Selain Kasus Neng In’am, Peneliti Temukan Tekanan Psikis Juga Terjadi Pada Istri Kiai Yang Dipoligami

Selasa, 14 Mei 2024 - 11:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Peneliti Tenemukan Tekanan Psikis Juga Terjadi Pada Istri Kiai Yang Dipoligami (Sumber: Freepik)

Gambar Peneliti Tenemukan Tekanan Psikis Juga Terjadi Pada Istri Kiai Yang Dipoligami (Sumber: Freepik)

Frensia.id- Neng In’am Nafila ternyata bukan satu-satunya kisah perempuan tertekan saat jadi istri Kiai. Ada peneliti yang mengungkap bahwa istri kiai cenderung menerima kekerasaan. Salah satunya adalah pada mereka yang dipoligami.

Salah satu penelitian yang mengungkap adanya fakta tersebut yakni yang disusun oleh Mohtazul Farid dan Medhy Aginta Hidayat. Kedua peneliti adalah akademisi yang berasal dari Universitas Trunojoyo Madura, Indonesia.

Riset yang keduanya disusun dengan judul, “Perlawanan Perempuan Pesantren Terhadap Poligami Kiai Di Madura“. Temuan dalam bentuk jurnal dan terbit dalam Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam pada tahun 2021.

Secara mendasar, kedua akademisi dalam riset tersebut membahas tentang perlawanan perempuan pesantren terhadap poligami yang dilakukan oleh kiai di Madura. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perubahan pandangan perempuan Madura mengenai kehidupan keluarganya.

Baca Juga :  Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Status istimewa kiai dan budaya patriarki mendukung praktik poligami di kalangan kiai. Namun, para peneliti, kini melihat praktik tersebut mulai mendapat penolakan dari para perempuan, terutama dari kalangan pesantren.

Fakta tersebut, banyak mereka temukan di Kabupaten Pamekasan dan Bangkalan. Disebutkan bahwa di dua daerah itu, banyak kiai berpoligami.

Untuk mengkaji fenomena itu, kedua akademisi tampak berupaya mengungkap psikis para istri kiai di dua kota itu. Farid dan Aginta berupa mewawancarai 10 informan yang terdiri dari kiai dan perempuan yang menjadi istri kedua atau lebih.

Hasilnya mencengangkan. Temuannya setelah dikaji secara mendalam menunjukkan bahwa perempuan yang dipoligami kiai sering mengalami kekerasan, terutama psikologis dan mental. Mereka menghadapi tekanan batin dan janji palsu dari suami (kiai).

Dalam menghadapi kekerasan ini, perempuan terpaksa melakukan perlawanan, baik terbuka maupun tertutup.

Baca Juga :  Sebanyak 782 Ijazah Diantar ke Rumah Siswa Secara Gratis, Cabdin Jember: Tak Ada Lagi Penahanan Karena Tunggakan

Perlawanan tertutup sering dilakukan untuk menghindari hujatan dari keluarga dan masyarakat, dan banyak dilakukan oleh perempuan pesantren. 

Bahkan, berdasar temuan itu, keduanya memberikan rekomendasi beberapa pihak untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Misalnya, seperri mengkaji secara mendalam motif kiai berpoligami dengan perempuan muda.

Konklusi dari temuan Farid dan Aginta di atas membuka fakta lain bahwa selain kasus Neng In’am, ada kasus lain yang umum dirasakan sebagai tekanan psikis oleh para istri kiai.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi
Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ
PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik
UM-PTKIN UIN KHAS Jember 2025, Siapkan Kuota 4.230 Mahasiswa Baru
Buku Nabiel A. Karim Hayaze’, Gambarkan Musik Gambus Sebagai Simfoni Perekat Bangsa
Kartini, Lentera Pendidikan Perempuan
Sebanyak 782 Ijazah Diantar ke Rumah Siswa Secara Gratis, Cabdin Jember: Tak Ada Lagi Penahanan Karena Tunggakan
Model Kurikulum Murray Print: Solusi Menggapai Pendidikan Progresif

Baca Lainnya

Jumat, 16 Mei 2025 - 03:57 WIB

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Jumat, 9 Mei 2025 - 18:10 WIB

Anggota Komisi X DPR RI Apresiasi Buku Pengembangan SDM Modern Karya Dosen FISIP UNEJ

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:30 WIB

PWI Jember Latih Humas SMA/SMK dan SLB Kuasai Teknik Jurnalistik

Kamis, 24 April 2025 - 15:31 WIB

UM-PTKIN UIN KHAS Jember 2025, Siapkan Kuota 4.230 Mahasiswa Baru

Rabu, 23 April 2025 - 18:30 WIB

Buku Nabiel A. Karim Hayaze’, Gambarkan Musik Gambus Sebagai Simfoni Perekat Bangsa

TERBARU

ilustrasi ijazah sebagai produk lembaga pendidikan

Kolomiah

Legitimasi Sistem Pendidikan

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:59 WIB

Educatia

Wisuda Sekolah Menengah: Antara Gengsi, Tradisi, dan Edukasi

Jumat, 16 Mei 2025 - 03:57 WIB