Frensia.id- uku ini merupakan suatu catatan teknis yang menampilkan bermacam-macam bentuk esai, dimana Muhidin M.Dahlan, selaku penulis, mencoba untuk memberikan panduan.
Sesuai dengan judulnya “Inilah Esai: Tangkas Menulis Bersama Para Pesohor”, dapat difahami penulis hendak memberikan pengajaran, dalam arti formalnya, kepada pembaca bagaimana bentuk dan cara menulis esai sebagaimana tulisan-tulisan pesohor yang telah melalang buana dijagat esai.
Jika melihat pada tebal halaman, yaitu 193, sebagai buku panduan yang bersifat teknis maka halaman seperti bisa dikatakan cukup proporsional, tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis, sehingga mencukupi kandungan isi yang dibutuhkan bagi pengkaji atau pemula.
Buku ini mencakup kepada 8 bab, jika berturut-turut disebutkan, maka seperti berikut: pertama, mukaddimah berisi tentang semacam pengantar yang akan membawa pembaca untuk mengenal apa sebenarnya esai itu? Dalam hal ini penulis, Muhidin M.Dahlan memberikan sebuah sub bab sebagai suatu kisi-kisi tentang isi tulisan tersebut dengan kata esai itu gaya menulis “bukan-bukan” dari sini sudah dapat dilihat sepiintas tentang esai, kedua, tema dan topik, dalam bab ini penulis menunujuk kepada dua model penulis yang berkaitan dengan isi tulisannya, yaitu generalis dan spesialis.
Ketiga, mendekati sumber, pada bab ini penulis ingin memberikan saran kepada pembaca kalau dalam menulis esai dibutuhkan bahan atau materi yang dapat diambil dari beberapa sumber, ia menyebutnya seluruhnya ada lima buah, diantaranya: perpustakaan, manusia, subjek flora dan fauna, ruang-ruang imajiner dan internet.
Keempat, gaya esai, pada bab ini penulis tidak tanggung-tanggung untuk menyebut 16 gaya esai dari berbagai penulis, sebenarnya kalau mau dicari lebih dari itu jelasnya bisa, tetapi buku ini mencukupkan kepada angka tersebut.
Kelima, pada bab ini penilis membuat judul dengan “menata judul: tiga belas gaya menc(u)ari perhatian”. Ia ingin mengucapkan dalam satu kata dengan dua makna yaitu antara mencuri dan mencari yang pembaca dapat fahami.
Ada tiga belas contoh atau model yang ditampilkan dalam membuat judul yang caranya bisa menggunakan teknik pencurian dan pencarian. Mulai dari bab ini dan selanjutnya, maka telah sampailah pada batang-tubuh esai itu sendiri, dengan beragam contoh dan cara pembuatannya yang ingin disampaikan oleh Muhhidin M.Dahlan.
Keenam, pembuka esai: delapan jalan menyingkap esai, setiap esai atau tulisan apapun pasti ada sebuah pintu yang dipasang didepan sebagai jalan masuk, maka tulisan itu menjadi menarik atau tidak tergantung dari pintunya sebagai pertaruhan pertama kali.
Berbeda dalam bab sebelumnya, Muhidin M.Dahlan setiap kali memberikan contoh sampai delapan kali, ia selalu menyertakan kutipan dari berbagai tulisan sesuai dengan model yang dimaksud. Dengan begitu pembaca akan langsung faham bentuk dan modelnya dari beragam pintu pembuka esai-esainya para pesohor.
Ketujuh, Deskripsi: lima titian di sekujur tubuh esai, setelah judul dan pembuka baru masuk pada paragraf inti yaitu mendeskripsikan pokok gagasan. Jelas ini bagian tersulit bagi seorang penulis, karena ia harus bertahan dalam mengurai permasalahan dengan beragam caranya. Ditawarkan oleh penulis buku lima cara.
Kedelapan, paragraf pengunci: lima cara menutup esai. Akhirnya tiba pada momen terakhir, apabila seorang penulis telah sampai pada saat ini berarti ia telah bertahan dengan tulisannya dan bisa menyelesaikannya, tergantung bagaimana ia menutupnya.
Penulis buku ini lagi-lagi memberikan tawaran seluruhnya berjumlah lima buah cara menutup esai. Bisa dibaca sendiri apa saja tawaran dari penulis, yang jelas akan cukup membantu kita dalam menyelesaikan tulisan.
Buku ini juga memberika selingan semacam tips-tips yang berkaitan dalam membangun tulisan dari para pesohor diluar bab-bab yang telah disebutkan itu, semisal dari Cak Nun, Gus Dur, Gunawan Maryanto, Zen RS, Bandung Mawardi, Rusdi Mathari dan Nyoto.
Juga ada quote dari para pesohor berkaitan dengan esai, semisal dari Ignas Kleden, Budi Darma dll. Diakhhir buku penulis menampilkan seluruh esai-esai yang digunakannya dalam membangun buku ini sebagaimana telah disebut dalam buku sebagai percontohan. Seperti ungkapnya, bahwa ia mengutip 100 esai lebih yang merentang dari tahun 1909 hingga masa dewasa ini (buku ini diterbitkan).