Frensia.id- Dalam sebuah kesempatan, Prabowo Subianto pernah ditanya oleh Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa (20/06/2023) tentang buku rekomendasi untuk anak-anak muda Indonesia.
Menteri Pertahanan RI kala itu sempat terdiam lantas baru mengungkapkan,”Saya banyak belajar dan kagum pada Paulo Coelho. Beberapa buku dia tidak terlalu panjang, tapi filosofinya sangat tinggi, Yang paling berpengaruh bagi saya adalah ‘Warrior of The Light’ – Paulo Coelho, itu enggak tebal, ringkas. Tapi pelajarannya itu membangkitkan semangat saya, luar biasa itu buku“.
Sebagaimana tercatat dalam ingatan sejarah bangsa Indonesia, Prabowo Subianto pernah mengalami kegagalan ,dalam kontestasi politik, sebanyak tiga kali berturut-turut. Pertama pada Pemilu 2009 gagal menjadi cawapres, kedua pada pemilu 2014 gagal menjadi capres dan ketiga pada pemilu 2019 gagal lagi menjadi capres. Kemudian pada Pemilu 2024, baru mendapatkan mandat langit sebagai presiden terpilih berdasarkan pengumuman dari KPU RI (20/03/2024).
Apakah ngototnya Prabowo salah satunya juga dipengaruhi oleh bacaan beliau yang mana diantaranya adalah karya Coelho ini. Istilah “ngotot” adalah artikulasi dari media dalam menjelaskan upaya Prabowo yang maju dan gagal sampai tiga kali. Sedangkan beliau sendiri memberi istilah atas upayanya dengan “pejuang”.
Kata dasar dari Istilah tersebut merupakan tema yang menjadi inti dari cerita dalam novel-novel Coelho, lantas berdampingan pula dengan kata pantang menyerah, keinginan yang kuat dsb. Apakah buku yang ia sebutkan juga memberi pengaruh terhadap upayanya yang pantang menyerah? Jika memang benar, Sebenarnya apa yang terkandung dalam buku tersebut?
Buku ini mengandung nasihat-nasihat yang diperuntukkan bagi pembacanya untuk menemukan sosok ksatria cahaya (Warrior of The Light) yang ada pada diri masing-masing. Gaya tutur Coelho mengingatkan pada gaya filsafat Nietzsche, yang mana ia berbicara tidak dengan narasi panjang-panjang untuk mengantarkan pada sebuah kesimpulan, tetapi menggunakan sebuah maxim, aforisma. Kata-kata pendek bermajas, dimana pembaca akan berfikir keras untuk mengartikan maksud dari penulis.
Nasihat yang disampaikan dari masing-masing halaman mencoba untuk membangkitkan kesadaran menyongsong takdir hidup yang seluruhnya tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Terdapat halangan dan rintangan bagi seseorang dalam menggapai keinginan, oleh karenanya bagaimana seorang ksatria cahaya akan selalu berfokus dan pantang menyerang untuk menerima semua takdirnya dan tidak gampang putus asa dalam memenuhi legenda pribadinya.
Salah satu kutipan untuk seorang ksatria cahaya, sebagaimana berikut.
“di awal perjuangannya, sang ksatria cahaya menyatakan: “aku punya mimpi”. Setelah beberapa tahun , dia menyadari bahwa sebenarnya mungkin untuk mencapai tujuannya, dia tahu bahwa dia akan dihargai.
Saat itu ia merasa sedih. Dia tahu tentang ketidakbahagiaan orang lain, tentang kesepian dan frustrasi yang dialami oleh begitu banyak umat manusia, dan tidak percaya bahwa dia pantas menerima apa yang akan dia terima.
Malaikatnya berbisik:”serahkan semuanya”. Ksatria itu berlutut dan mempersembahkan penaklukannya kepada Tuhan. Tindakan menyerah itu memaksa Ksatria untuk berhenti mengajukan pertanyaan bodoh dan membantunya mengatasi bersalahnya.
Dalam setiap butir nasihatnya, Coelho tidak selalu menggunakan buah pikirannya sendiri dalam beberapa halaman yang lain. Ia juga mengutip kalimat terkenal dari seorang pesohor. Salah satu diantaranya berasal dari percakapan Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan dengan Amr bin Al-Ash, yang mana keduanya adalah sahabat Nabi Muhammad SAW.
Khalifah Mu’awiyah bertanya kepada Amr bin Al-Ash rahasia keterampilan politiknya yang hebat: “saya tidak pernah terlibat dalam sesuatu tanpa terlebih dahulu mengerjakan retret saya. Kemudian lagi, saya tidak pernah masuk ke dalam suatu situasi dan langsung ingin lari keluar lagi”.
Tidak banyak mutiara-mutiara hikmah yang disampaikan dalam buku ini, ada seluruhnya berjumlah 133 paragraf. Buku ini dimulai dengan sebuah prolog pendek, bercerita tentang anak kecil dan seorang wanita berkerudung yang memberikannya definisi mengenai apa itu ksatria cahaya,”dia adalah seseorang yang mampu memahami keajaiban hidup, berjuang sampai akhir untuk sesuatu yang dia yakini”.
Pada epilog, wanita tersebut muncul kembali dan memberikan penjelasan tentang karakter seorang ksatria cahaya,
”Dengan cara yang sama, Warrior of the Light tahu bahwa segala sesuatu di sekelilingnya, kemenangannya, kekalahannya, antusiasmenya dan keputusasaannya merupakan bagian dari pertarungan baiknya. Dan dia akan tahu strategi mana yang harus digunakan ketika dia membutuhkannya. Seorang pejuang tidak berusaha menjadi koheren, dia telah belajar untuk hidup dengan kontradiksinya”.