Frensia.Id- Kitab Kiai Imad, Al Fikrah An Nahdliyah, diduga plagiasi. Isinya dianggap banyak copy-paste pemikiran atau gagasan ulama’-ulama’ Wahabi.
Salah satu cendekiawan yang mengungkap penggal demi penggal plagiasinya adalah Muhammad Ismael Al Kholilie. Ia memosting hasil amatannya di dinding akun facabooknya yang telah centang biru.
Ia menjelaskan bahwa data yang ditemukannya merupakan hasil dari analisisnya sebagai pembaca kitab. Dalam data yang diuraikan, tampak jelas isi kitab al Fikrah An Nahdliyah merupakan plagiasi dari sejumlah pendapat ulama’-ulama’ Wahabi.
Kiai Imad yang memiliki nama lengkap KH Imaduddin Utsman Al Bantani ini sebelumnya viral dengan kontroversi karya tesisnya. Ia mengungkap bahwa para habib yang berasal dari Ba Alawi bukan keturunan nabi Muhammad.
Ketenaran gagasan kontroversinya tersebut mendorong sejumlah pakar melihat karya-karyanya yang terdahulu. Salah satunya adalah Ismael Al Kholilie yang menemukan hal aneh dalam kitab al Fikrah An Nahdliyah yang ditulis Kiai Imad ditulis 5 tahun yang lalu.
Baginya, kitab ini perlu dibaca secara mendalam. Walaupun sebelumnya telah dikagumi oleh kaum dan pengurus Nahdliyah, namun perlu dicek kembali orisinalitasnya.
Ia menemukan banyak plagiasi dan bahkan yang dikutip merupakan pendapat tokoh Wahabi semestinya ditolak oleh warga NU. Setidaknya ada lima data yang diungkap dalam postingannya kemarin, 01/08/2024.
Pertama, pembahasan tentang jumlah roka’at sholat Jum’at. Ismael Al Kholilie melihat ada kemiripan dengan redaksi pendapat ibnu Taimiyah yang ada Islamweb.
“situs raksasa Wahhabi yang biasa memuat fatwa-fatwa ulama-ulama Wahhabi seperti Bin Baz, Utsaimin, Albani Dll”, tulisnya.
Kedua, pembahasan tentang khotbah tidak dengan berbahasa Arab. Plagiasi terjadi lagi pada halaman 49. Menurut Ismael Al Kholilie, redaksinya mirip dengan yang ada dalam laman islamqa.info.
“Ibarot ini ternyata juga Kiai Imad Copas “plek ketiplek” dari situs Wahabi, hanya saja beliau modif sedikit akhir ibarotnya ( مع الزيادة و الإختصار )”, tambahnya.
Ketiga, pembahasan tentang jual beli kredit pada halaman 95. Menurutnya merupakan plagiasi di web yang sama yakni Islamqa.info.
Keempat, penjelasan tentang hukum menikah lewat telepon. Redaksi plagiasinya diduga ada pada halaman 116. Kiai Imad juga mengambil di website yang sama, hanya saja sumber-sumbernya dihilangkan dengan cerdik.
“Hanya saja “cerdiknya” Kiai Imad disini, sumber-sumber fatwa itu beliau hilangkan karena akan jelas menampakkan “kewahhabian” mereka”, jelasnya.
Kelima, pembahasan tentang poligami. Tepatnya di halaman 126. Awalnya Ismael Al Kholilie curiga pada redaksi halaman 125 yang berbunyi,
إن تعدد الزوجات فضله عظيم للزوج والزوجات وأجره كبير
Ternyata kecurigaannya benar. Kiai Imad tampak melakukan copy paste pada web yang sama di hal 126.
“Dan sekali lagi, demi menguatkan pendapatnya yang sangat menganjurkan poligami itu , Kiai Imad ternyata juga mengcopas ibarot itu dari situs Wahhabi”, tegasnya.
Plagiasi tersebut baginya sangat berbahaya. Apalagi, Ismael Al Kholilie hanya menemukan satu ibarot yang copy paste di laman situs aswaja.
Untuk itu, ia berharap dengan postingannya di FB, dapat mengerakkan tokoh nahdliyah, utamanya LBM PBNU agar mengecek kembali karyanya. Sebab sejak awal NU paling menghindari paham Wahabi.
“kok bisa-bisanya Kiai Imad yang merupakan anggota LBM PBNU menulis kitab yang mengatasnamakan NU tapi isinya diambil – secara diam-diam – dari situs-situs Wahhabi ? GBT ? Gak Bahaya Ta ? قَ إِ صَ ? Qo-I-Sho ? “, catatnya mempertanyakan karya Kiai Imad dalam link FBnya @ Muhammad Ismael Al Kholilie. (*)