Tabung Gas LPG 3 Kg, Antara Realita dan Filosofi di Kanvas Zukkk

Jumat, 7 Februari 2025 - 20:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar

Gambar "Tabung Gas LPJ 3 Kg, Antara Realita dan Filosofi di Kanvas Zukk" sumber ig @_zukkk

Frensia.id – Kelangkaan Elpiji atau LPG 3 kg kembali mencuat sebagai isu yang mengusik masyarakat, terutama mereka yang berada di lapisan ekonomi bawah.

Marzuki, atau yang lebih akrab disapa Zukkk, seniman bertema sufi kembali meluncurkan lukisannya, kali ini karya seni kulisnya menanggapi isu nasional tentang kelangkaan LPG 3 kg yang saat ini viral.

Menanggapi anomali kelangkaan LPG ini, Zukk meluncurkan karya seni yang menggugah hati. Melalui akun Instagram @_zukkk, ia menghadirkan lukisan tabung gas putih yang dihiasi motif masyarakat kecil yang mengantri LPG, seakan menyuarakan keresahan kolektif rakyat miskin.

Karya Zukkk, yang memvisualkan kelangkaan tabung gas 3 kg, bukan sekadar lukisan biasa. Melalui kanvas berukuran 55×65 cm, Zukk berhasil menyuarakan keresahan masyarakat kecil yang sering diabaikan.

Lukisan ini mengingatkan kita bahwa tabung gas, yang mungkin terlihat sepele, ternyata bisa menjadi simbol perjuangan hidup bagi banyak orang, terutama mereka yang berada di lapisan ekonomi bawah.

Zukk melukiskan antrean panjang masyarakat kecil, dari ibu rumah tangga hingga anak punk-yang berjuang mendapatkan gas bersubsidi.

Baca Juga :  Ekoteologi Dan Iman Yang membumi

Guratan biru pada tabung gas, yang menyerupai porselen tradisional, menciptakan ironi, benda yang seharusnya murah dan mudah diakses justru menjadi barang langka dan mewah.

Hemat penulis, lukisan ini merupakan kritik halus terhadap kebijakan publik yang seringkali tidak berpihak pada rakyat miskin, salah satunya yang saat ini disorot Zukkk.

Karya ini juga mengingatkan penulis pada tragedi nyata, seperti kematian seorang ibu rumah tangga di Pamulang karena kelelahan mengantri gas.

Zukkk seolah-olah mengatakan bahwa hidup rakyat kecil sering dianggap murah oleh sistem yang tidak adil. Lukisan Zukkk ini bukan hanya tentang estetika, tapi juga tentang realita pahit yang harus dihadapi banyak orang setiap hari.

Para penikmat seni dan pengikut Zukkk di Instagramnya pun memberikan berbagai tafsir dalam beranda komentar. Ada yang melihat tabung gas dalam lukisan Zukkk sebagai guci antik, barang langka yang hanya bisa dimiliki oleh orang berduit.

Ada juga yang mengaitkannya dengan antrean panjang lainnya, seperti BBM atau lowongan kerja, yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat miskin. Lukisan ini merupakan potret nyata Indonesia, dimana kesejahteraan sosial masih menjadi masalah besar.

Baca Juga :  Belajar dari Arsenal dan Real Madrid: Part II

Seperti biasa, Zukkk membiarkan karyanya terbuka untuk interpretasi. Namun, pesan utamanya jelas, seni bukan hanya untuk dinikmati, tapi juga untuk menyuarakan kebenaran.

Melalui lukisannya, Zukk mengajak kita untuk merenung dan peduli pada mereka yang hidupnya penuh perjuangan. Tabung gas dalam karyanya bukan sekadar benda mati, tapi simbol ironi kehidupan yang harus diubah.

Mungkin, dengan memahami pesan Zukk, kita bisa lebih peka terhadap masalah sosial di sekitar kita. Seperti kata Gus Dur, tidak ada jabatan atau kebijakan yang pantas dipertahankan jika itu mengorbankan rakyat kecil.

Karya Zukk mengingatkan kita bahwa seni memiliki kekuatan untuk membuka mata dan hati kita terhadap realita yang seringkali terabaikan.

Sebagai tambahan informasi, karya Zukk yang kental akan sentuhan sufisme kerap kali dijadikan cover buku oleh penulis seperti Rusdi Mathari, Ismail Fajri Alatas, Panji Sakti, Ester Lianawati, dan penulis lainnya. Penikmat juga bisa menghubungi via DM Intagram apabila berminat meminangnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Garis Laras Pancasila dan Hudaibiyah: Jalan Damai Berbangsa
Ekoteologi Dan Iman Yang membumi
Ramalan Il Principe
Legitimasi Sistem Pendidikan
Kepemimpinan dan Pembangunan Nasional: Untuk Rakyat Atau Elit?
Setiap Putaran untuk Sebuah Mimpi: Kisah Dira, Remaja Jember yang Berlari Demi Orang Tuanya
Kebangkitan Kretek: Antara Selera Pasar Dan Celah Regulasi
Ganti Menteri, Kenapa Harus Ganti Kurikulum?

Baca Lainnya

Selasa, 20 Mei 2025 - 20:22 WIB

Ekoteologi Dan Iman Yang membumi

Senin, 19 Mei 2025 - 18:26 WIB

Ramalan Il Principe

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:59 WIB

Legitimasi Sistem Pendidikan

Kamis, 15 Mei 2025 - 13:45 WIB

Kepemimpinan dan Pembangunan Nasional: Untuk Rakyat Atau Elit?

Kamis, 8 Mei 2025 - 16:51 WIB

Setiap Putaran untuk Sebuah Mimpi: Kisah Dira, Remaja Jember yang Berlari Demi Orang Tuanya

TERBARU

Religia

Ragam Ukuran Kemampuan Berqurban: Telaah Lintas Mazhab

Rabu, 4 Jun 2025 - 21:34 WIB

Sumber: Istimewa

Regionalia

Kasdam Brigjen TNI Minta Warga Jaga Hasil Pembangunan TMMD

Rabu, 4 Jun 2025 - 17:34 WIB