Prabowo “Gemoy”, Dianggap Peneliti Italia Sebagai Gaya Otoriter Populis

Friday, 11 October 2024 - 12:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Prabowo “Gemoy” Dianggap Peneliti Italia Sebagai Gaya Otoriter Populis (Ilustrasi Frensia)

Gambar Prabowo “Gemoy” Dianggap Peneliti Italia Sebagai Gaya Otoriter Populis (Ilustrasi Frensia)

Frensia.id- Prabowo Subianto memang unik. Baru-baru ini gaya politiknya di Pilpres 2024 kemari membuat tertarik beberapa akademisi mancanegara. Salah satunya adalah Aurora Donzelli, seorang akademisi asal Bologna, Italia.

Artikel karya Aurora Donzelli menggambarkan Prabowo Subianto sebagai tokoh baru dalam tren otoritarianisme populis di Indonesia. Pada pemilu 14 Februari 2024, lebih dari 200 juta warga Indonesia memberikan suara mereka dalam sebuah konsultasi pemilu yang masif, yang dianggap sebagai salah satu pemilu terbesar di dunia.

Kemenangan Prabowo pada pilpres 2024 ini dianggapnya menimbulkan kekhawatiran di kalangan intelektual, seniman, dan aktivis pro-demokrasi di Indonesia serta pengamat internasional. Sebab, meskipun memiliki rekam jejak yang kontroversial, termasuk keterlibatannya dalam pelanggaran hak asasi manusia di Timor Leste, Prabowo berhasil menampilkan citra yang lembut dan populis dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI).

Fenomena ini dipandang sebagai contoh bagaimana otoritarianisme modern menggunakan strategi komunikasi yang lebih halus dalam konteks digital. Dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) generatif, Prabowo memanipulasi persepsi publik, menampilkan dirinya sebagai sosok yang lembut dan simpatik, terlepas dari sejarahnya yang penuh kekerasan.

Baca Juga :  DPRD akan Panggil 3 RSD Terkait Tunggakan Utang Ratusan M Buntut Program J-Keren

Aurora Donzelli, dalam analisisnya, menyebut bahwa Prabowo menciptakan personifikasi yang secara emosional “gemas” atau “imut,” sebuah citra yang biasanya dikaitkan dengan hal-hal yang mengundang rasa sayang, seperti anak kucing atau boneka beruang.

Citra ini, menurut pengamat, merupakan bentuk manipulasi afektif yang digunakan untuk meraih dukungan massa. Ini mencerminkan tren global dalam politik di mana figur otoriter semakin menggunakan strategi populis untuk menampilkan diri sebagai pelindung rakyat, meskipun di balik layar tetap melakukan praktik-praktik represif.

Prabowo, yang sebelumnya dikenal dengan pendekatan militeristik dan nasionalisnya, kini berhasil mengubah citra tersebut menjadi lebih populis, mencerminkan bagaimana politisi otoriter di era modern beradaptasi dengan tuntutan visual dan emosional dari pemilih.

Baca Juga :  Pemkab Jember Hibur Masyarakat Kencong dengan Pesta-Jalan Sehat Kampoeng

Sebagai presiden baru Indonesia, Prabowo dihadapkan pada tantangan besar, termasuk masalah demokrasi dan lingkungan. Meskipun retorikanya terkesan lembut, kebijakan-kebijakan yang diusulkannya, seperti kelanjutan proyek ibu kota baru Nusantara dan ketergantungan pada energi fosil, menunjukkan keberlanjutan tren otoritarianisme di Indonesia.

Proyek besar ini berisiko merusak lingkungan dan mengancam hak-hak masyarakat adat, yang semakin meningkatkan kekhawatiran tentang masa depan demokrasi dan hak asasi manusia di Indonesia.

Dalam konteks ini, kemenangan Prabowo tidak hanya menandakan keberlanjutan tradisi otoritarianisme di Indonesia, tetapi juga bagaimana politik populis berkembang di era digital.

Dengan memanfaatkan teknologi AI untuk menciptakan citra yang “lembut,” Prabowo memperlihatkan bahwa batas antara otoritarianisme dan populisme semakin kabur, di mana kontrol politik tetap ada, tetapi dengan wajah yang lebih ramah di mata publik.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Temui Kelompok Tani Jember, Bupati Fawait Minta Masukan Soal Pertanian
Bupati Fawait Ajak Siswa Kencong Cegah Pernikahan Dini
Pemkab Jember Hibur Masyarakat Kencong dengan Pesta-Jalan Sehat Kampoeng
Melalui Program Bunga Desaku, Kencong Diproyeksikan Jadi Poros Ekonomi Selatan Jember
Komisi B DPRD Jember Tunda Rapat dengan DTPHP Gegara Plt Kepala Dinas Tidak Hadir
Purbaya Fenomenal! Sentimen Publik Kebijakannya Diteliti Akademisi Universitas Malikushaleh
Kejari Tahan Tersangka Dugaan Korupsi Sosraperda yang Sempat Mangkir dari Panggilan
Sapa Masyarakat, Bupati Ajak Warga Panti Jember Jalan Sehat-Sosialisasikan Program Kesehatan
Tag :

Baca Lainnya

Saturday, 22 November 2025 - 17:32 WIB

Temui Kelompok Tani Jember, Bupati Fawait Minta Masukan Soal Pertanian

Saturday, 22 November 2025 - 17:19 WIB

Bupati Fawait Ajak Siswa Kencong Cegah Pernikahan Dini

Saturday, 22 November 2025 - 17:15 WIB

Pemkab Jember Hibur Masyarakat Kencong dengan Pesta-Jalan Sehat Kampoeng

Saturday, 22 November 2025 - 17:09 WIB

Melalui Program Bunga Desaku, Kencong Diproyeksikan Jadi Poros Ekonomi Selatan Jember

Thursday, 20 November 2025 - 23:25 WIB

Komisi B DPRD Jember Tunda Rapat dengan DTPHP Gegara Plt Kepala Dinas Tidak Hadir

TERBARU

Bupati Jember saat menemui para siswa di Kencong (Foto: Frensia/Sigit)

Economia

Bupati Fawait Ajak Siswa Kencong Cegah Pernikahan Dini

Saturday, 22 Nov 2025 - 17:19 WIB