Frensia.id – Rebranding atau perubahan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) secara resmi telah dilaksanakan, pada Jumat (20/12).
Dikutip dari laman resmi Kemendukbangga/BKKBN perubahan nomenklatur itu didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 180 dan 181 Tahun 2024 tentang Kemendukbangga dan BKKBN.
Rebranding dari badan menjadi Kementerian tersebut juga ditandai dengan Tasyakuran peluncuran logo baru yang dilaksanakan di Masjid Kantor Kemendukbangga selepas shalat Jumat.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Dr. H. Wihaji, S.Ag., M.Pd. menyampaikan tasyakuran rebranding logo baru menandai awal baru dari Kemendukbangga yang awalnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional kemudian berganti nomenklatur menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Ia berharap dengan logo baru ini dapat memperkuat citra kementerian dan melekat di hati masyarakat.
“Sesuai logo baru kedepan, harapannya Kemendukbangga bisa menjadi flower, bee, honey yang bisa melayani untuk masyarakat. Sehingga masyarakat datang untuk mendapatkan pelayanan, dan ketika lebah dan bunga bertemu akan menghasilkan madu yaitu
Generasi Emas 2045,” ujar Menteri Wihaji.
Menteri Wihaji juga menjelaskan bahwa perubahan logo BKKBN dari Badan menjadi Kementerian, terpilih dari sayembara yang dinilai oleh ahli, perguruan tinggi dan sebagainya.
“Makna simbolnya semangat baru, kultur baru dan kementerian baru. Maka, hari ini kita launching,” tambahnya.
Wihaji juga menambahkan Kemendukbangga/BKKBN memiliki 5 Quickwin (Langkah Cepat), yaitu:
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) untuk satu juta anak Indonesia;
- Lansia Berdaya;
- erakan Ayah Teladan (GATE);
- Taman Asuh Anak (Tamasya) atau Daycare unggul di lembaga pemerintahan dan swasta; dan
- Al Super Apps tentang keluarga.
Sebagai informasi dari lima langkah cepat yang direncanakan, Kemendukbangga sehari sebelumnya atau Kamis (19/12) telah mewisuda 2.882 lansia sebagai langkah cepat mewujudkan Lansia Berdaya.
“salah satu quick win yaitu program ‘Lansia Berdaya’ sebagai upaya tanggap menghadapi struktur penduduk tua (ageing population),” imbuhnya.
Ia menyebut data penduduk lansia meningkat menjadi 11.75% pada 2023 dan akan menjadi 20.3% di tahun 2045.
“Kondisi ini kalau tidak diperhatikan akan menjadi masalah baru tentang bonus demografi. Oleh karena itu, dari program yang hari ini wisuda menjadi salah satu contoh dari kegiatan yang nanti akan kita tingkatkan menjadi lansia yang berdaya. Ini yang mau kita respon pasca kegiatan wisuda lansia ini,” pungkasnya.