Pekerja Migran Indonesia Asal Jember Dipulangkan karena Sakit, Begini Kisahnya

Jumat, 20 Desember 2024 - 17:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pekerja Migran Indonesia Asal Jember Dipulangkan karena Sakit, Begini Kisahnya (Sumber foto: Sigit/Frensia.Id)

Pekerja Migran Indonesia Asal Jember Dipulangkan karena Sakit, Begini Kisahnya (Sumber foto: Sigit/Frensia.Id)

Frensia.Id- Pekerja Migran Indonesia asal Jember, Septia Kurnia Rini (38), dipulangkan ke  Indonesia karena sakit. Keadaannya sedang sakit dengan tangan dan kaki yang menghitam.

Wanita yang akrab di sapa Septa mengatakan bahwa dirinya bekerja di Singapura sudah tiga tahun. Kontraknya di sana sebenarnya belum selesai, tapi karena sakit ia dipulangkan oleh majikannya .

“Saya di Singapura sudah tiga tahun, tahun 2021 yang berangkat kesana. Sebenarnya belum habis kontrak, cuman karena saya sakit akhirnya dipulangkan sama majikan,” kata Septa, Jum’at (20/12/2024).

Sebelumnya, Septa tidak bekerja atau berstatus sebagai ibu rumah tangga. Memutuskan untuk bekerja ke luar negeri karena ingin membantu suami untuk merubah keadaan ekonomi keluarganya.

Septa memulai pekerjaan di Singapura sebagai helper alias pembantu sejak tahun 2021.

“Saya bekerja sebaga helper, domestik lah. Awal pertama kali kontrak dua tahun, kemudian riniew lagi dua tahun. Satu tahun setelahnya saya sakit, akhirnya dipulangkan,” tuturnya menambahkan.

Awal sakit, sebenarnya hanya bisul selama empat hari. Ketika pergi ke klinik pun bilang kalau penyakitnya itu adalah bisul.

“Sebenarnya sakitnya cuma bisul, selama empat hari. Klinik juga bilang kalau ini bisul, cuman ga ada matanya tapi merah,” ucapnya menerangkan.

Beberapa hari kemudian Septa pergi ke rumah sakit dan di operasi. Setelah di operasi, ia mengalami koma selama 9 hari.

“Setelah operasi saya koma, jadi ga sadar. Sembilan hari koma, saya bangun tangan dan kaki sudah hitam,” terangnya.

Septa mengaku tidak mengetahui apa penyebab tangan dan kakinya menghitam. Ketika sadar dari koma, ia mengaku tangan dan kakinya sudah dibungkus dan diikat.

“Itu karena apa saya ga tahu, ketika bangun posisi tangan dan kaki saya dibungkus dan diikat. Selama 13 hari di Singapura, saya seperti orang lumpuh, tangan dan kaki tidak bisa digerakkan,” ujarnya.

Baca Juga :  Tembus Ratusan! Peserta Bimbingan Nikah KUA Kaliwates Terbanyak Se-Kabupaten Jember
Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Menakar Kepemimpinan Sai Yusuf: PMII Berperan, Jawa Timur Berperadaban
Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember
Capai Nilai IKPA Sempurna 100%, Polres Jember Raih Penghargaan Dari Kapolri
Pemkab Jember Resmi Gratiskan Parkir Jalan Wewenang Dishub.
Diduga Adanya Penyelewengan Dana Pokir, Aktivis Anti Korupsi Situbondo Desak KPK Turun
Banyuwangi Kembali Berprestasi! Sekretariat DPRDnya Sabet Penghargaan JDIH Award Jatim 2025
Tembus Ratusan! Peserta Bimbingan Nikah KUA Kaliwates Terbanyak Se-Kabupaten Jember
Potensi Wisata Jember Meningkat, Wisatawan Mancanegara Akan Datangi Beberapa Lokasi
Tag :

Baca Lainnya

Selasa, 27 Mei 2025 - 16:25 WIB

Menakar Kepemimpinan Sai Yusuf: PMII Berperan, Jawa Timur Berperadaban

Sabtu, 24 Mei 2025 - 12:11 WIB

Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Jumat, 23 Mei 2025 - 15:28 WIB

Capai Nilai IKPA Sempurna 100%, Polres Jember Raih Penghargaan Dari Kapolri

Kamis, 22 Mei 2025 - 09:45 WIB

Pemkab Jember Resmi Gratiskan Parkir Jalan Wewenang Dishub.

Rabu, 21 Mei 2025 - 19:07 WIB

Diduga Adanya Penyelewengan Dana Pokir, Aktivis Anti Korupsi Situbondo Desak KPK Turun

TERBARU

Gambar Moh. Nor Afandi Ketua Umum Terpilih Munas Adapi (Grafis Frensia)

Educatia

MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Rabu, 28 Mei 2025 - 12:08 WIB