Walau Lolos Semifinal Piala Asia U23, Akademisi Barat Pernah Ragukan Sepak Bola Indonesia

Jumat, 26 April 2024 - 15:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Akademisi Barat Pernah Ragukan Sepak Bola Indonesia (sumber: Freepik)

Ilustrasi Akademisi Barat Pernah Ragukan Sepak Bola Indonesia (sumber: Freepik)

Frensia.id- Timnas Indonesia U23 Lolos Semifinal di ajang Piala Asia. Hal ini telah menjadi bukti untuk menolak keraguan akademisi barat tentang susahnya Sepak Bolo Indonesia bangkit.

Pada dini hari 26/04/2024, Ridho, Dkk, telah berhasil menyingkirkan macan sepak bola Asia, Korea Selatan. Tendangan Arhan yang merobek jala gawangnya, telah memupuskan harapan Korsel untuk selalu jadi tim yang diunggulkan di kancah Asia.

Hari ini waktunya membuktikan bahwa semua peniliain Andy Fuller dalam penelitiannya telah terbantahkan. Penilain akademis dari KITLV, Leiden, The Netherlands ini, telah terbantahkan.

Sebagaiamana diketahui Andy Fuller adalah penulis penelitian berjudul “Approaching football in Indonesia“. Karya ini terbit dalam Soccer & Society pada tahun 2015.

Menurutnya, sepak bola hanya menjadi dianggap permainan biasa di Indonesia. Padahal sebanarnya telah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Mulai dari desa hingga perkantoran modern, tidak sulit menemukan percakapan tentang sepeka bola. Bahkan di desa-desa terpencil, layanan streaming dan siaran radio menyediakan akses ke liga-liga internasional dan menontonnya dengan penuh gairah.

Baca Juga :  Inter Milan Kubur Mimpi Treble Barcelona: Sejarah 2010 Terulang atau Tidak Sama Sekali

Hal yang tidak di sadari oleh masyarakt Indonesia bahwa ada relasi sepak bola dengan politik. Umumnya, politisi secara cerdik memanfaatkan popularitas sepak bola untuk mendapatkan dukungan massa.

Banyak tokoh politik, di dunia hadir bahkan, hadir di stadion, memamerkan seragam klub favorit mereka, hingga berjanji akan dukungan finansial klub lokal. Hal demekian sering terjadi dan pada gilirannya tampak terlihat seperti kampanye politik.

Namun, tidak semua orang sepakat dengan interaksi antara sepak bola dan politik. Sebagian menganggapnya sebagai gangguan terhadap murni dari olahraga, sementara yang lain mengkritik praktik korupsi dan nepotisme yang seringkali menyertai investasi politik di klub.

Namun demikian, fakta tersebut tak bisa tertolak. Tetap, bahwa keberlangsungan klub seringkali tergantung pada dana dari sumber politik.

Sayangnya, terkait kesadaran demikian dalam buadaya masyrakat Indonesia masih belum ada. Bahkan riset pun sangat minim yang membahas itu.

Baca Juga :  Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan

Di tengah persaingan politik, penelitian tentang budaya sepak bola masih belum banyak dilakukan. Misalnya, analisis mendalam tentang ritual dan tradisi di stadion, atau studi tentang bagaimana identitas suporter tercermin dalam tindakan mereka di luar lapangan.

Meskipun telah ada beberapa upaya untuk mengeksplorasi hubungan antara sepak bola dan kehidupan sehari-hari di Indonesia, masih lemah dan tak mempengaruhi kesadaran masyarakat.

Hal demikian yang membuat mengambil kesimpulan bahwa dunia sepak di Indonesia masih susah untuk tumbuh. Susat untuk menjadi negara papan atas dalam dunia intersional sepek bola.  Tentu, salah satunya karena tidak dikembang dengan kesadaran realistis posisi sepak bola dalam perkembangan politik di Indonesia.

Penilaian di atas tentu tidak untuk saat ini. Timnas muda Indonesia telah bangkit dan mengalahkan negara yang ditakuti sebelumnya.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Inter Milan Kubur Mimpi Treble Barcelona: Sejarah 2010 Terulang atau Tidak Sama Sekali
laga Final Copa Del Rey, El Clasico, Dikabarkan Jadi Laga Terakhir Carlo Ancelotti Melatih Madrid
Megawati Ungkap Alasannya Gabung Petrokimia Gresik Setelah Tinggalkan Red Spark
Megawati Pulang ke Tanah Air, Tepis Alasan Kepulangan Karena Ibunya Sakit-Sakitan
Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan
Real Madrid: Sang Juara 15 UCL, Dipermalukan Arsenal!
Real Madrid Tumbangkan Real Sociedad, Final Copa del Rey Berpotensi El Clasico
Viral di Medsos Soal Pemain Persid yang Belum Digaji, Begini Tanggapan Sang Manager

Baca Lainnya

Rabu, 7 Mei 2025 - 11:10 WIB

Inter Milan Kubur Mimpi Treble Barcelona: Sejarah 2010 Terulang atau Tidak Sama Sekali

Sabtu, 26 April 2025 - 17:29 WIB

laga Final Copa Del Rey, El Clasico, Dikabarkan Jadi Laga Terakhir Carlo Ancelotti Melatih Madrid

Jumat, 18 April 2025 - 12:39 WIB

Megawati Ungkap Alasannya Gabung Petrokimia Gresik Setelah Tinggalkan Red Spark

Selasa, 15 April 2025 - 17:43 WIB

Megawati Pulang ke Tanah Air, Tepis Alasan Kepulangan Karena Ibunya Sakit-Sakitan

Kamis, 10 April 2025 - 18:09 WIB

Di Liga Champions UEFA, Menang Justru Lebih Melelahkan

TERBARU

Buku Il Principe karya Machiavelli

Kolomiah

Ramalan Il Principe

Senin, 19 Mei 2025 - 18:26 WIB

ilustrasi ijazah sebagai produk lembaga pendidikan

Kolomiah

Legitimasi Sistem Pendidikan

Minggu, 18 Mei 2025 - 17:59 WIB