Frensia.id – Tradisi keilmuan Islam berbasis kajian kitab kuning terus diperkuat oleh berbagai pesantren di Indonesia. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Darut Tholibin Al-Qodiri 02, Gumukmas, Jember, yang pada Ahad,12/01/2025, bertepatan dengan 12 Rajab 1446 H, sukses menggelar Semarak Amtsilati III.
Acara ini digagas melalui kolaborasi dengan KORMA MUDA (Koordinasi Majelis Amtsilati Munajat Daerah) Kabupaten Jember sebagai upaya nyata menjaga dan mengembangkan tradisi intelektual pesantren.
Dalam kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun ini, sebanyak 421 peserta dari 37 lembaga yang menggunakan metode Amtsilati turut berpartisipasi.
Beragam perlombaan diselenggarakan, termasuk lalaran nadzom Amtsilati, cerdas cermat, muhafadzah nadzom, hingga lomba cepat mencari makna kamus At-Taufiq. Ada pula cabang musabaqah membaca kitab kuning Matan Safinatun Naja, hafalan Juz 30 Al-Qur’an, dan pidato da’i cilik.
Metode Amtsilati sendiri adalah inovasi pembelajaran membaca kitab kuning secara cepat yang dikembangkan oleh KH Taufiqul Hakim dari Pondok Pesantren Darul Falah, Jepara. Melalui lima jilid panduannya, metode ini menjadi sarana efektif bagi santri untuk menguasai literatur keislaman secara mendalam.
Ketua panitia pelaksana, Ustadz Muhammad Adnan, menjelaskan bahwa acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga wadah evaluasi bagi pesantren yang telah menerapkan metode Amtsilati.
“Semarak Amtsilati memberikan kesempatan kepada santri untuk unjuk prestasi sekaligus mempererat silaturahmi antar lembaga pengguna metode ini,” ungkapnya.
Ustadz Amirudin S.Pd., Ketua Pondok Pesantren Darut Tholibin Al-Qodiri 02, menjeaskan tujuannya adalah kecintaan santri pada tradisi pesantren.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah siar pendidikan agama. Melalui perlombaan seperti ini, kami ingin memotivasi santri agar semakin mencintai kitab kuning dan tradisi pesantren yang kini mulai tergerus oleh zaman. Harapannya, tradisi intelektual pesantren tetap terjaga dan generasi muda mampu menjadi penerus yang andal dalam ilmu keislaman.”, ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya membangun atmosfer kitabiyah di lingkungan pesantren.
“Dengan adanya event ini, kami berharap santri lebih antusias belajar dan tradisi keilmuan pesantren semakin kokoh. Selain itu, ajang seperti ini juga mendorong pesantren untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan keagamaannya,” tambahnya.
Acara ini mendapatkan apresiasi dari peserta dan tamu undangan, yang melihatnya sebagai langkah konkret memperkuat tradisi keilmuan Islam di tengah tantangan modernitas.
“Melalui kegiatan seperti ini, kami bisa saling berbagi pengalaman dan inspirasi untuk terus mengembangkan metode Amtsilati di pesantren masing-masing,” ujar salah satu peserta dari lembaga lain.
Kolaborasi antara KORMA MUDA Jember dan Pondok Pesantren Darut Tholibin Al-Qodiri 02 ini menunjukkan komitmen kuat dalam melestarikan tradisi intelektual Islam. Dengan langkah-langkah nyata seperti ini, pesantren terus membuktikan perannya sebagai benteng pendidikan dan moral umat.
Penulis : Imam Muhajir Dwi Putra
Editor : Ibn Syah