Frensia.id -Dalam gelaran Wong Jember Slepet Imin, Gus Imin prihatin dengan situasi demokrasi saat ini, baginya saat ini demokrasi sedang darurat hal itu ditandai dengan adanya fenomena perguruan-perguruan tinggi ternama di Indonesia dan guru-guru besar melakukan kritik secara terbuka.
Fenomena secaman itu langka mengingat 1 dasawarsa terkahir hanya mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa yang melakukannya. Fenomena tersebut mengafimasi demokrasi saat ini benar-benar dalam kondisi bahaya.
“Saya sendiri termasuk yang kaget dan bersyukur. Kaget karena sudah lama kampus tidak ada bunyinya. Hampir 10 tahun kampus hanya mahasiswa, hanya BEM yang bergerak hanya dibeberapa pergutuan tinggi.
Hari ini sudah merata dan rata-rata yang bersuara yang punya kredibel, banyak guru besarnya, ini menandakan bahaya, kalau guru besar turun gunung itu berarti ada bahaya. Harus ada perubahan, perubahan itu karena ada penyelewengan demokrasi.” Tutur Gus Imin
Sebelumnya sudah banyak kampus ramai-ramai mengkritik Jokowi, seperti dilansir Tempo.co (3/2/2024) kritikan itu datang antara lain dari kalangan akademisi UGM, UII, hingga guru besar UI.
Dikalangan PTKIN yang mendesak Jokowi datang dari komunitas alumni dan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah.
Fenomena kritik Jokowi yang datang dari alumni, civitas akademika, hingga guru besar yang rata-tara berasal dari kampus-kampus ternama dan terbaik di Indonesia itu membuat Cak Imin kagum.
Sikap itu dilakukan menurutnya karena situasi negara yang mulai menghawatirkan.
Oleh karena itu Gus Imin mengajak dua kampus ternama di Jember yakni Universitas Jember dan Universitas Islam Negeri (UIN) KHAS Jember bisa melakukan hal sama sebagaimana perguruan tinggi yang sudah melalukan petisi secara terbuka.
“Saya kagum karena lima tahun terkahir kok kampus adem ayem. Tetapi ternyata tidak, saat suasana negara agak menghawatirkan, rupaya mereka turun. Kita tunggu saja Universitas Jember (UNEJ) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Jember juga bisa berbuat seperti perguruan tinggi lainnya” Kata cak Imin
Harapan Gus Imin tersebut cukup rasional, mengingat UNEJ merupakan perguruan tinggi negeri seperti UI dan UGM yang sudah melakukan kritik terbuka sedang UIN KHAS Jember merupakan kampus PTKIN seperti UIN Syrarif Hidayatullah Jakarta yang juga sudah melakukan kritik terbuka.
Kita tunggu saja kedua kampus ternama di Jember ini apakah akan melakukan hal yang sama seperti kampus-kampus ternama lainnya. Sebagai wujud untuk menyelamatkan dan menjaga demokrasi.