Frensia.Id- Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono, Jember merupakan desa kreatif yang warganya banyak menjadi pengrajin sangkar burung. Kerajinan yang kini ditekuni oleh para warga itu merupakan warisan dari nenek moyang mereka.
Desa tersebut saat ini dikenal dengan sentra industri sangkar burung perkutut. Bahkan, ada yang menganggap desa itu sebagai ‘surganya penghobi burung berkutut’.
Warga di desa Dawuhan Mangli terbilang mandiri secara ekonomi. Kreativitas mereka dalam membuat sangkar burung mampu mencukupi kebutuhan utama keluarga.
Salah satu pengrajin sangkar burung, Tohari (42) warga Dusun Krajan, Desa Dawuhan Mangli menyampaikan bahwa kerajinan sangkar burung adalah warisan dari kakek buyut, dan itu diteruskan secara turun temurun.
“Kalau di desa ini, kerajinan sangkar burung adalah warisan dari nenek moyang kami. Istilahnya, turun temurun,” katanya, Jum’at (28/02/2025).
Lebih lanjut kata Tohari, orang tuanya memang sudah menjadi pengrajin sangkar burung bahkan sebelum ia lahir. Namun sebelum menjadi pengrajin, para masyarakat desa Dawuhan Mangli rata-rata menjadi buruh tani.
“Orang tua saya sudah jadi pengrajin bahkan sebelum saya lahir. Saya hanya meneruskan,” ujarnya.
“Tapi sebelum menjadi pengrajin, masyarakat desa ini berprofesi sebagai buruh tani,” ucapnya.
Kata Tohari, sebelum warga desa bekerja sebagai pengrajin, perekonomian mereka terbilang sulit alias menengah ke bawah. “Sebelum jadi pengrajin, ekonomi masyarakat desa ini masih menengah ke bawah. Setelah jadi pengrajin, kakek buyut kami perekonomiannya mulai makmur,” paparnya.
Menurutnya, memang sudah sejak dulu para pengrajin di desa Dawuhan Mangli memiliki pelanggan dari luar kota Jember. Kini, dengan perkembangan tekhnologi, kerajinan sangkar burung ini sudah pernah dikirimkan ke Jakarta bahkan ke Aceh.
“Memang dari dulu sudah punya banyak pelanggan dari luar kota. Apalagi saat ini sudah bisa pesan secara online, sudah pernah dikirimkan ke Jakarta bahkan ke Aceh,” tandasnya.