Frensia.id – Anggota DPR RI Fraksi PKB, Gus Rivqy Abdul Halim, menggelar sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis 27 Februari 2025.
Acara yang digelar di Gedung Serbaguna Tempeh ini dihadiri ratusan peserta, termasuk tokoh masyarakat, pelajar, aktivis pemuda, dan warga setempat.
Gus Rivqy menekankan pentingnya internalisasi nilai Bhinneka Tunggal Ika sebagai fondasi menjaga persatuan di tengah keragaman Indonesia.
Dalam sambutannya, politisi Nahdlatul Ulama ini menyatakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, melainkan pilar utama yang mengikat perbedaan suku, agama, ras, dan golongan.
“Indonesia adalah mozaik yang dibangun dari keberagaman. Tanpa kesadaran akan Bhinneka Tunggal Ika, persatuan kita rentan retak,” tegas Gus Rivqy.
Ia menambahkan, prinsip ini harus menjadi pedoman dalam membangun harmoni sosial, terutama di era globalisasi yang kerap memicu polarisasi.
Acara ini menjadi ruang dialog interaktif, di mana peserta antusias menyampaikan pertanyaan terkait implementasi nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu pertanyaan mengemuka tentang cara mencegah konflik akibat perbedaan di tingkat masyarakat.
Menanggapi hal ini, Gus Rivqy menekankan pentingnya peran keluarga dan lingkungan terkecil sebagai garda terdepan.
“Pendidikan toleransi dimulai dari rumah. Orang tua harus mencontohkan sikap saling menghargai, lalu memperluasnya ke ruang publik melalui dialog inklusif,” ujarnya.
Peserta juga menyoroti tantangan generasi muda dalam menghadapi derasnya informasi di media sosial yang berpotensi memecah belah.
Gus Rivqy mengingatkan, kemajuan teknologi harus diimbangi dengan literasi kebangsaan.
“Bijaklah bermedia sosial. Jangan sampai kita terjerumus dalam konten yang merusak persatuan. Jadikan platform digital sebagai alat menyebarkan nilai-nilai Pancasila,” tegasnya.
Andi, salah satu pemuda Lumajang yang hadir, mengapresiasi materi sosialisasi.
“Selama ini, kami sering bingung bagaimana menerapkan Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan yang homogen. Ternyata, prinsip ini justru mengajak kita membuka diri terhadap perbedaan di luar komunitas sendiri,” ujarnya.
Selain Bhinneka Tunggal Ika, Gus Rivqy memaparkan tiga pilar lainnya; Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ia menjelaskan, keempat pilar ini saling melengkapi sebagai sistem nilai yang menjaga keutuhan bangsa.
“Pancasila adalah jiwa, UUD 1945 adalah hukum dasar, NKRI adalah bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah semangat pemersatu,” jelasnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program DPR RI untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ideologi negara.
Gus Rivqy berharap, sosialisasi ini dapat memperkuat ketahanan masyarakat Lumajang terhadap paham radikal dan disintegrasi.
“Generasi muda harus menjadi pelopor persatuan. Jangan sampai perbedaan dijadikan alat untuk memecah bangsa,” tandasnya.
Sebagai penutup, ia mengajak seluruh elemen masyarakat menjadikan 4 Pilar Kebangsaan sebagai kompas dalam mengambil keputusan, baik di tingkat individu maupun kolektif.