Frensia.id – Peringatan Nuzulul Quran adalah persitiwa yang sangat penting bagi umat Islam. Memperingatinya sama dengan menandai setiap persitiwa mulia yang pernah turun kepada umat manusia.
Nuzulul Quran yang diperingati ini juga tidak lain adalah bentuk upaya untuk memuliakan Alquran, selain kewajiban untuk senantiasa memahami dan mempelajarinya.
Salah satu riset karya Dhian Satrian Yudha Kartika dkk, yang bertajuk “Peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid An-Nur, Desa Karanglo, Kabupaten Jombang”, memaparkan beberapa tradisi masyarakat dalam memperingati Nuzulul Quran.
Pertama adalah Membaca Alquran, kegiatan ini adalah laku paling umum yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Hal demikian tidak lain adalah bagian dari upaya penghormatan serta penghormatan terhadap kitab suci yang memuat ajaran-ajaran dan tuntunan kehidupan, khususnya bagi semua umat Islam.
Keuda yakni mengadakan pengajian Alquran. Sekilas nampak sama, namun yang membedakan tradisi ini dengan yang pertama adalah pengajian ini dilakukan secara bersama dengan keluarga masing-masing.
Doa dan dzikir adalah yang ketiga. Tradisi ini dilakukan untuk mendapatkan keberkahan serta memohon ampunan pada Allah SWT.
Terakhir adalah melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan. Pelaksanaan tradisi ini biasanya berupa kegiatan kedurin, atau secara sederhana berisikan panjatan doa bersama serta ditutup dengan makan-makan dan bakti sosial. (*)