Frensia.id – Lagi-lagi! Barcelona, sang Blaugrana, kembali menegaskan dominasi mereka atas rival abadi, Real Madrid, dalam duel epik final Supercup Spanyol. Skor mencolok 5-2 menjadi saksi kebangkitan Barcelona yang mengoyak mimpi Los Blancos.
Pertandingan dimulai dengan gegap gempita. Baru lima menit berlalu, Kylian Mbappé membawa Real Madrid unggul. Berkat umpan brilian Vinícius Júnior, Mbappé memanfaatkan celah di pertahanan Barcelona dan melesakkan bola rendah ke sudut gawang, tak mampu dijangkau Wojciech Szczęsny. Madrid memimpin 1-0, dan seisi stadion bergemuruh.
Namun, Barcelona tidak tinggal diam. Robert Lewandowski, dengan kecerdasannya, mengirimkan umpan first-time yang melewati lini belakang Madrid. Lamin Yamal, bintang muda yang sedang naik daun, mengejar bola, melewati Ferland Mendy, dan menyarangkan tembakan terukur ke sudut jauh gawang Courtois. Skor berubah 1-1, menandai dimulainya badai Blaugrana.
Tidak butuh waktu lama bagi Barcelona untuk mengambil alih kendali. Menit ke-35, Eduardo Camavinga menjatuhkan Gavi di kotak penalti. Setelah tinjauan VAR, wasit menunjuk titik putih. Lewandowski maju dengan penuh keyakinan, menipu Courtois, dan membawa Barcelona unggul 2-1.
Hanya empat menit berselang, Jules Koundé mengirimkan umpan silang akurat dari lini tengah. Raphinha meloncat tinggi, memutar tubuhnya, dan menanduk bola dengan presisi sempurna. Sundulan itu menghunjam keras ke gawang, menambah penderitaan Real Madrid menjadi 3-1.
Barcelona tidak berhenti. Di masa tambahan waktu babak pertama, serangan balik kilat dimotori Yamal dan Raphinha menghasilkan gol keempat. Raphinha, dengan kecerdikan khas Brasilnya, memberikan assist kepada Alejandro Balde, yang melepaskan tembakan keras ke sisi kiri gawang Courtois. Skor 4-1 menutup babak pertama dengan dominasi Blaugrana yang mencolok.
Babak kedua dimulai dengan Madrid mencoba bangkit. Namun, upaya Rodrygo untuk mencetak gol di menit ke-48 hanya berakhir membentur tiang gawang. Dalam serangan balik cepat, Marc Casado mengirimkan umpan terobosan indah kepada Raphinha, yang menari di antara dua bek Madrid sebelum mengarahkan bola ke sudut gawang. Gol itu membawa Barcelona unggul 5-1.
Namun, drama belum selesai. Menit ke-56, Szczęsny meluncur keluar kotak penalti untuk menghentikan laju Mbappé. Wasit, setelah memeriksa VAR, memberikan kartu merah langsung kepada kiper Barcelona. Bermain dengan 10 orang, Blaugrana sedikit kehilangan momentum. Dari tendangan bebas yang dihasilkan pelanggaran tersebut, Rodrygo mengirim bola meluncur deras melewati pagar hidup dan memantul di tiang dalam sebelum masuk ke gawang. Madrid memperkecil ketertinggalan menjadi 5-2.
Meski bermain dengan satu pemain lebih banyak, Real Madrid gagal memanfaatkan keunggulan itu. Pertahanan Barcelona yang dipimpin Inigo Martinez dan Pau Cubarsí bertahan dengan gagah berani. Peluang demi peluang Madrid kandas di tangan kiper pengganti Iñaki Peña, termasuk tembakan mematikan Mbappé di menit-menit akhir pertandingan.
Saat peluit akhir berbunyi, Barcelona merayakan kemenangan mereka yang ke-15 di ajang Supercup. Para pemain memeluk satu sama lain di tengah lapangan, sementara pendukung Madrid meninggalkan stadion dengan wajah muram.
Carlo Ancelotti harus merenungi kekalahan pahit ini. Dua kali berturut-turut Madrid kalah di final Supercup melawan Barcelona.
Bagi Blaugrana, trofi ini bukan sekadar kemenangan. Ini adalah pernyataan bahwa mereka telah kembali sebagai kekuatan dominan di Spanyol. Dengan perpaduan antara bintang muda seperti Yamal dan veteran berpengalaman seperti Lewandowski, Barcelona tampaknya siap untuk menguasai panggung domestik dan Eropa.
Sementara itu, Real Madrid harus mencari solusi atas masalah inkonsistensi mereka. Dengan Mbappé yang baru bergabung musim ini, para pendukung Madrid tentu mengharapkan lebih banyak. Tetapi malam ini, semua harapan itu hancur di kaki para pemain Barcelona.
Dan begitu, kisah klasik El Clásico berlanjut. Malam ini milik Barcelona. Madrid, untuk kesekian kalinya, harus menelan pil pahit kekalahan.