Gus Ipul Jadi Mensos : Jabatan Politik atau Amanah Sosial ?

Rabu, 11 September 2024 - 14:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Pelantikan Saifullah Yusuf atau yang akrab dipanggil Gus Ipul di penghujung pemerintahan Joko Widodo mengundang sejuta pertanyaan. Apakah pengangkatan Menteri Sosial ini sebuah keputusan strategis untuk meneguhkan dan menguatkan sektor sosial? Atau jangan-jangan sekadar manuver politik yang terjadi secara sembunyi dibalik panggung?

Sebagai sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Ipul jelas bukan orang baru dan dikenal luas dalam dunia politik dan organisasi sosial. Namun, apakah pemberian jabatan Mensos ini semata-mata karena rekam jejaknya atau  karena kalkulasi politik yang lebih besar ?

Gus Ipul memiliki rekam jejak panjang di pemerintahan, mulai dari wakil Gubernur Jawa Timur hingga posisi vital di berbagai kementerian. Portofolio ini adalah modal yang membuatnya tampak sanggup memegang kendali kementerian sosial.

Akan tetapi, dalam situasi politik yang kian memanas menjelang pemilihan kepala daerah Jatim, muncul spekulasi bahwa pemberian jabatan ini lebih dekat dengan menjaga keseimbangan politik.

Ditambah lagi, posisi menteri sosial yang ia nahkodai adalah jabatan yang ditinggalkan Tri Rismaharini, yang kini berlaga di pilgub sebagai calon Gubernur Jawa Timur. Apakah penunjukan Gus Ipul untuk sekedar mengisi kekosongan jabatan, atau ada agenda politik yang lebih besar ?

Banyak yang penasaran mengenai alasan di balik penunjukkan Gus Ipul sebagai Mensos, sementara saat ini menjabat sebagai sekjen PBNU dengan segala tanggung jawabnya? Apakah tidak ada sosok lain yang memiliki kompetensi serupa atau bahkan lebih Gus Ipul?

Baca Juga :  Arogansi Demonstrasi: Antara Aspirasi atau Pemecah Belah Bangsa

Bukanlah negeri ini kaya dengan pakar dan guru besar yang punya kemampuan memimpin kementerian ini ? Selain itu, bagaimana dengan amanahnya sebagai sekjen PBNU, apakah hal ini tidak akan menjadi penghalang dalam menuntaskan kemelut yang ada di kementerian sosial?

Di sisi lain, Kementerian Sosial memiliki peran elementer untuk memastikan kesejahteraan rakyat, khususnya mereka yang paling rentan. Posisi ini membutuhkan dedikasi dan integritas tinggi serta kepemimpinan Manajerial yang mempuni guna melanjutkan program-program sosial yang sudah berjalan, termasuk bantuan sosial dan program Penanganan kemiskinan.

Masyarakat menaruh harapan besar agar Gus Ipul tidak hanya sekadar menempati kursi tersebut, namun benar-benar menunaikan amanah  dengan penuh tanggung jawab.

Namun, dengan latar belakang politik yang kuat, ditambah saat ini sedang menjabat posisi sentral di ditubuh NU, publik bisa jadi meragukan seberapa jauh Gus Ipul akan fokus pada tugas sosial yang diembannya, bukan pada agenda politik atau kepentingan lainnya. Pada titik koordinat ini tantangan terbesarnya.

Apakah ia bisa mampu mengabaikan kepentingan politik dari amanah sosial yang diembannya? Jutaan masyarakat butuh kepastian bahwa jabatan Mensos bukanlah alat untuk konsolidasi kekuasaan menjelang Pilkada, atau langkah awal untuk kabinet Presiden yang baru. Melainkan komitmen nyata untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga :  Wakil Ketua PCNU Jember Sebut Aspirasi Rakyat Harus Didengar Tanpa Ada Anarkisme

Gus Ipul memiliki rentang waktu untuk membuktikan bahwa posisinya sebagai Mensos bukanlah bagian dari politik transaksional, tetapi sebuah dedikasi, amanah dan tanggung jawab yang benar-benar diperjuangkan. Seperti ucapan sumpahnya di hadapan Presiden, bahwa ia akan setia pada UUD 45, peraturan perundang-undangan, berkomitmen menjunjung tinggi etika jabatan dan bekerja dengan sebaik-baiknya.

Sumpah tidak sekedar ucapan di lisan, harus dibuktikan. Tantangan terbesarnya adalah memastikan kementerian yang dinahkodainya memberikan  dampak nyata bagi masyarakat, mengubur dalam-dalam kepentingan politik di sekitarnya.

Ditengah kesangsian publik, apakah ia mampu memenuhi harapan dan sumpah itu ? Hanya waktu yang bisa menjawab, yang jelas tindakan nyata akan selalu lebih berbicara daripada sumpah dan janji kosong.

Lisanul hal afshahu min lisanil maqal, begitu dunia pesantren menyebutnya. Gus Ipul, sebagai sosok yang lahir dari rahim pesantren, pasti memahami makna ungkapan ini. Dengan latar belakangnya, apakah penunjukan Gus Ipul sebagai Menteri Sosial lebih merupakan langkah politik atau amanah sosial? yang pasti seperti Gus Dur mendiangnya, amanah kesejahteraan masyarakat tetap harus menjadi prioritas utama di tangannya. Semoga *

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan
Inventarisir Masalah Daerah, PKB Jember Serap Aspirasi dengan Tokoh Masyarakat
Ketua DPRD Jember Sebut Pemda Dituntut Kreatif Hadapi Pemangkasan Transfer Dana Pusat
Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo
“Dosa-Dosa” Polri: Reformasi atau Transformasi?
Terlibat Skandal! PBNU Gagal Jaga Marwah Jam’iyyah, Saatnya Lengser
Friksi Bupati–Wabup: Potret Buram Tata Kelola Daerah Kita
Ijazah Palsu dan Misteri Dunia Kerja

Baca Lainnya

Kamis, 9 Oktober 2025 - 23:16 WIB

Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan

Kamis, 9 Oktober 2025 - 16:49 WIB

Inventarisir Masalah Daerah, PKB Jember Serap Aspirasi dengan Tokoh Masyarakat

Selasa, 7 Oktober 2025 - 16:25 WIB

Ketua DPRD Jember Sebut Pemda Dituntut Kreatif Hadapi Pemangkasan Transfer Dana Pusat

Senin, 29 September 2025 - 21:37 WIB

Gus Rivqy Intruksikan Pasukan Panji Bangsa Bergerak Cepat Bantu Korban Pondok Roboh Sidoarjo

Sabtu, 27 September 2025 - 06:55 WIB

“Dosa-Dosa” Polri: Reformasi atau Transformasi?

TERBARU