Frensia.id – Film Paku Tanah Jawa merupakan film bergenre horor kolaborasi Indonesia-Malaysia garapan sutradara Bambang Drias, seorang sutradara kawakan yang dikenal dengan sentuhan realismenya dalam menggarap film bermuatan budaya.
Paku Tanah Jawa merupakan sebuah film hasil produksi kolaborasi dua negara antara Malaysia dan Indonesia yang mengangkat kisah nyata dari kehidupan masyarakat Jawa.
Film yang berdurasi 100 menit ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 6 Juni 2024 dan di bioskop Malaysia mulai 25 Juni 2024 mendatang.
Selain itu, dalam film ini mengkolaborasikan aktor dari dua negara, adapun aktor dari negara Malaysia adalah Mk. K Clique berperan sebagai Dato Riza dan Hafis Upin yang berperan sebagai Mr. Fandi.
Mengambil latar belakang kehidupan masyarakat desa di Jawa dan mengangkat urban legend Gunung Tidar, film ini berhasil menggambarkan dengan apik dinamika sosial, budaya, dan kepercayaan yang masih kental dalam kehidupan sehari-hari.
Kisah yang diangkat berpusat pada keluarga sederhana yang harus menghadapi berbagai tantangan dan konflik, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat sekitar.
Dalam film ini, Ningrum (Gisellma Firmansyah) sejak kecil harus menghadapi pandangan negatif dan cibiran dari warga desa tentang gosip ibunya.
Handini (Masayu Anastasia) yang tak lain adalah ibu Ningrum, seorang sinden yang menjadi primadona desa, dituduh terlibat perjanjian gaib dan menggunakan pesugihan untuk memajukan usaha sanggarnya.
Kematian seorang teman dekat Handini memperburuk situasi, membuat keluarganya semakin disudutkan. Dan benar saja, Handini bersekutu dengan Kanjeng Semanu, pemimpin sekte sesat, dan mengubah dirinya menjadi titisan ular untuk mendapatkan kecantikan yang mempesona pria.
Hidup Ningrum menjadi tidak tenang ketika lelaki yang ia cintai, Jalu, terjebak menjadi tumbal baru Handini. Ningrum harus menghadapi berbagai teror gaib. Dalam melawan kekuatan ghaib, Ningrum pun dibantu seorang Kiai yang memberkan tombak sakti.
Akting para pemain, yang didominasi oleh actor baik Indonesia mapun Malaysia, sangat memukau dan natural. Mereka berhasil memerankan karakter-karakter yang kental dengan nuansa budaya Jawa.
Sutradara Bambang Drias juga berhasil menangkap dengan baik detail-detail kehidupan masyarakat desa, seperti ritual-ritual adat, kepercayaan terhadap mitos dan legenda, serta hubungan yang erat antara manusia dengan alam sekitarnya.
Visualisasi yang indah dan penuh makna menjadikan film ini layak dinikmati tidak hanya dari sisi cerita, tetapi juga dari sisi estetika sinematografi.