Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id- Lingkar Kajian Strategis (LKaS) UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember kembali menggelar Serial Kajian Ekoteologi ke-3 dengan tema “Ahkamul Bi’ah fi al-Fiqh al-Islami” karya Abdullah bin Umar bin Muhammad As-Sahibany, di Ruang Rapat Rektorat lantai I. 26/8/25.

Acara menghadirkan narasumber utama, Dr. KH. Abdul Haris, M.Ag., dosen UIN KHAS Jember sekaligus Ketua MUI Kabupaten Jember. Turut hadir Wakil Rektor I, Prof. Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si., serta sejumlah dosen, alumni pascasarjana, dan komunitas Gusdurian Jember.

Dalam sambutannya, Prof. Amal menegaskan pentingnya membangun tradisi kajian substantif di dunia akademik. Menurutnya, forum seperti ini menjadi kelanjutan spirit intelektual era 1970-an hingga 1990-an, ketika tokoh-tokoh seperti Mukti Ali dan Harun Nasution memelopori kebangkitan pemikiran Islam.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah Komitmen Pantau Kelancaran Distribusi BBM ke Jember

“LKAS hadir untuk menyemarakkan kajian di UIN KHAS Jember, bukan dalam kerangka seremonial, tetapi untuk membicarakan hal-hal yang benar-benar substantif. Kita ingin berproses dengan konsisten agar lahir produk pemikiran yang berdampak dan bermakna,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Kiai Haris memaparkan bahwa Islam menempatkan manusia sebagai khalifah yang berkewajiban menjaga kelestarian bumi. Ia menekankan prinsip dar’u al-mafasid wa jalbu al-mashalih (mencegah kerusakan dan menghadirkan kemaslahatan) sebagai dasar fikih lingkungan.

“Prinsip dar’u al-mafasid wa jalbu al-mashalih mengajarkan kita mencegah kerusakan sekaligus menghadirkan kemaslahatan. Kepedulian lingkungan adalah ibadah dan bagian dari tanggung jawab kekhalifahan,” jelasnya.

Ketua MUI Jember itu menegaskan hal tersebut dalam materinya yang disarikan dari karya Ahkam al-Bi’ah fi al-Fiqh al-Islamiy. Ia menyebut bahwa realitas menunjukkan, manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah pada umumnya masih kurang peduli terhadap hukum alam yang seharusnya ditaati.

Baca Juga :  DPC PDI Perjuangan Banyuwangi Gelar Rakorcab Sosialisasi Peraturan Partai Nomor 1 Tahun 2025

“Berbagai pelanggaran baik yang bersifat maknawi yang berupa kesyirikan dan kemaksiatan atau yang bersifat indrawi yang berupa pengerusakan alam dan lingkungan seringkali dilakukan, bahkan terkadang secara sengaja.” Paparnya

Diskusi berlangsung hangat dengan berbagai pertanyaan kritis dari peserta, yang memperkaya pembahasan. Kehadiran Prof. Amal sebagai motor penggerak dan KH. Abdul Haris sebagai pemantik pemikiran memperkuat citra UIN KHAS Jember sebagai kampus yang konsisten menautkan khazanah keislaman dengan tantangan zaman.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Dolomit: Komoditas Tambang yang Menjanjikan
Kejari Jember Periksa 9 Saksi Dugaan Korupsi Pengadaan Konsumsi Sosraperda
DPC PDI Perjuangan Banyuwangi Gelar Rakorcab Sosialisasi Peraturan Partai Nomor 1 Tahun 2025
Masyarakat Jember Against Corruption Gelar Aksi Damai di DPRD dan Kejari
Ning Ghyta Sebut Festival Anggrek Harus Bisa Berikan Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat
Buntut Karyawan Tewas, Disnaker Jatim Datangi Perusahaan Rose Brand Jember
Dzikir, Fikir dan Amal Sholeh: Pesan Rektor UIN KHAS Jember Pada Closing PBAK 2025
Legislator Gus Rivqy Minta Pemerintah Berantas Mafia Gula Rafinasi dan Perbaiki Tata Kelola

Baca Lainnya

Rabu, 27 Agustus 2025 - 19:40 WIB

Membedah Fikih Lingkungan, UIN KHAS Jember Gelar Serial Kajian Ekoteologi

Rabu, 27 Agustus 2025 - 11:48 WIB

Dolomit: Komoditas Tambang yang Menjanjikan

Selasa, 26 Agustus 2025 - 16:43 WIB

Kejari Jember Periksa 9 Saksi Dugaan Korupsi Pengadaan Konsumsi Sosraperda

Senin, 25 Agustus 2025 - 22:18 WIB

DPC PDI Perjuangan Banyuwangi Gelar Rakorcab Sosialisasi Peraturan Partai Nomor 1 Tahun 2025

Senin, 25 Agustus 2025 - 17:06 WIB

Ning Ghyta Sebut Festival Anggrek Harus Bisa Berikan Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat

TERBARU

Pengusaha asal Situbondo HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy dan timnya saat melakukan survei lokasi tambang dolomit di Gresik. (Sumber foto: Istimewa)

Regionalia

Dolomit: Komoditas Tambang yang Menjanjikan

Rabu, 27 Agu 2025 - 11:48 WIB

Religia

Maulid Nabi dan Ironi Demokrasi Kita

Selasa, 26 Agu 2025 - 22:55 WIB