Frensia.Id-Beberapa daerah di Jember dalam keadaan darurat banjir. Curah hujan yang tinggi diduga menjadi penyebabnya.
Ketua Baret Rescue, David Handoko Seto, mengatakan bahwa hari ini Jember sedang dalam keadaan darurat banjir. Menurutnya, hal ini diakibatkan curah hujan yang tinggi.
“Saya menyebutnya hari ini jember darurat banjir, karena memang curah hujan yang sangat tinggi,” katanya, Minggu (22/12/2024).
Hujan turun sejak pagi, hingga jam 4 sore masih belum reda. Menyebabkan beberapa daerah di Jember terendam banjir, Desa Curah Takir, Sanenrejo, Wonohasri dan Sidodadi.
“Hujan dimulai dari pagi-pagi tadi, sekitar jam 9 sudah hujan, sampai dengan jam 4 sore masih belum reda, menyebabkan beberapa daerah terendam banjir. Khususnya yang dalam pantauan kami di desa Curah Takir atau di daerah Kecamatan Tempurejo,” ujarnya.
Lebih lanjut kata David, rumah warga yang terendam banjir sekitar 236 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa 944 dusun Kerajan 2 desa Curah Takir dan harus dievakuasi. Lansia sebanyak 60 orang, 50 balita, difabel dan sekitar 10 ibu hamil.
“Di dusun Kerajan 2, ada sekitar 236 KK yang terendam dengan jumlah jiwa 944. Kemudian ada lansia sekitar 60 orang, balita 50, ada difabel, termasuk ada ibu-ibu hamil juga kurang lebih 10 orang,” terangnya.
David menambahkan bahwa malam ini masyarakat membutuhkan bantuan langsung makanan siap saji. Pasalnya, kondisi saat ini tidak memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan memasak, hampir semua dapur di desa-desa tersebut juga terendam banjir.
“Malam ini masyarakat membutuhkan bantuan langsung, yaitu makanan siap saji. Karena tidak memungkinkan masyarakat akan melakukan masak-masak. Karena hampir semua dapur yang tadi saya sebutkan itu terendam oleh air, sebelum air itu surut, mereka tidak akan bisa melakukan aktivitas untuk masak-memasak,” tambahnya.
Kata David, banyak juga warga yang tidak mau untuk dievakuasi. Mereka kepikiran soal hewan ternak dan beberapa harta benda yang masih belum dipindahkan.
“Ternyata ada banyak warga juga yang tidak mau dievakuasi. Karena masih berpikir ternak mereka juga terendam, terutama bapak-bapak. Dan ada harta benda mereka yang juga masih tertinggal, seperti sepeda motor dan sebagainya yang tidak bisa dipindah atau masih belum dipindah,” pungkasnya.