FRENSIA.ID – Nama Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Indonesia yang baru, tengah menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Kebijakan-kebijakannya yang kerap mencuri perhatian, terutama sejak menggantikan Sri Mulyani Indrawati pada September 2025, memicu banyak reaksi dari warganet. Tak hanya warganet, kalangan akademisi juga ikut tertarik untuk menganalisis sentimen publik terhadap kebijakan tersebut.
Salah satunya adalah Al Khaidar, seorang peneliti dari Program Studi Magister Teknologi Informasi Universitas Malikussaleh, yang melakukan penelitian mendalam mengenai hal ini,19/10/2025. Penelitian ini mengkaji sentimen dari komentar-komentar warganet di Instagram, salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat untuk menyampaikan pendapat mereka.
Purbaya, yang dikenal dengan sejumlah kebijakan berani dan kontroversial, menjadi subjek utama dalam studi ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari 1.277 komentar yang diambil melalui proses crawling dari Instagram.
Proses penelitian ini melibatkan tahapan pengolahan data yang cukup mendalam. Dimulai dengan text preprocessing, labelisasi menggunakan pendekatan berbasis leksikon, dan ekstraksi fitur dengan menggunakan metode Term Frequency – Inverse Document Frequency (TF-IDF). Selanjutnya, untuk mengklasifikasikan sentimen, Al Khaidar menggunakan algoritma Regresi Logistik. Evaluasi kinerja model dilakukan dengan memanfaatkan confusion matrix, laporan klasifikasi, dan Kurva ROC-AUC.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan performa model yang sangat baik. Akurasi yang dicapai sebesar 91,4% dengan macro f1-score sebesar 0,92. Untuk sentimen positif, diperoleh precision sebesar 0,89, recall 0,85, dan f1-score 0,87. Sementara itu, kelas negatif memiliki presisi 0,88, recall 0,91, dan f1-score 0,90. Yang menarik, kelas netral berkinerja sempurna, dengan nilai presisi, recall, dan f1-score masing-masing mencapai angka 1,00. Hasil evaluasi ROC-AUC juga menunjukkan hasil yang luar biasa, yakni 0,985.
Dari distribusi sentimen yang ditemukan, ternyata sentimen netral mendominasi dengan 42,2%, diikuti oleh sentimen negatif sebesar 33,2%, dan sentimen positif yang hanya mencatatkan 24,6%. Hasil ini memberikan gambaran bahwa meskipun ada dukungan terhadap kebijakan yang diambil Purbaya, namun kritik terhadap kebijakan tersebut jauh lebih dominan.
Secara keseluruhan, studi ini memberikan wawasan objektif mengenai bagaimana publik memandang kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Menteri Keuangan yang baru tersebut. Sebagai peneliti, Al Khaidar berharap hasil penelitian ini dapat memberi pencerahan bagi para pembuat kebijakan dan masyarakat mengenai pentingnya transparansi serta komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan rakyat.








