Frensia.id – Disayangkan! sebuah penelitian pernah mengungkapkan dampak buruk dari aktivitas pertambangan yang dilakukan PT Indo Modern Mining Sejahtera (IMMS) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Peneliti dari Universitas Islam Malang (UNISMA), seperti Adinda Novalia Retnaning Putri dan Dimas Aulia Rifqi, menganalisis reaksi penolakan masyarakat terhadap kegiatan tambang ini dalam sebuah studi yang dipublikasikan pada Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial pada 2021.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur dan dokumentasi untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber berita terpercaya.
Beberapa situs yang dijadikan referensi antara lain Detik.com, Mongabay, dan Tempo.co, yang menyoroti dampak buruk aktivitas pertambangan yang diduga merusak lingkungan serta menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar.
Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori Paul Otlet yang menjelaskan proses pengumpulan dan pengolahan data dari berbagai sumber untuk disajikan dalam bentuk analisis yang mendalam.
Penelitian ini menemukan bahwa masyarakat Lumajang, khususnya yang tinggal di sekitar area pertambangan, merasakan dampak yang signifikan dari aktivitas tersebut.
Selain kerusakan alam seperti rusaknya lahan dan pencemaran lingkungan akibat limbah pertambangan, polusi udara yang dihasilkan juga menyebabkan peningkatan kasus penyakit pernapasan (ISPA) di kalangan warga. Hal ini memicu penolakan keras dari warga yang merasa kesehatan dan keselamatan mereka terancam.
Tidak hanya itu, penolakan tersebut juga berujung pada kekerasan fisik terhadap mereka yang menentang tambang, yang diduga dilakukan oleh preman-preman yang disewa oleh pihak perusahaan.
Konflik sosial yang terjadi di Kabupaten Lumajang ini digambarkan sebagai konflik vertikal, yang merupakan salah satu konsep yang dikemukakan oleh Karl Marx. Menurut Marx, konflik vertikal ini terjadi antara dua pihak yang memiliki kedudukan sosial yang sangat berbeda, dalam hal ini antara masyarakat dengan perusahaan tambang.
Masyarakat yang berada di posisi lebih rendah merasa terpinggirkan, sementara perusahaan yang memiliki kekuatan ekonomi dan politik lebih besar justru cenderung mengabaikan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan.
Penelitian ini juga menyoroti bagaimana pemerintah harus turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini dengan lebih serius. Masyarakat berharap agar pemerintah dapat segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi konflik ini, mengingat dampak yang ditimbulkan tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengancam kesehatan warga.
Keberadaan pertambangan yang tidak terkelola dengan baik ini berpotensi menimbulkan kerugian yang lebih besar jika tidak segera ditangani.
Dalam konteks yang lebih luas, penelitian ini menegaskan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana. Aktivitas pertambangan yang dilakukan tanpa memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan masyarakat dapat berakibat fatal, baik bagi kesejahteraan rakyat maupun kelestarian alam.
Oleh karena itu, perusahaan tambang dan pemerintah harus lebih mengutamakan keberlanjutan dan kesehatan dalam setiap keputusan yang diambil, agar tidak menambah beban sosial yang sudah cukup berat.