Bitcoin Diniali Sebagai Uang Perlawanan, 3 Profesor Menyebutnya Solusi Untuk Rezim Fiat dan Ilusi Inflasi

Wednesday, 1 May 2024 - 18:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Paper karya Sathosi Nakamoto - Penemu Bitcoin

Paper karya Sathosi Nakamoto - Penemu Bitcoin

Frensia.id – Semakain berkembangnya zaman teknologi juga senantiasa tumbuh. Bitcoin adalah anak kandung dari dua hal tersebut.

Sejak lahirnya paper ilmiah karya Satoshi Nakamoto dengan tesisnya yang bertajuk “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System”, dunia spontan dikagetkan dengan solusi keuangan yang dinilai revolusioner.

Belakangan ini, terdapat tiga profesor yang berbincang ihwal Bitcoin secara khusus melalui prespektif filsafat. 

Tiga profesor tersebut adalah Andrew M. Bailey, seorang Associate Professor bidang Humaniora di Yale-NUS College, Singapura, Bradley Rettler, seorang Associate Professor Filsafat di Universitas Wyoming, dan Craig Warmke, seorang Profesor Madya Filsafat di Northern Illinois University.

Baca Juga :  Gus Lilur Dorong Presiden Prabowo Hentikan Ekspor Benih Lobster, Ganti dengan Ekspor Lobster 50 Gram

Mereke bertiga bertemu dan berdiskusi dalam seminar diskusi bertajuk “What Bitcoin Did”.

Tidak satu pun dari mereka menentang dan menilai negatif keberadaan Bitcoin, bahkan ketiganya menyebut sebagai alternatif untuk melawan rezim fiat.

Awal perbincangan dibuka oleh Andrew, ia menyebutnya bahwa hampir semua orang tahu saat ini aset terbaik adalah emas, namun Bitcoin hampir menyalipnya.

Persoalan fundamental dari sistem Keynesian ekonomi, alias sentralisasi sistem keuangan secara khusus hanya bermodalkan kepercayaan. Terlebih kepercayaan pada pemerintahan yang berhak mencetak uang.

Baginya, hampir semua masyarakat di negara manapun, masih mempercayai bahwa inflasi itu adalah hal yang baik, dan mereka suatu saat akan menyadari jika mata uang (fiat) mereka akan bernasib sama dengan Argentina Peso, atau Yen dari Jepang.

Baca Juga :  Mewujudkan Kemandirian Ekonomi, PAC GP Ansor Kencong Menanam Pisang Cavendis

Dalam hal ini, Bitcoin sebagai satu mata uang (aset) yang dibangun di atas teknologi WEB 3, alias teknologi Blockchain, maka hal ini adalah solusi utama.

Bitcoin sendiri berbeda dengan aset konvensional lainnya, entah berupa property, emas, saham, dan aset semacamnya. Karena ia dibangun atas kepentingan desentralisasi sistem, dan sistem yang hampir mustahil untuk dibobol. 

Mereka sepakat menyebut Bitcoin sebagai “Money Resistance”. (*)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi, PAC GP Ansor Kencong Menanam Pisang Cavendis
Kafe di Jember Hadirkan Internet Super Cepat, Jadi Lokasi War Visa Australia
Gus Lilur Dorong Presiden Prabowo Hentikan Ekspor Benih Lobster, Ganti dengan Ekspor Lobster 50 Gram
Jalur Gumitir Ditutup, Ketua DPC PKB Jember: Perputaran Ekonomi juga Terganggu
Membumi di Vietnam: Menerobos Jaringan Mafia Lobster
Ekonom Amerika Pernah Teliti Korupsi Kepala Daerah di Indonesia, Faktornya Suap Lebih Tinggi dari Gaji
Perkuat Integritas ASN, OJK Jatim dan Pemkab Jember Gelar Talkshow “Ayo Ngopi”

Baca Lainnya

Wednesday, 22 October 2025 - 12:49 WIB

Di Momen Hari Santri Nasional, Brulantara Grup Gerakkan Santri Bangun Kemandirian Laut

Wednesday, 22 October 2025 - 11:19 WIB

Mewujudkan Kemandirian Ekonomi, PAC GP Ansor Kencong Menanam Pisang Cavendis

Wednesday, 15 October 2025 - 13:17 WIB

Kafe di Jember Hadirkan Internet Super Cepat, Jadi Lokasi War Visa Australia

Monday, 13 October 2025 - 12:24 WIB

Gus Lilur Dorong Presiden Prabowo Hentikan Ekspor Benih Lobster, Ganti dengan Ekspor Lobster 50 Gram

Thursday, 31 July 2025 - 14:44 WIB

Jalur Gumitir Ditutup, Ketua DPC PKB Jember: Perputaran Ekonomi juga Terganggu

TERBARU