Komitmen NU Ranting, Di Desa Purwoasri Jember, Adakan Lailatul Ijtima’ Untuk Bermanfaat Pada Masyarakat

Rabu, 5 Februari 2025 - 00:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Komitmen meneguhkan karakter pribadi yang taat dalam beragama dan mulia dalam bersosial terus dilakukan oleh Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama’ (NU) Purwoasri, Kecamatan Gumukmas, Jember.

Langkah konkret ini ditempuh melalui pelaksanaan program Lailatul Ijtima’ pada Senin malam Selasa, 03/02/2025, bertempat di TPQ Az-Zahra.

Agenda tersebut dirangkai dengan beberapa segmen, di antaranya: Tawassul yang dipimpin oleh H. Abdul Miftah, istighosah Ratib Syaikhina Muhammad Khalil al-Bangkalani oleh H. Syaifuddin, ngaji kitab Bidayatul Hidayah oleh KH. Abdul Hamus, pengarahan Ketua Tanfidziyah oleh Drs. Mat Sari, dan doa oleh Kiai Abd Fatah.

Dalam pertemuan rutin yang dihadiri lebih dari empat puluh kader NU dari berbagai badan otonom, komitmen tersebut diperkuat oleh KH. Abdul Hamus melalui pengajian kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghazali.

Pengajian kitab dilakukan dengan metode penyampaian makna gandul beserta penjelasan berbahasa Madura halus. KH. Abdul Hamus menjelaskan penggalan keterangan kitab yang berkaitan dengan tiga kedudukan hamba dalam ibadah dan tiga kedudukan manusia dalam konteks sosial.

Relasi vertikal antara hamba dan Tuhannya terbagi menjadi tiga kategori, yaitu hamba yang salim atau selamat, yakni golongan yang menjalankan kewajiban agama dan meninggalkan maksiat, hamba yang rabih atau untung, yaitu mereka yang telah melakukan ketaatan dan terus mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah sunnah, serta hamba yang khasir atau rugi, yaitu mereka yang dzalim pada diri sendiri dan lalai terhadap kewajiban agama.

Baca Juga :  Kerajinan di Desa Dawuhan Mangli Jember: Dari Warisan Nenek Moyang Hingga Jadi Sentra Industri Sangkar Burung Perkutut

Dalam konteks relasi horizontal, manusia juga terbagi ke dalam tiga kedudukan. Derajat mulia ditandai dengan berbuat baik, menghadirkan kebahagiaan, tidak menyakiti orang lain, dan menjauhi perilaku menyimpang. Derajat hewan dan benda mati menggambarkan hubungan sosial yang tidak berimplikasi pada kemaslahatan tetapi justru menghadirkan keburukan bagi orang lain.

Sedangkan derajat hewan buas mencerminkan relasi sosial yang destruktif dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.

Lebih lanjut, KH. Abdul Hamus menegaskan bahwa kader NU harus memahami konsep ini dan mengupayakan diri menjadi hamba yang rabih dan salim. Dalam berorganisasi, kader NU harus mengimplementasikan derajat mulia.

Menurutnya, jika setiap kader NU dapat melaksanakan perbuatan baik, maka mereka akan sejajar dengan kemuliaan malaikat, sehingga masyarakat Nahdliyyin bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama.

menabi bisa kauleh sareng panjenengan sadejeh ngelaksanaagi kalakoan moljeh, sepadeh sareng kamoljennah malaikat, sopajeh masyarakat Nahdliyyin dedi oreng se bisa manfaat dek oreng lain”. Ungkapnya dengan berbahasa madura.

Baca Juga :  Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Penjelasan sekaligus arahan dalam berorganisasi yang disampaikan oleh KH. Abdul Hamus dikuatkan kembali oleh Ketua Tanfidziyah, Drs. Matsari. Dalam sambutannya setelah pengajian kitab, ia menegaskan bahwa wejangan kiai dapat diwujudkan melalui soliditas kader NU, khususnya Ranting Purwoasri, dalam pelaksanaan berbagai program yang sedang berjalan.

Ia menyebut bahwa kader NU harus kompak dalam melaksanakan program yang sudah disusun oleh pengurus, karena setiap program yang dilaksanakan memiliki manfaat bagi masyarakat.

Sebagai contoh, penyuluhan zakat fitrah yang diadakan tahun lalu sangat membantu masyarakat dalam memahami syarat, ketentuan, dan cara pembayarannya. Selain itu, terdapat program lain seperti Jumat Berkah dan Lailatul Ijtima’ yang terus berjalan hingga saat ini.

Kegiatan Lailatul Ijtima’ ini menjadi momentum penting bagi kader NU Purwoasri dalam mempererat ukhuwah Islamiyah dan memperkuat komitmen berorganisasi.

Dengan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama dan implementasi nilai-nilai sosial yang baik, diharapkan NU Ranting Purwoasri dapat terus memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat luas.

Penulis : Imam Muhajir Dwi Putra

Editor : Mashur Imam

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?
Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran
Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan
Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan
Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan
Ramadhan dan Kita yang Sibuk Sendiri
Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember: Jodoh Perjuangan Gus Dur dengan Pendiri Yayasan
Bikin Haru, Jawaban Nyai Sinta Ketika Ditanya Tentang Kebiasaan Buka Puasa Gus Dur

Baca Lainnya

Rabu, 9 April 2025 - 07:16 WIB

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Selasa, 1 April 2025 - 08:23 WIB

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Kamis, 27 Maret 2025 - 21:23 WIB

Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan

Selasa, 25 Maret 2025 - 15:26 WIB

Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:52 WIB

Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan

TERBARU

Babi hutan liar saat sudah diburu warga (Sumber foto: istimewa)

Regionalia

Pasutri di Jember Diseruduk Babi Hutan Liar Saat Mandi

Jumat, 25 Apr 2025 - 17:19 WIB

Opinia

Fatayat NU, Geliat Perempuan dan Wajah Keadilan

Kamis, 24 Apr 2025 - 21:45 WIB