Untuk Mencapai Negara yang Baik, Pemikir Prancis Rosseau Menganjurkan Dua Hal

Rabu, 14 Agustus 2024 - 22:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

jean jacques rosseau (Ilustrasi/arif)

jean jacques rosseau (Ilustrasi/arif)

Frensia.id- Dalam konteks kehidupan bersama, pasti terdapat cita-cita luhur yang dikehendaki sebagai upaya untuk mendapatkan kebaikan secara kolektif, yang dapat dirasakan oleh semua pihak tanpa pengecualian dari satu atau individu yang merasa dikesampingkan.

Orientasi akan kebaikan bersama tersebut mendapatkan persoalan manakala menghadapi karakter atau tabiat yang bersifat alamiah dari manusia.

Secara umum terdapat dua kesimpulan mengenai asumsi diri dari karakteristik manusia ketika dihadapkan antara tabiat alamiah dan konsekuensi dari interaksi sosialnya bersama orang banyak.

Pertama, pada hakikatnya semua manusia itu baik, akan tetapi dalam kecenderungan hidup bersama manusia lain. Sangat mungkin membuka peluang bagi dirinya untuk terdorong melakukan tindakan manipulatif atau kejahatan yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan yang lain.

Kedua, pada hakikatnya manusia itu jahat. Sejak lahir ia membawa potensi untuk bertindak melanggar tatanan kebaikan bersama dan mempunyai tendensi untuk merugikan orang lain, demi memenuhi kebutuhan dirinya sendiri.

Dari kedua pernyataan tersebut, apabila ditarik garis lurus akan didapati perjumpaan pada satu titik, yaitu menusia yang secara lahir itu baik ataupun jahat membutuhkan sebuah aturan atau hukum yang dapat mengekang ataumencegahnya untuk bersikap yang tidak dikehendaki oleh publik.

Baca Juga :  Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh: Pesan Rektor UIN KHAS Jember Pada Closing PBAK 2025

Istilah lain dari aturan atau hukum dalam kapasitasnya untuk mencegah seseorang berlaku jahat adalah bentuk lain dari makna pembentukan karakter warga.

Banyak pemikir yang merumuskan sebuah komunitas masyarakat atau yang disebut negara bisa menjadi baik apabila warga negaranya mempunyai keutamaan-keutamaan yang menunjang ke arah tersebut.

Salah satu diantaranya adalah pemikir Prancis Jean Jacques Rosseau. Ia mengajarkan sebuah nilai keutamaan secara sederhana untuk mencapai kebaikan bersama dalam kehidupan bernegara. Dirumuskan dalam sebuah slogan yang berbunyi,”cintai negeri, hormati hukum, dan hiduplah sederhana”.

Konsep yang ia gali asumsi-asumsinya tersebut kemudian dirumuskan sedemikian rupa, menjadi relevan dalam konteks negara dimana tampuk kekuasaan dipegang oleh rakyat bukan berdasarkan keturunan, inilah yang disebut dengan republik.

Guna mencapai keutamaan itu, Rosseau menganjurkan beberapa karakter yang harus dipenuhi oleh warga negara, sebagaimana yang telah digagas terdapat dua hal.

  1. Civic Education.

Menurutnya tidak cukup bagi warga negara untuk sekedar mengetahui mana yang baik dan buruk dalam kehidupan bernegara. Tetapi harus ditunjang dengan pengamalan akan kebaikan itu sendiri.

Baca Juga :  Galakkan Gerakan "Wakaf Oksigen" Saat PBAK, UIN KHAS Jember Lawan Krisis Iklim

Dalam kondisi ini yang dimaksud adalah tindakan yang mengarah atau wujud dari kecintaan seorang warga kepada negaranya, aktivitasnya yang mengarah pada kecintaan terhadap hukum dan relasi sosialnya untuk saling menghargai warga negara yang lain.

  • Civic Religion.

Untuk mencapai sebuah persatuan yang bersifat nasional dan mencegah keretakan-keretakan yang mengganggu keutuhan sebuah negara, maka warga negara mesti mempunyai loyalitas kepada negara dan penghormatan kepada hukum.

Dalil kedua yang ia bengun ini, sebenarnya berangkat dari premis bahwa agama merupakan sumber konflik, oleh karena itu seorang warga negara sekiranya mempunyai komitmen persatuan yang bersifat menyeluruh dengan tidak melibatkan kemungkinan yang terjadi berdasarkan agama untuk terpecah belah.

Bukan berarti Rosseau ingin memberangus agama dalam kehidupan bernegara, tetapi ia ingin memangkas potensi agama apabila mempunyai kemungkinan untuk memecah belah.

Sehingga seorang warga negara sekiranya mempunyai kesadaran akan persatuan yang komphrensif tanpa melibatkan sesuatu mampu untuk memecah belah, dalam konteks yang ia bicarakan adalah agama.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice
Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak
Hadiri Haul Ke-44 Kiai Hamid Pasuruan, Gus Firjaun Komentari Kenaikan Pajak
Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo
Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh: Pesan Rektor UIN KHAS Jember Pada Closing PBAK 2025
Galakkan Gerakan “Wakaf Oksigen” Saat PBAK, UIN KHAS Jember Lawan Krisis Iklim
Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan, Ribuan Mahasiswa Baru UIN KHAS Jember Bagikan Bibit Pohon Buah Kepada Pengguna Jalan

Baca Lainnya

Selasa, 2 September 2025 - 18:27 WIB

Digelar Kejari dan Dispendik, Siswa Jember Antusias Ikut Lomba Video Kreatif Restorative Justice

Selasa, 2 September 2025 - 11:13 WIB

Bakal Calon Ketua DPD dan DPC Periode 2025-2030 Dijaring! PAC PDI Perjuangan Se-Banyuwangi Gelar Rapat Serentak

Selasa, 2 September 2025 - 10:58 WIB

Hadiri Haul Ke-44 Kiai Hamid Pasuruan, Gus Firjaun Komentari Kenaikan Pajak

Minggu, 31 Agustus 2025 - 16:41 WIB

Gerakan PMII Cabang Jember Bukan Ruang Fomo

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi

TERBARU

Regionalia

Dinkes Jember Terjunkan Ratusan Medis di Acara MTQ XXXI Jatim

Jumat, 12 Sep 2025 - 13:22 WIB

Gambar Jember Jadi Tuan Rumah MTQ XXXI Jawa Timur, Targetkan Tiga Besar (Sumber: Gita Pamuji)

Regionalia

Jember Jadi Tuan Rumah MTQ XXXI Jawa Timur, Targetkan Tiga Besar

Kamis, 11 Sep 2025 - 16:22 WIB