Tradisi Tahlilan Tetap Bertahan, Akademisi UIN SUKA Bongkar 3 Faktor Kekuatannya

Wednesday, 17 July 2024 - 15:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tradisi Tahlilan Tetap Kuat, Akademisi UIN SUKA Bongkar 3 Faktor Kekuatannya (Ilustrasi, Tradisi Tahlilan Sumberanyar Mlandingan/Imam)

Tradisi Tahlilan Tetap Kuat, Akademisi UIN SUKA Bongkar 3 Faktor Kekuatannya (Ilustrasi, Tradisi Tahlilan Sumberanyar Mlandingan/Imam)

Frensia.id- Tradisi tahlilan merupakan salah satu ritual yang kental disebut-sebut sebagai bentuk membuminya Islam di Nusantara. Hingga era modern ini, eksistensinya tetap kuat. Akademisi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijagan Yogyakarta membongkar 3 faktor kekuatannya.

Sangkot Sirait berupaya melakukan kajian pada tradisi tahlilan yang ada di Kotagede. Hasil penelitiannya telah terbit pada bentuk jurnal dalam Journal of Indonesian Islam di tahun 2016 silam.

Latar kajiannya tampak berlatar pemikiran Islam modernis yang tampak kontras dengan praktik budaya dan keagamaan yang diamati di Kotagede. Ada ketegangan antara interpretasi ketat Islam, yang berusaha untuk membuang tradisi yang tidak berakar kuat pada hukum Islam.

Mereka cenderung menolak pendekatan yang lebih inklusif dalam hal menerima adat dan ritual lokal. Dalam pemikiran Islam modernis, penekanannya adalah pada pemurnian praktik keagamaan. Seluruh inovasi atau elemen yang tidak berakar kuat pada hukum Islam, dianggapnya sesat.

Baca Juga :  Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan

Pemikiran tersebut menurutnya, sebenarnya bertujuan untuk berpegang teguh pada praktik Islam yang dianggap otentik dan tidak berubah. Namun, Kotagede baginya berbeda, tradisi tahlilan tetap kuat seolah tak berlawanan dengan kalangan Islam modernis.

Di Kotagede, praktik tradisional yang mungkin diberi label sesat oleh standar modernis tidak hanya dilestarikan tetapi juga dirayakan. Komunitas di Kotagede berhasil menyelaraskan warisan budaya mereka yang kaya dengan keyakinan keagamaan mereka, menampilkan perpaduan unik antara tradisi dan iman.

Ada tiga faktor yang menurutnya menjadi sebab tradisi tahlilan tetap menguat. Ketiganya juga dapat disebut sebagai keistimewaan tradisi yang oleh beberapa kalangan disebut sebagai bid’ah.

Tradisi Tahlilan Pada Masyarakat Transisi

Masyarakat sedang pada proses transisi menuju modern. Dalam masa transisi daerah seperti Kotagede, menurutnya, menganut sistem nilai yang memberikan ruang subur bagi tahlilan untuk berkembang.

Doktrin Islam modernis normatif yang melarang tradisi ini, sangat lemah. Wacananya tidak mampu mengalahkan sistem pemikiran mistis masyarakat.

Baca Juga :  Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut

Klaim Profan Kalangan Reformis

Kalangan terpelajar atau reformis cenderung melihat tahlilan sebagai budaya Profan. Padahal fungsi sosiologisnya telah dianggap memperkuat tradisi masyarakat hingga sekarang.

Masyarakat sejak lama menganggap tahlilan sebagai bagian dari ajaran Islam. Mereka menikmatinya sebagai bagian dari konsumsi spiritual mereka.

Tahlilan Banyak Diinterpretasikan Positif

Salah kekuatan tradisi tahlilan adalah karena banyak interpretasi yang positif. Tradisi demikian dapat dipahami, dimaknai, ditafsirkan ulang, atau bahkan dimodifikasi oleh masyarakat sesuai dengan keyakinan mereka sendiri.

Mereka yang percaya bahwa tahlilan adalah bagian dari ajaran agama, merasakan aspek spiritual dari ritual ini dan mendapatkan perasaan khidmat saat melakukannya. Sedangkan bagi mereka yang melihat tahlilan sebagai tradisi, menganggapnya sebagai hal yang dapat memperkuat ikatan persaudaraan dalam masyarakat.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut
Santri Jember Geruduk Transmart, Tuntut Trans7 Minta Maaf 7 Hari Berturut-turut di Medianya Sendiri
Ketua Perbasi Jatim Sumbang Ring Basket ke Ponpes di Sidoarjo
Ketua Umum DKP Panji Bangsa Kecam Keras Trans7: Bela Kiai, Santri dan Martabat Pesantren
Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan
Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo
Resmi Ditutup! Gubernur Khofifah Sebut Acara MTQ XXXXI Jatim di Jember Terbaik Sepanjang Sejarah
Ribuan Jamaah Perempuan Nahdliyah Padati Pengajian Ustadzah Halimah Alaydrus

Baca Lainnya

Wednesday, 22 October 2025 - 12:49 WIB

Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut

Thursday, 16 October 2025 - 13:03 WIB

Santri Jember Geruduk Transmart, Tuntut Trans7 Minta Maaf 7 Hari Berturut-turut di Medianya Sendiri

Wednesday, 15 October 2025 - 17:37 WIB

Ketua Perbasi Jatim Sumbang Ring Basket ke Ponpes di Sidoarjo

Tuesday, 14 October 2025 - 13:09 WIB

Ketua Umum DKP Panji Bangsa Kecam Keras Trans7: Bela Kiai, Santri dan Martabat Pesantren

Thursday, 9 October 2025 - 23:16 WIB

Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan

TERBARU

Polisi saat mengamankan prean yang diduga buat onar. (Sumber foto: istimewa)

Criminalia

Polisi Jember Amankan Preman Gegara Buat Onar

Wednesday, 12 Nov 2025 - 14:59 WIB

Mohammad HarisTaufiqur Rahman, S.H., M.H.
(Akademisi Fakultas Hukum Universitas Bondowoso & Reviewers Jurnal Iqtishaduna UIN Alauddin Makasar)

Opinia

Menyemai Semangat Pahlawan di Tanah Tani Nusantara

Monday, 10 Nov 2025 - 14:38 WIB