Makan Sahur Hingga Adzan Shubuh Selesai, Gus Wahab: Bukan Hanya Keliru Tapi Sesat! Begini Penjelasannya

Kamis, 21 Maret 2024 - 01:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Makan Sahur (Sumber: iStock/PhotoghrapherOlympus, emro.who.int, Canva)

Ilustrasi Makan Sahur (Sumber: iStock/PhotoghrapherOlympus, emro.who.int, Canva)

Frensia.id – Puasa Ramadhan merupakan kewajiban seorang muslim dengan menahan lapar, haus serta hal yang membatalkan lainnya sejak terbitnya fajar shadiq hingga tenggelamnya matahari.

Artinya sebagaimana dipertegas oleh Kiai Muda asal Jember, KH. Abdul Wahab Ahmad yang menjadi patokan adalah terbitnya fajar shadiq, bukan adzan shubuh.

Dilansir Frensia.id dari akun Facebook pribadi kiai yang akrab dipanggil Gus Wahab ini bahwa dalam konteks puasa tak pernah ada ajaran yang memperbolehkan makan sahur hingga terdengar adzan shubuh.

Hal ini dikarenakan orang adzan sering telat sebab faktor manusiawi, misalkan untuk menghidupkan speaker saja bisa membutuhkan waktu satu menit. Terkadang lagi, jam yang digunakan belum cocok detik dan menitnya.

Baca Juga :  Kapolres Apresiasi Aksi Solidaritas Kemanusiaan Driver Ojol Jember

Maka, adzan shubuh sama sekali bukan patokan masih diperbolehkan untuk makan sahur, yang benar adalah boleh makan sahur hingga fajar shadiq terbit.

Sehingga kalau yang menjadi patokan adalah adzan shubuh, bisa jadi saat makan sahur sudah masuk waktu terlarang untuk makan.

“Menunggu adzan saja sudah keliru, apalagi kalau ikut ajaran sesat yang memperbolehkan makan hingga adzan shubuh berakhir, bukan hanya keliru tapi sesat”, tulisnya.

Terkait kapan waktu fajar shadiq terbit, Gus Wahab menjelaskan dapat melihat jadwal shalat atau jadwal imsakiyah yang telah banyak beredar dengan mengurangi 2 menit dari waktu yang tertera, misalkan jadwal shubuh 04:14, maka terbitnya fajar kira-kira 04:12, dan diwaktu inilah sudah tidak boleh makan atau minum.

Baca Juga :  Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme

Lebih lanjut, kiai yang pernah menjadi rekomendasi ustadz yang perlu digali ilmunya oleh Ustadz Abdul Somad ini menguraikan bahwa pengurangan waktu dua menit tersebut berdasarkan jadwal shalat yang memang yang dimundurkan 2 menit sebagai kehati-hatian agar jangan sampai ada yang shalat sebelum masuk waktunya.

Oleh karena itu, dalam hal puasa Ramadhan juga sebagai bentuk kehati-hatian dari waktu tertera di jadwal shalat juga harus dikurangi 2 menit, dengan tujuan untuk mencocokkan dengan waktu asli terbitnya fajar.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus
Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme
Kapolres Apresiasi Aksi Solidaritas Kemanusiaan Driver Ojol Jember
Maulid Nabi dan Ironi Demokrasi Kita
Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan
Diadakan di Baitul Amin, Peringatan Harlah Rijalul Ansor Jember Kuatkan Gerakan Berbasis Masjid
Bersama KUA Kaliwates, UIN KHAS Jember Tegaskan Aksi Nyata Moderasi Lintas Agama
Ragam Tradisi Muharram di Berbagai Negara

Baca Lainnya

Sabtu, 6 September 2025 - 14:48 WIB

Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus

Senin, 1 September 2025 - 22:49 WIB

Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 10:48 WIB

Kapolres Apresiasi Aksi Solidaritas Kemanusiaan Driver Ojol Jember

Selasa, 26 Agustus 2025 - 22:55 WIB

Maulid Nabi dan Ironi Demokrasi Kita

Senin, 25 Agustus 2025 - 15:28 WIB

Menyambut Rabiul Awal: Bulan Cinta dan Kebajikan

TERBARU