Frensia.id- Merinding! Candi Muara Jambi ternyata lebih besar dari Borobudur. Diduga, banyak kisah spektakuler nusantara yang tersimpan di tempat tersebut.
Candi Muara Jambi ditemukan di tengah hutan di Sumatra. Sebuah akun Youtube, @ASISI Channel, mengeksplorasinya. Ia menjelaskan bahwa kompleks percandian Muara Jambi yang tersembunyi di tengah hutan Sumatra, menyimpan lebih dari seratus candi kuno.
Situs ini memiliki luas delapan kali lipat dari Candi Borobudur, dan diperkirakan pernah menjadi pusat pendidikan penting di Asia Tenggara, jauh sebelum berdirinya Universitas Oxford. Dilindungi oleh salah satu kemaharajaan terkuat di zamannya, kompleks ini menyimpan banyak misteri.
Ada mitos tentang sumur kunonya yang diyakini mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Bahkan, aroma wangi yang terkadang tercium di sekitar situs dipercaya membawa pertanda tertentu, memperkuat aura mistis yang menyelubungi tempat bersejarah ini.
Ia menelisik empat candi 115 yang ada. Menurutnya, pembangunan empat candi yang berdiri hampir bersamaan dalam sejarah. Pembangunan ini terjadi kira-kira pada masa yang sama ketika di Inggris, puisi tertua dalam bahasa Inggris Kuno mulai ditulis—sebuah himne tentang penciptaan dunia. Saat itu, masyarakat Inggris menciptakan karya sastra religius yang mencerminkan keyakinan mereka tentang awal mula alam semesta.
Seorang sarjana dari Nalanda, I-Tsing, mengungkapkan bahwa dia telah menemukan pusat pendidikan di luar India, tepatnya di Sriwijaya. I-Tsing tinggal lebih dari 10 tahun di Sriwijaya, yang saat itu dikenal sebagai kerajaan besar dan berpengaruh, bahkan turut serta dalam pembangunan Universitas Nalanda di India. Dalam kesaksiannya, I-Tsing menyebutkan bahwa di Sriwijaya terdapat lebih dari 1000 biksu yang sedang menuntut ilmu, mirip dengan apa yang terjadi di India. Sriwijaya bahkan menjadi semacam “pusat persiapan” bagi para pelajar yang ingin melanjutkan studi ke Nalanda.
Selama di Sriwijaya, I-Tsing sendiri belajar Sabdawidya, cabang ilmu bahasa, untuk memperkuat penguasaan bahasa Sanskerta. Dari sini kita dapat menelusuri lebih lanjut mengenai mata kuliah yang diajarkan di Sriwijaya. Sabdawidya merupakan bagian dari Pancavidya, lima disiplin ilmu utama dalam ajaran Buddha, yang meliputi logika, pengobatan, seni rupa, dan ilmu kebatinan.
Sriwijaya tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan yang bergengsi, tetapi juga menjadi rumah bagi tokoh-tokoh penting dalam dunia Buddhisme, seperti Sakyakirti dan Dharmakirtiśrī. Sakyakirti, seorang sarjana terkenal, merupakan salah satu dari lima guru besar dunia Buddhis yang tinggal di Sriwijaya pada masa I-Tsing. Dharmakirtiśrī, seorang pengajar abad ke-11, juga mempengaruhi pemikiran Buddhis di Asia Tenggara hingga Tibet.
Pertanyaan besar yang muncul adalah di mana lokasi pusat pendidikan yang disebutkan oleh I-Tsing? Banyak yang menduga tempat tersebut adalah kompleks percandian Muara Jambi di Sumatra. Kawasan ini mencakup 11 candi utama yang telah dipugar dan puluhan reruntuhan yang tersebar di area seluas 4000 hektare. Berdasarkan hasil hasil, ditemukan lebih dari 115 situs yang kemungkinan masih terkubur.
Namun, mengapa kawasan ini hanya dianggap sebagai pusat pendidikan Buddhis dan bukan pusat kekuasaan Sriwijaya? Arkeolog Agus Widiatmoko memberikan pandangan bahwa idealnya, pusat pendidikan harus terpisah dari pusat kekuasaan politik dan tidak jauh dari pelabuhan. Hal ini karena pelabuhan adalah tempat pertemuan para pedagang dari berbagai wilayah, yang menjadi penting bagi pertukaran pengetahuan dan kebudayaan.
Beberapa data menunjukkan bahwa pusat interaksi para pelajar, dan para budhist ini yang diduga menempati candi Muara Jambi. Jika benar demikian, maka sebagai tempat belajar lebih 1000 tahun dari Oxford.