Frensia.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meresmikan 42 Satuan Pelayanan Program Gizi (SPPG) NU sekaligus menyerahkan paket Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada 50.000 santri. Acara ini digelar di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Karangharjo, Silo, Jember, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025).
Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, dalam sambutannya menegaskan bahwa keterlibatan NU dalam program MBG merupakan wujud khidmah jam’iyah terhadap warga NU.
“Keikutsertaan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama dalam pelaksanaan program pemerintah berupa makan bergizi gratis ini adalah wujud himmah untuk berkhidmat kepada jamaah dan sekian banyak warga NU,” ujarnya.
KH. Yahya mengungkapkan, berdasarkan survei pada Agustus–September 2025, lebih dari 50% umat Islam Indonesia mengaku sebagai warga NU.
“Baru kemarin kami melakukan diskusi di antara teman-teman pengurus terkait satu hasil survei terbaru oleh lembaga survei Alvara. Di antara hasil survei yang dikeluarkan pada bulan Agustus–September tahun ini adalah bahwa 57,2% dari seluruh umat Islam di Indonesia mengaku sebagai orang NU. Saya kira ini tidak kurang dari 140 juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia, yang jumlah keseluruhannya sekarang kira-kira 285 juta jiwa.” katanya.
Terkait peresmian SPPG, KH. Yahya menjelaskan bahwa dari 42 unit yang diresmikan, sebanyak 17 sudah beroperasi melayani 50.000 santri.
“Kita meresmikan 42 SPPG, dan yang sudah beroperasi sebanyak 17 SPPG yang melayani sekitar 50.000 santri. Satu SPPG, saya dengar, membutuhkan estimasi biaya sekitar Rp2 miliar; dikalikan 17 menjadi Rp34 miliar. Itu hanya cukup untuk memberikan layanan kepada 50.000 santri, padahal teman-teman kita tidak hanya 50.000,” terangnya.
Menurutnya, mustahil NU mampu menjalankan program tersebut secara merata jika hanya mengandalkan sumber daya sendiri. Cara paling masuk akal adalah bekerja sama dengan pemerintah.
“Kalau NU ingin melakukan program sendiri untuk warganya, tidak mungkin program itu terlaksana secara merata berdasarkan kondisi saat ini. Cara yang paling masuk akal untuk berkhidmat kepada warga dan masyarakat adalah bekerja sama dengan pemerintah.” tegasnya.
Ia pun berpesan agar pelaksana SPPG bekerja sungguh-sungguh dan hati-hati. Menurutnya kesehatan anak bukan sekadar statistik.
“Saya minta kepada pelaksana/operator SPPG agar sungguh-sungguh teliti dan berhati-hati, karena kesehatan anak bukan sekadar statistik. Setiap orang adalah nyawa dan masa depan kita.” pungkasnya.