RCTI Kembali Menggelar Hafiz Indonesia Bulan Puasa 2024, Bagaimana Dampaknya?

Selasa, 27 Februari 2024 - 19:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peluncuran Hafiz Indonesia 2024 dari akun resmi YouTube @Hafiz Indonesia

Peluncuran Hafiz Indonesia 2024 dari akun resmi YouTube @Hafiz Indonesia

Frensia.id – Salah satu stasiun telivisi swasta di Indonesia, RCTI setiap menyambut bulan puasa Ramadhan memiliki ragam program khusus untuk ikut memeriahkan bulan yang selalu dinantikan orang Islam tersebut.

Salah satu program andalan RCTI yang banyak mendapat sorotan ialah Hafiz Indonesia yang dimulai sejak 2013.

Mengusung konsep talent show, acara RCTI ini menampilkan anak-anak usia tiga sampai sepuluh tahun yang berkompetisi untuk melafalkan dan menghafalkan al-Qur’an.

Acara Hafiz Indonesia ini mendapat respon positif dari masyarakat karena tayangan tersebut tidak hanya menjanjikan hadiah semata, namun dapat dijadikan sebagai sarana belajar dan sarana mengembangkan potensi diri untuk menjadi seorang hafidz dan hafidzah serta memotivasi umat.

Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Romi Syahril dalam Judul Penelitian, “Konstruksi Realitas Media Pada Program Hafiz Indonesia (RCTI)”, Jurnal Akrab Juara Volume 7 Edisi Mei 2022 (171-183).

Baca Juga :  Tanggapan Pengamat Bisnis dan UMKM Soal Rencana Street Food Pemkab Jember

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Media dalam hal ini RCTI, memiliki peran penting mengkonstruksi penonton maupun masyarakat secara umum, dengan hasil temuan acara Hafiz Indonesia berhasil mengkonstruksi tayangan sehingga diminati penonton, dan membuat masyarakat yang beragama Islam tergerak untuk membaca dan mulai menghafal al-Qur’an.

Serta acara seperti Hafiz Indonesia berhasil mendorong orang tua agar anak-anak mereka bisa menjadi seperti peserta di Hafiz Indonesia, terlepas dari pihak RCTI yang juga mendapat banyak keuntungan dari tampilan iklan ketika rating sharenya meningkat.

Sehingga, tidak sedikit yang menilai acara ini sebagai ajang cari untung dan eksploitasi anak berkebutuhan khusus.

Akan tetapi, dengan menggunakan teori konstruksi realitas sosial milik Peter L Berger dan Thomas Luckmann, serta analisis konstruksi media massa Burhan Bungin acara Hafiz Indonesia lebih menunjukkan trend positif.

Baca Juga :  MUNAS ADAPI: Berharap UU ASN Direvisi

Berger dan Luckmann berpandangan bahwa kenyataan dibangun secara sosial, dalam pengertian individu-individu dalam masyarakat itulah yang membangun masyarakat. Maka, pengalaman individu tidak terpisahkan dengan masyarakatnya.

Berger memandang manusia sebagai pencipta kenyataan sosial yang objektif melalui tiga momen dialektis yang stimultan, eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.

Tahap eksternalisasi dimulai dari interaksi pesan tayangan Hafiz Indonesia dengan individu pemirsa melalui tayangan televisi.

Sedangkan tahap objektivasi terjadi melalui penyebaran opini sebuah produk sosial (acara televisi) yang berkembang di masyarakat tanpa harus harus terjadi tatap muka antar individu dan pencipta produk sosial itu.

Adapun tahap internalisasi adalah pemahaman atau penafsiran langsung dari suatu peristiwa obyektif sebagai pengungkapan suatu makna, artinya tahap ini merupakan sebagai manifestasi dari proses-proses subyektif orang lain yang dengan demikian menjadi bermakna secara subyektif bagi individu sendiri.(*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Istimewa! UIN KHAS Jember Gelar FGD Bersama Biro SDM Kemenag, Upaya Strategis Percepatan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen
Bupati Gus Fawait Resmikan Launching Beasiswa Bagi Mahasiswa Jember
Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ
Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember
Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket
Resmi Selesai, Ujian SSE UM-PTKIN UIN KHAS Jember Berlangsung Kondusif Tanpa Ada Kecurangan
Sinergi! Kemenag dan LD PBNU Kuatkan Kesadaran Ekoteologi Melalui Masjid
Tawadhu’! Pengasuh Pesantren Nurul Jadid Bicara Tentang Titel Pendidikannya

Baca Lainnya

Kamis, 19 Juni 2025 - 14:48 WIB

Istimewa! UIN KHAS Jember Gelar FGD Bersama Biro SDM Kemenag, Upaya Strategis Percepatan Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen

Kamis, 19 Juni 2025 - 07:00 WIB

Bupati Gus Fawait Resmikan Launching Beasiswa Bagi Mahasiswa Jember

Selasa, 17 Juni 2025 - 11:54 WIB

Teliti Penganggaran Reses! Ficky Septalinda, Anggota DPRD Banyuwangi, Lulus Program Doktoral FISIP UNEJ

Senin, 16 Juni 2025 - 19:16 WIB

Pondok Pesantren Fathur Rahman Gelar Wisuda Kitab Kuning dan Resmikan Cabang MAKTUBA di Jember

Senin, 16 Juni 2025 - 11:59 WIB

Meluruskan Narasi Jokowi soal Pemakzulan Satu Paket

TERBARU