Frensia.id – Pantai Drini di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, dikenal dengan keindahannya yang memikat. Dengan hamparan pasir putih, tebing-tebing megah, dan udara pantai yang sejuk, tempat ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan di kawasan laut selatan.
Namun, di balik keindahan tersebut, tersembunyi ancaman besar yang dapat membahayakan nyawa para pengunjung.
Ancaman ini terbukti nyata dari insiden tragis yang baru-baru ini terjadi. Belasan siswa SMPN 7 Mojokerto terseret ombak saat bermain di pantai ini. Dari kejadian itu, tiga siswa meninggal dunia, satu masih dinyatakan hilang, dan sembilan lainnya berhasil diselamatkan.
Kejadian ini menambah panjang daftar kecelakaan laut di Pantai Drini yang sering dipicu oleh fenomena arus rip.
Bahaya Pantai Drini sebenarnya sudah lama menjadi perhatian para peneliti, termasuk tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Para akademisi seperti Hendy Fatchurohman, Alfiatun Nur Khasanah, dan Ahmad Cahyadi telah melakukan studi mendalam terkait fenomena ini.
Hasil penelitian mereka yang diterbitkan pada tahun 2021 di jurnal Natural Hazards and Earth System Sciences mengungkapkan fakta penting mengenai arus rip yang menjadi salah satu ancaman utama di Pantai Drini.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa arus rip di Pantai Drini bersifat stasioner dan sangat dipengaruhi oleh kondisi batimetri, yakni struktur dasar laut. Arus ini terbentuk di celah antara rataan terumbu karang, dengan substrat pasir di dasarnya.
Saat kondisi tertentu terpenuhi, arus rip dapat mencapai panjang hingga 250 meter dan lebar rata-rata 10,25 meter. Kecepatan arus juga cukup mengkhawatirkan, dengan rata-rata 0,31 meter per detik, dan dapat meningkat drastis hingga 0,66 meter per detik ketika melewati area tertentu yang dikenal sebagai “leher arus rip.”
Karakteristik arus ini menjadikannya sangat berbahaya bagi wisatawan yang tidak menyadari keberadaannya. Arus rip dapat menarik seseorang ke tengah laut dalam waktu singkat, terutama jika wisatawan berenang di zona leher arus.
Kecepatan arus yang tinggi dan sirkulasi yang sempit di area ini membuatnya sulit dihindari, bahkan oleh perenang berpengalaman.
Dalam penelitian tersebut, tim UGM menggunakan pewarna fluoresens untuk melacak pergerakan arus rip. Teknik ini tidak hanya memberikan gambaran visual tentang bahaya yang tersembunyi, tetapi juga menjadi alat edukasi yang efektif.
Pewarna ini membantu menunjukkan lokasi-lokasi berbahaya kepada wisatawan sekaligus menjadi bukti visual yang kuat untuk kampanye keselamatan pantai. Temuan ini juga telah dipublikasikan di media sosial, menarik perhatian puluhan ribu orang dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya memahami risiko di Pantai Drini.
Salah satu langkah mitigasi yang disarankan oleh para peneliti adalah penggunaan bendera peringatan di lokasi-lokasi tertentu yang rawan arus rip. Bendera ini dapat dipindahkan sesuai dengan kondisi pasang surut untuk memberikan informasi terkini kepada pengunjung tentang zona larangan berenang.
Dengan sifat arus rip yang relatif stasioner, langkah ini dianggap cukup efektif untuk mengurangi risiko kecelakaan laut.
Meski penelitian ini sudah memberikan gambaran yang cukup jelas tentang bahaya arus rip di Pantai Drini, para peneliti menekankan perlunya studi lanjutan. Karakteristik arus, variasi waktu, serta kecepatan arus perlu dipahami lebih mendalam untuk memperkuat upaya mitigasi dan keselamatan pengunjung.
Selain itu, kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah, dan pengelola wisata menjadi kunci untuk menerapkan rekomendasi penelitian ini di lapangan.
Kejadian tragis yang menimpa para siswa SMPN 7 Mojokerto seharusnya menjadi pengingat keras bagi semua pihak. Keindahan Pantai Drini memang mengundang, tetapi memahami bahaya yang tersembunyi adalah hal yang tidak boleh diabaikan.
Edukasi dan kesadaran tentang fenomena arus rip harus ditingkatkan, tidak hanya di Pantai Drini tetapi juga di pantai-pantai lain di wilayah pesisir selatan Jawa. Dengan langkah preventif yang tepat, nyawa-nyawa tak bersalah dapat diselamatkan, dan keindahan Pantai Drini tetap dapat dinikmati dengan aman.
Penulis : Mashur Imam