Komik Keren! Diteliti dan Urai Keburukan Militerisme di Indonesia

Minggu, 23 Maret 2025 - 17:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Komik Keren! Diteliti dan Urai Keburukan Militerisme di Indonesia (Sumber: Grafis Frensia)

Gambar Komik Keren! Diteliti dan Urai Keburukan Militerisme di Indonesia (Sumber: Grafis Frensia)

Frensia.id – Komik bukan sekadar hiburan semata, tetapi juga bisa menjadi media kritik sosial yang tajam. Salah satu komik yang menarik perhatian akademisi adalah Bad Times Stories, sebuah karya yang secara simbolis mengungkap keburukan militerisme di Indonesia, khususnya di era Orde Baru.

Dakila A. Fernando, seorang peneliti dari University of the Philippines, meneliti komik ini yang diterbitkan pada tahun 2012.

Melalui ilustrasi yang jenaka tetapi penuh makna, Bad Times Stories menyampaikan kritik terhadap relasi antara militer dan pemerintah pada masa pemerintahan Soeharto. Komik ini mengangkat isu-isu seperti represi politik, korupsi, dan ketidakadilan sosial dengan pendekatan satir yang menggelitik.

Seni visual memang dikenal sebagai sarana komunikasi yang efektif, terutama dalam lingkungan dengan kontrol ketat terhadap kebebasan berpendapat.

Benedict Anderson, seorang akademisi ternama, pernah mengungkapkan bahwa kartun dan komik adalah cerminan tatanan sosial suatu masyarakat. Dalam konteks ini, komik tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat penyadaran bagi publik.

Baca Juga :  Gaji ASN Pemkab Jember yang Hanya Dianggarkan Selama 8 Bulan, Begini Penjelasan Bupati Gus Fawait

Anderson menyebutkan bahwa kartun merupakan cara bagi masyarakat yang tidak memiliki akses ke kekuatan politik untuk mengekspresikan suara mereka secara kolektif.

Menariknya, studi ini juga membandingkan Bad Times Stories dengan komik Ikabod Bubwit karya Nonoy Marcelo dari Filipina. Keduanya memiliki pola yang mirip dalam menggambarkan kehidupan di bawah rezim otoriter.

Ikabod Bubwit, yang muncul pada masa pemerintahan Ferdinand Marcos, menggunakan pendekatan simbolis yang sama untuk mengkritik kebijakan represif pemerintah Filipina.

Baik Bad Times Stories maupun Ikabod Bubwit menunjukkan bagaimana seni bisa menjadi alat perlawanan tanpa harus berhadapan langsung dengan kekuatan negara. Athonk, kreator Bad Times Stories, memilih jalur komikus bawah tanah untuk menghindari sensor ketat, sementara Marcelo lebih beruntung karena karyanya bisa diterbitkan di media massa Filipina. Meski demikian, keduanya berbicara tentang satu hal yang sama: bagaimana rakyat berjuang melawan penindasan.

Baca Juga :  Said Didu Menduga Ada Penyalahgunaan Kekuasaan Negara, Dalam Kasus PIK 02

Dalam dunia komik, Athonk dan Marcelo menciptakan semesta imajinatif mereka sendiri. Athonk menghadirkan dunia Dagalandia, sedangkan Marcelo memperkenalkan Dalilandia. Keduanya menjadi simbol dari masyarakat yang terus berjuang melawan tirani. Melalui karakter-karakter dalam komik, mereka menyampaikan kisah bagaimana rakyat bertahan dan mencari jalan keluar dari situasi sulit di bawah pemerintahan otoriter.

Sejarah kemudian membuktikan bahwa perjuangan rakyat di dunia nyata juga membuahkan hasil. Baik di Indonesia maupun Filipina, rezim otoriter akhirnya tumbang. Komik-komik seperti Bad Times Stories dan Ikabod Bubwit bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga bagian dari perjuangan panjang melawan ketidakadilan.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Dorong Pelaku Usaha untuk Salurkan CSR, DPRD Jatim: CSR Bisa Jadi Solusi Pengentas Kemiskinan
Tingkatkan Ketahanan Pangan, DPRD Jatim Berikan Bantuan Beras Kepada Masyarakat Kurang Mampu
Jurnalis Tempo Diteror, Dikirimi Paket Kepala Babi
Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 
Catat Waktunya! BKN Edarkan Surat Pengangkatan PPPK Tahun ini
Jelang Lebaran, DPC PDI Perjuangan Distribusikan Parsel Ramadan
Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat
Bupati dan Wakil Bupati Jember Dikabarkan Tak Harmonis, Begini Kata Ketua Fraksi Nasdem DPRD Jember

Baca Lainnya

Kamis, 27 Maret 2025 - 13:22 WIB

Dorong Pelaku Usaha untuk Salurkan CSR, DPRD Jatim: CSR Bisa Jadi Solusi Pengentas Kemiskinan

Kamis, 27 Maret 2025 - 12:59 WIB

Tingkatkan Ketahanan Pangan, DPRD Jatim Berikan Bantuan Beras Kepada Masyarakat Kurang Mampu

Minggu, 23 Maret 2025 - 17:50 WIB

Komik Keren! Diteliti dan Urai Keburukan Militerisme di Indonesia

Jumat, 21 Maret 2025 - 07:01 WIB

Jurnalis Tempo Diteror, Dikirimi Paket Kepala Babi

Kamis, 20 Maret 2025 - 22:06 WIB

Post Globalization Militarism: Kajian Interdisipliner tentang Hegemoni Ekonomi, Polarisasi Sosial, dan Tatanan Militerisme Dunia 

TERBARU

Kolomiah

Takbir Melawan Korupsi

Senin, 31 Mar 2025 - 10:50 WIB

Gambar Mudik, Kekayaan Spiritual dan Kekayaan Ekonomi (Sumber: Grafis Frensia)

Kolomiah

Mudik, Kekayaan Spiritual dan Kekayaan Ekonomi

Minggu, 30 Mar 2025 - 19:33 WIB