Frensia.id – Laporan khusus yang dirilis Unit Pers Mahasiswa (UPM) Millenium STAIN (sekarang UIN KHAS) Jember tahun 2012 silam, berjudul Menelusuri Jejak Yahudi Jember, menyoroti keberadaan organisasi The Indonesian Israel Public Affairs Committee (IIPAC) di Jember.
Dalam wawancara ekslusif dengan salah satu anggota IIPAC, Drs. Supriyadi, M.Si., Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Israel itu didirikan dan dipusatkan di Jember karena kondisi sosial kemasyarakatan mayoritas warga Nahdliyyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama atau NU).
Menurut dosen yang dulu menjadi Kepala Jurusan (Kajur) Hubungan Internasional FISIP Universitas Negeri Jember itu, NU lebih terbuka dan bisa diajak untuk dialog. Ia juga menyebut NU sebagai Ormas Islam terbesar, Jawa Timur menjadi basic-nya dan Jember memiliki banyak tokoh yang berpengaruh.
“Jika dilakukan di daerah-daerah dengan basic non NU, agak susah. Ini kan embrio (IIPAC, red). Embrio itu harus kondusif”, jelas dosen asal Wonosobo itu, dikutip dari Millenium, Edisi IX, Tahun 2012.
Hal tersebut, diharapkan bisa menjadi membuka kemungkinan Israel dapat diterima di Indonesia, dan rencana pendirian sejenis Kedutaan Israel di Indonesia.
“Agenda besar mungkin, tapi untuk mengarah ke itu (pendirian kedutaan) masih jangka panjangy. Oleh karena itu, dari ukuran kecil ini. Paling tidak Israel tidak dipandang-secara kasarnnya-‘setan’. Oh ternyata baik, bisa gini, bisa bantu,” jawab dosen yang akrab dipanggil Pak Pri itu, ketika ditanya tim dari UPM Millenium.
Ah. Faishol Shodiqin dari UPM Millenium juga berhasil mewawancarai pendiri sekaligus Ketua IIPAC, Benjamin Ketang., setelah sekitar sebulan saling balas e-mail dengan dengan direktur eksekutif LSM Yahudi Internasional itu.
Dalam wawancaranya, Ah. Faishol Shodiqin menemukan bahwa Benjamin Ketang saat itu sedang mencoba menjembatani investasi-investasi Yahudi di Indonesia termasuk di Jember, seperti di Puger dan Bandara Notohadinegoro.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan ialah menjadikan Puger sebagai Pelabuhan Internasional, serta menjadikan Bandara Notohadinegoro sebaga Bandara Internasional dan dipindah ke Puger.
Benjamin menjelaskan, bila proposalnya disetujui, rencananya bandara itu dibangun di sekitar daerah Mojomulyo, Puger.
“yang penting bagaimana Pemda memberi semacam pintu terbuka,” harap pria yang mengaku juga alumni Universitas Islam Jember itu.
Sebagai informasi, UPM Milleniuim STAIN Jember juga menemukan bahwa LSM ini benar-benar ada, dikuatkan dengan dikeluarkannya Surat Keterangan Domisili dari Kepala Desa Tamansari, Kecamatan Wuluhan.
“Namun saat dikonfirmasi tentang surat domisili tersebut, Hadi Supeno (kepala desa) enggan memberikan keterangan yang jelas, ‘tanyakan saja langsung ke Benjamin Ketang’, ucapnya dengan nada tinggi’.” tulis Ah. Faishol Shodiqin.