Frensia.id – Debat ketiga Pilkada Jember berlangsung sengit pada 23 November 2024. Para pasangan calon (paslon) berlomba-lomba memaparkan visi dan misi mereka dengan penuh semangat.
Salah satu momen menarik datang dari Paslon 01, Hendy Siswanto-Firjoun, yang dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan perempuan yang lebih substantif daripada sekadar pemberian daster gratis.
Hendy Siswanto membuka pemaparannya dengan menekankan pentingnya kekuatan budaya dan ketahanan sosial di Kabupaten Jember. Ia menguraikan bagaimana Jember, sebagai tempat pertemuan kultur Jawa dan Madura, memiliki kekayaan kearifan lokal yang unik dan beragam.
“Pertemuan kultur ini menghasilkan kekayaan kearifan lokal yang luar biasa,” ujar Hendy.
Ia juga menyebutkan kesenian Jember yang telah diakui sebagai warisan budaya nasional dan sektor pertanian yang berhasil membawa nama besar Jember di kancah nasional.
Dalam visi gender equality, Hendy menekankan bahwa Kabupaten Jember telah memfasilitasi kesetaraan peluang bagi lelaki dan perempuan, termasuk di birokrasi.
“Sebanyak 54% ASN di Jember adalah kaum hawa, dan kami terus mendorong pelaku UMKM perempuan untuk berkembang melalui pelatihan,” tegasnya.
Tak hanya itu, Hendy juga memaparkan keberhasilan pemerintahannya dalam menurunkan angka pernikahan anak dan menjadikan Jember sebagai kabupaten ramah anak.
“Kami konsisten mengadvokasi perempuan dan anak korban kekerasan dalam rumah tangga,” tambahnya.
Ia juga menyebut program kesehatan gratis yang melindungi keluarga miskin dari beban biaya berobat sebagai salah satu kebijakan yang berdampak besar.
“Emak-emak tidak hanya butuh daster gratis, tetapi juga kebijakan yang melindungi keluarga mereka,” ucap Hendy, yang disambut tepuk tangan meriah.
Tak ketinggalan, Hendy-Firjoun memaparkan upaya pembangunan infrastruktur, seperti Bandarit, yang diharapkan dapat mendongkrak ekonomi warga setempat dan memperluas akses informasi.
Ia juga menyoroti ruang kreatif bagi generasi muda di Alun-Alun J-Club dan RTH, serta penguatan perlindungan bagi pekerja migran asal Jember melalui kerja sama dengan Pemprov dan Kementan.
Debat ini menegaskan komitmen Paslon 01 untuk memperjuangkan Jember yang lebih inklusif, inovatif, dan ramah bagi semua golongan, terutama perempuan dan anak.
Sebagai penutup, mereka menegaskan bahwa pembangunan yang mereka rancang bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi seluruh masyarakat.