panjang, memantik Hakiki untuk meletakkan idenya membatik diatas paralon.
Berdasarkan nama media utama yang digunakan, lantas ia beri nama kreatifitasnya ini dengan sebutan ‘paralon art’.
Setelah cukup lama menekuni ide seninya ini, owner Wancine Coffe and Art Shop ini dan mulai populer, khususnya di kalangan peminat seni, beberapa kali sudah mengisi workshop dengan tema seni, secara khusus tentang ‘paralon art’.
“awalnya mereka tahu di chanelnya paralon art, seperti Instagram, terus adanya komunitas, setelah itu langsung DM dan ngechat” jelasnya.
Mengetahui ada yang menghubungi, Hakiki langsung memberi respon positif, kesediaanya untuk memberikan pengalamannya mengenai seni ukir di atas paralon.
Tidak tanggung-tanggung, yang pernah menghubungi Hakiki ternyata mulai dari lembaga pendidikan tingkat dasar, SD hingga Universitas, “yang pernah ngundang mulai dari tingkatan SMA, SD juga, SMP hingga kampus perguruan tinggi, juga Pesantren”, pungkasnya.
Karena keaktifannya untuk mengikuti pameran, tidak jarang Hakiki berjumpa dan mendapatkan apresiasi dari kalangan tokoh nasional.
Diantaranya adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Efendi pada tahun 2018, saat kunjungannya pada pameran UMKM Jember Festival Carnaval.