Pantas Disesalkan, Karakteristik Negara Maju Tidak Ada pada Masyarakat Indonesia, Begini Penjelasan Sri Mulyani

Rabu, 11 Desember 2024 - 09:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

pandangan Sri Mulyani tentang negara maju (Ilustrasi/Arif)

pandangan Sri Mulyani tentang negara maju (Ilustrasi/Arif)

Frensia.id- Secara umum, mentalitas dari masyarakat Indonesia mempunyai karakter untuk menjadi pegawai dengan penghasilan tetap tiap bulan.

Hal tersebut dapat dilihat dari minat para generasi mudanya yang senantiasa mengidam-idamkan untuk menjadi pegawai, lebih-lebih dalam kapasitas sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Tidak aneh apabila terdapat rekrutmen CPNS pendafataran senantiasa membludak dan menjadi perbincangan hangat.

Kondisi seorang pegawai memang sangat menjanjikan, dikarenakan seseorang menempati posisi aman dan stabil dari segi finansialnya. Penghasilan yang diperoleh tiap bulannya tidak pernah mengalami penurunan, sekalipun banyak absennya.

Pada konteks ini, berbeda sekali dengan apa yang dialami oleh pengusaha, semisal. Profit perbulan yang diperoleh selalu mempersyaratkan etos kerja yang tinggi dan keuntungan dari banyak variable medan yang mesti dihadapi, lagi-lagi tidak dapat dipastikan kejelasannya.

Bisa jadi, apabila seorang pengusaha pada bulan tersebut beruntung maka keuntungan yang diperoleh senantiasa melimpah. Begitu pula dengan sebaliknya, saat keberuntungan tidak bisa diraih maka kerugian berarti yang menimpa.

Baca Juga :  Istimewa! DPC PKB Jember Gelar Sarasehan-Sosialisasi Beasiswa Pendidikan untuk Santri

Status seorang pegawai merupakan titik aman yang tidak mempunyai kadar resiko cukup diperhitungkan. Sehingga pantas saja banyak orang yang mempunyai harapan untuk menggapai posisi tersebut.

Sekalipun banyak yang tidak dapat mencapainya, dikarenakan beberapa alasan administratif yang kurang memadai akan tetapi secara mentalitas bisa dikatakan sekalipun bukan seluruhnya, masyarakat Indonesia bermental seperti itu.

Dalam tinjauan negara maju, ternyata status dan mentalitas pegawai merupakan bukan indikator negara bisa dikatakan maju. Hal ini pernah diutarakan oleh Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani.

Menteri yang menangani persoalan keuangan negara sejak era presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, memberi perbandingan dalam penjelasannya untuk memberikan gambaran terkait bagaimana situasi negara maju, sebagaimana yang ia maksudkan.

Baca Juga :  Bupati Jember Minta Ribuan Mahasiswa KKN Kolaboratif Bersinergi untuk Mengentaskan Kemiskinan

“kenapa dia disebut negara maju dan kita negara berkembang, kalau saya perhatikan sistemnya adalah mereka asetnya kerja keras, orangnya kerja biasa-biasa aja”, demikian jelasnya.

Terdapat perbedaan cukup signifikan yang bisa diperhatikan dalam paparannya, bahwa negara maju masyarakatnya mampu memanfaatkan aset yang ia miliki untuk menambah nilai ekonomi, tidak sekedar menggantungkan pada bayaran atau gaji yang dimiliki.

Hal ini yang terjadi sebaliknya pada masyarakat Indonesia, lanjut paparan Sri Mulyani, bahwa masyarakat Indonesia cenderung bekerja keras sedangkan aset yang dimiliki tidur atau bisa dikatakan tidak dimanfaatkan untuk menghasilkan profit.

Kecenderungan masyarakat Indonesia secara mayoritas inilah yang perlu disesalkan, berdasarkan gagasan yang dikemukakan oleh Menteri Keuangan Indonesia tersebut, mentalitas masyarakat Indonesia cenderung menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak bisa maju.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah
Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia
Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi
WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember
Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media
Direktur Politeknik Negeri Jember Dukung Penuh Reaktivasi Bandara Notohadinegoro
Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso Tegaskan Perkawinan Anak Akar Kemiskinan Struktural
Rektor UIN KHAS Baca Trilogi Ikrar Moderasi Beragama, Begini Isinya!

Baca Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2025 - 06:14 WIB

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Selasa, 19 Agustus 2025 - 15:16 WIB

Tanpa Bambu, Bumi Akan Mati! Kata Peneliti Universitas Kolombia

Selasa, 19 Agustus 2025 - 10:24 WIB

Ribuan Maba UIN KHAS Jember Ikuti PBAK 2025, Usung Tema Ekoteologi

Senin, 18 Agustus 2025 - 16:49 WIB

WASPADA! Peneliti Ungkap “Satu Benda” Paling Berbahaya Pemicu Kecelakaan Ojek Online di Jember

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:18 WIB

Raih Penghargaan! KUA Kaliwates Terbaik Soal Engagement Media

TERBARU

Ilustrasi Bulan Safar

Educatia

Rabo Wekasan: Antara Tradisi, Doa, dan Catatan Ilmiah

Rabu, 20 Agu 2025 - 06:14 WIB

(Sumber foto: Istimewa)

Regionalia

Kejari Jember Mulai Periksa Bidik Tersangka Kasus Sosperda

Selasa, 19 Agu 2025 - 21:33 WIB