Frensia.id- Novel Neng In’am Nafila, sebuah karya yang diangkat dari kisah nyata tentang seorang istri Kiai asal Jember yang diselingkuhi. Novel tersebut berjudul “Berkalung Sorban Duri”.
Penulisnya merupakan perempuan asal Jember yang pernah diperistri oleh salah seorang putra karismatik di daerahnya.
Sebagaimana diberitakan oleh Frensia.id sebelumnya, Neng In’am sangat kecewa kepada sang suami karena ternyata menjalin asmara dengan pasangan lain. Naasnya, yang membuat hatinya bertambah pilu, teman kencan sang suami adalah sesama jenis.
Menghadapi kenyataan tersebut, Neng In’am tampaknya sangat terpukul. Ia sempat divonis mengidap penyakit tekanan psikis, Anxiety.
Beberapa bulan kemudian, tampaknya ia mulai berbenah diri. Bahkan di tengah tekanan psikis, ia berhasil mengelola setiap rasa pilunya untuk bersemangat menulis buku.
Seluruh kisah pilunya, ia tuangkan dalam bentuk novel dengan judul “Berkalung Sorban Duri”. Pada Frensia.id ia mengungkapkan bahwa bukunya ditulis untuk terbebas dari kesedihan yang membelenggu.
“saya tidak ingin terus-terusan terpuruk dalam kesedihan yang membelenggu. Saya ingin menghasilkan karya”, ungkapnya, 19/09/2024.
Yang menarik, tampaknya novel yang ditulisnya itu adalah kisah dirinya sendiri. Hal demikian terlihat dari judulnya.
“judulnya itu karena, berkalung artinya terbelenggu. Sorban menandakan seseorang yang terkenal sebagai ahli agama. Sedangkan duri, menyakitkan dan melukai tak terkira, alias menjadi duri dalam hidup”, pungkasnya.
Kisah yang diangkat tampak bersenada dengan cerita pilunya. Sebagaimana sebelumnya diinformasikan, suami Neng In’am yang diduga selingkuh merupakan putra salah satu Kiai Karismatik di Jember.
Perjalanan pernikahan akhirnya berakhir karena sang suami membuat sakit hati dengan berselingkuh. Hati Neng In’am pun akhir sakit bagai tertusuk-tusuk duri. “Sorban Duri” tampak bersenada dengan figur suaminya yang merupakan tokoh agama namun membuatnya sakit.
Selain itu, Neng In’am juga mengaku bahwa novel pilunya ini bukan semata-mata untuk menghibur diri. Ia ingin memberikan pelajaran berharga dari kisah hidupnya pada semua pihak, utamanya para pembaca karyanya.
Baginya, di tengah masalah yang besar, tetap harus berusaha bangkit. Salah satunya adalah dengan percaya bahwa Tuhan selalu bersama kita.
“Setiap apapun yang terjadi, bagaimanapun dunia seperti tidak berpihak kepada kita, tetap yakinlah bahwa Allah akan selalu ada bersama kita, menyiapkan seluruh jalan keluar kebahagiaan yang tak terhingga. Kita hanya perlu yakin dan percaya bahwa hadiahnya akan indah pada waktunya”, tutur Neng In’am.