Frensia.id – Sergey Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia menyampaikan kritik tajam terhadap kebijakan energi Eropa dan intervensi Amerika Serikat dalam urusan gas Rusia.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam wawancara eksklusif dengan Sky News Arabia pada tanggal 20 September 2024.
Lavrov menegaskan bahwa Rusia selalu memenuhi kewajiban kontraknya dengan Eropa dan membantah klaim yang mengatakan Rusia menghentikan ekspor gas ke Eropa.
Menurut Lavrov, sejak era Soviet di tahun 1970-an, Rusia telah berupaya mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan dengan Eropa, terutama dalam pasokan gas.
“Berkat gas Rusia yang terjangkau, sektor energi di Eropa, khususnya di Jerman, dapat berkembang dengan baik,” ujar Lavrov.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, sebelumnya menyatakan bahwa Rusia telah menghentikan ekspor gas, namun Lavrov membantah pernyataan tersebut.
“Mengapa harus ada kebohongan di antara orang dewasa? Semua orang tahu apa yang terjadi,” kata Lavrov, seraya menyinggung kecaman Amerika Serikat terhadap Jerman saat Angela Merkel masih menjadi kanselir, terkait peluncuran jaringan pipa Nord Stream 1 dan 2.
Lavrov juga menyoroti kebijakan saat ini di Eropa yang menggunakan gas alam cair (LNG) dari Amerika, yang menurutnya jauh lebih mahal.
Namun, ia menekankan bahwa Rusia masih terbuka untuk berdagang. “Kami tidak akan mengingkari perjanjian kami,” imbuhnya.
Konflik geopolitik semakin memanas dengan adanya insiden peledakan tiga jalur pipa Nord Stream. Meski demikian, Lavrov menunjukkan bahwa masih ada alternatif rute pipa lain melalui Ukraina dan Turkiye.
Lebih lanjut, Lavrov mengomentari tentang deindustrialisasi yang sedang terjadi di Eropa.
“Ketika industri terbaik Jerman, seperti otomotif, mulai memindahkan produksi ke luar negeri dan Volkswagen menutup pabrik serta memberhentikan ribuan pekerja, itu sungguh mengesankan,” ungkap Lavrov, menyoroti dampak negatif dari kebijakan energi yang diikuti Eropa.
Menteri Luar Negeri Rusia itu juga menuduh Amerika Serikat mencoba menyingkirkan saingan dengan menciptakan rezim anti-Rusia dan menanamkan sentimen Russophobia serta Nazi di Ukraina.
“Uni Eropa bukan lagi pesaing dan tidak akan pernah menjadi pesaing,” tegas Lavrov, menggambarkan situasi saat ini sebagai hasil dari kepatuhan birokrasi Eropa terhadap arahan Amerika Serikat.
Wawancara ini menunjukkan ketegangan yang terus menerus dalam hubungan internasional, terutama terkait dengan isu energi dan keamanan geopolitik di Eropa.