Putusan Mahkamah Konstitusi : ‘Suara Tuhan’ dan ‘Laga Takdir’

Selasa, 16 April 2024 - 22:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.idAda gula, ada semut adalah ungkapan yang pas untuk menggambarkan sengketa pilpres seperti sengketa pemilihan presiden 2024 ini.

Dilansir dari berbagai sumber proses persidangan perkara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) atau sengketa pilpres 2024 hampir menunju titik final. Mahkamah Konstitusi (MK) hanya menunggu waktu untuk menggelar sidang pengucapan putusan.

Pemohon dalam sengketa pilpres 2024 ini adalah kubu 01 Anis Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu Paslon 03 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Sedangkan pihak Termohon adalah Komisi pemilihan umum (KPU).

Adapun pihak Terkait adalah Prabowo dan Gibran yang dinyatakan menjadi pemenang satu putaran pilpres dengan perolehan suara 96. 214. 691 dan diyantakan menang di 36 dari 38 provinsi seluruh Indonesia.

Dalam persidangan para tim hukum andalan masing-masing pihak sudah berusaha membeberkan fakta, menyanggah, menghadirkan saksi ahli bahkan para menteri pun turut dihadirkan untuk memberikan keterangan di depan Mahkamah Konstitusi.

Hari ini semua pihak –dan masyarakat Indonesia– sedang menunggu putusan Mahkamah Konstitusi. Sebuah putusan yang dianggap sebagai suara Tuhan.

Putusan MK: Suara Tuhan

Putusan MK adalah Suara Tuhan. Ungkapan metaforis ini tentu tidak berlebihan. Layaknya Suara (baca: keputusan)Tuhan yang harus diterima dan kehendaknya tidak bisa digugat. Keputusan MK pun demikian, sebagai keputusan akhir yang sifatnya mengikat, putusannya mau tidak mau harus diikuti

Baca Juga :  Ribuan Non-ASN di Jember Terancam Dirumahkan, Ini Solusi dari BKPSDM

Sebagaimana amanah Pasal 24 C ayat (1) UUD 194 bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final salah satunya untuk memutus perselisihan hasil pemilu.

Begitu juga yang tertuang dalam Pasal 10 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi, yang menyatakan: “Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final…”

Dengan Demikian sejak diketuk palu putusan Sengketa Pilpres oleh MK maka putusan tersebut telah berkekuatan hukum (in Kracht). Artinya sejak putusan itu dibacakan maka sudah berlaku dan segera dieksekusi sehingga tidak ada ruang upaya hukum.

Itu sebabnya putusan MK layaknya Suara Tuhan. Tidak ada ruang untuk menangkalnya dan menggerutu atas hasil itu.

Sengketa Pilpres: Laga Takdir

Hari ini banyak pihak yang mengamati dan memprediksi putusan MK yang dianggap suara Tuhan itu. Ada yang memprediksi putusan MK seperti putusan-putusan MK sebelumnya yang menolak permohonan hasil polres yang berlangsung sejak 2004.

Baca Juga :  Ahmad Khozinudin, Kuasa Hukum Penggugat PIK-2, Perlu Ditangkap Karena Sebar Paham Khilafah?

Bisa jadi putusan MK mengabulkan permohonan, jika tidak seluruhnya, setidak-tidaknya sebagian permohonan. Sebab hari ini MK sedang memulihkan citra dan trus publik. Bisa jadi demikian, dan itu akan tercatat sebagai sejarah.

Keputusan itu semua ada di tangan hakim MK, ada 8 hakim yang akan bermusyawarah menentukan putusannya. Jika dalam rapat musyarawah hakim (RPH) hasilnya sama 4 dan 4 artinya yang menerima 4 dan menolak 4 maka pihak yang ada ketua MK dinyatakan menang sebagaimana pasal 45 UU MK.

Suhartoyo sebagai ketua MK adalah kunci. Terlepas dari semua itu, sengketa Pilpres di MK ini hanya sebuah laga, sebagai upaya namun semua itu sudah ada garis takdir dari Tuhan yang mahakuasa.

Singkatnya siapapun yang jadi itu adalah takdir Tuhan dan harus diterima. Hal yang penting dicatat hakim MK harus benar-benar adil dan siapapun yang jadi haru mengabdi kepada kebenaran dan rakyat bukan kepentingan pribadi dan golongannya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Negara atau Rentenir? STNK Mati, Motor Ikut Pergi
Catat Waktunya! BKN Edarkan Surat Pengangkatan PPPK Tahun ini
Jelang Lebaran, DPC PDI Perjuangan Distribusikan Parsel Ramadan
Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat
Bupati dan Wakil Bupati Jember Dikabarkan Tak Harmonis, Begini Kata Ketua Fraksi Nasdem DPRD Jember
348 SD di Jember Rusak Berat, Anggota Komisi X DPR RI Akan Temui Bupati Secara Langsung
Bupati dan Wakil Bupati Jember Dikabarkan Kurang Harmonis, Ketua Fraksi PDIP DPRD Jember: Harus Duduk Bareng dan Berdiskusi untuk Kepentingan Masyarakat
Bupati dan Wakil Bupati Jember Diisukan Tidak Harmonis, Begini Kata Ketua DPC PKB Jember

Baca Lainnya

Rabu, 19 Maret 2025 - 05:57 WIB

Negara atau Rentenir? STNK Mati, Motor Ikut Pergi

Selasa, 18 Maret 2025 - 19:30 WIB

Catat Waktunya! BKN Edarkan Surat Pengangkatan PPPK Tahun ini

Senin, 17 Maret 2025 - 12:03 WIB

Jelang Lebaran, DPC PDI Perjuangan Distribusikan Parsel Ramadan

Senin, 17 Maret 2025 - 07:00 WIB

Marak Pasien Kesulitan Berobat Gratis di Jember, Wabup Djoko Susanto: Bagaimanapun Keadaannya, Tugas Pemerintah Daerah Adalah Memperhatikan Kesejahteraan Masyarakat

Sabtu, 15 Maret 2025 - 13:47 WIB

Bupati dan Wakil Bupati Jember Dikabarkan Tak Harmonis, Begini Kata Ketua Fraksi Nasdem DPRD Jember

TERBARU

Opinia

Negara atau Rentenir? STNK Mati, Motor Ikut Pergi

Rabu, 19 Mar 2025 - 05:57 WIB

Kolomiah

Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan

Selasa, 18 Mar 2025 - 18:52 WIB

Dag Solstad Tutup Usia (Ilustrasi: Prase)

Destinia

Dag Solstad, Sastrawan Terbesar Norwegia Tutup Usia

Senin, 17 Mar 2025 - 22:14 WIB