Frensia.Id- Septia Kurnia Rini (38), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jember yang tangan dan kakinya menghitam saat dirawat di Rumah Sakit Singapura. Keadaan kaki dan tangannya hingga saat ini sulit digerakkan.
Sebelumnya, perempuan yang akrab disapa Septa itu menjelaskan bahwa tangan dan kakinya menghitam setelah menjalani operasi.
“Ketika tersadar dari koma setelah operasi, tangan dan kaki saya sudah hitam,” katanya, Jum’at (20/12/2024).
Setelah 13 hari berada di Rumah Sakit, pihak employer alias majikannya meminta Septa untuk pulang ke Indonesia.
“Akhirnya setelah 13 hari, entah kenapa pihak employer minta saya untuk pulang. Sehingga dipulangkanlah saya ke Rumah Sakit Batam, sekitar satu minggu kebih saya di sana,” terangnya.
Ketika ditanya kenapa kok tidak langsung dipulangkan ke Jember, pihaknya menjawab bahwa employernya mungkin tidak ingin terlalu banyak menghabiskan biaya.
“Saya kurang tahu, mungkin saya pikir employer tidak mau banyak biaya. Kalau jarak Singapura ke Batam kan dekat,” jelasnya.
Ketika perjalanan pulang ke Batam, Septa mengaku dikawal oleh tiga orang dari Singapura. Setelah masuk ke Rumah Sakit Batam, sisa satu orang yang mengurusinya.
Secara tegas Septa menyampaikan bahwa pihak Kedaulatan Besar Republik Indonesia (KBRI) tidak ada menjenguknya.
“Jadi selama saya 13 hari sakit disana dan 9 hari koma, sama sekali tidak ada orang KBRI,” tegasnya.
Hingga saat ini, kondisi tangan dan kakinya tidak bisa digerakkan. Sampai sekarang, tidak ada konfirmasi dari Rumah Sakit Singapura mengenai kenapa kaki dan kakinya menghitam.
“Dari pihak rumah sakit Singapura itu ga ada konfirmasi kenapa kok bisa hitam, cuman bilang bahwa dilakukan dua kali operasi. Untuk menghitamnya ini tidak ada konfirmasi sama sekali,” ulasnya.
Keadaan Septa saat ini hanya beristirahat. Kaki dan tangannya tidak bisa digerakkan yang menyebabkan dirinya sulit untuk beraktivitas.