Dua Akademisi Internasional Menyebut Politik Jokowi Sering Marginalkan Rakyat Sipil

Monday, 30 September 2024 - 05:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar Dua Akademisi Internasional Menyebut Politik Jokowi Sering Marginalkan Rakyat Sipil (Sumber: Frensia/Grafis)

Gambar Dua Akademisi Internasional Menyebut Politik Jokowi Sering Marginalkan Rakyat Sipil (Sumber: Frensia/Grafis)

Frensia.id- Dua akademisi yang berasal dari negara yang berbeda baru ini mengeluarkan tulisan riset tentang Joko Widodo (Jokowi). Mereka fokus pada politik marginalisasi politik era Jokowi.

Dua akademisi yang dimaksud adalah Amanda tho Seeth dari Institute of Asian and African Studies dan Jafar Suryomenggolo yang saat ini tinggal di Paris. Ia meberi judul artikel kolaboratifnya, “Politics of Marginalisation in Indonesia: The Jokowi Era”.

Hasil penelitian mereka telah terbit pada editorial International Quarterly for Asian Studies dalam bentuk jurnal. Tercatat dalam volume 55 dipublikasi tahun ini, 2024.

Berdasarkan pantauan Frensia, sejumlah kajian yang dilakukan memberikan pemahaman bahwa masyarakat lokal sering kali terpinggirkan dan diabaikan oleh prioritas pembangunan pemerintahan Jokowi yang berfokus pada pencapaian target-target pemerintah yang seringkali terlalu kaku.

Mereka menyajikan sebuah kajian yang menarik untuk dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya di Asia, seperti Malaysia, Vietnam, dan India, yang juga menghadapi dinamika serupa dalam mengejar tujuan pembangunan dengan retorika yang sempit, berdampak negatif pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu.

Baca Juga :  DPRD akan Panggil 3 RSD Terkait Tunggakan Utang Ratusan M Buntut Program J-Keren

Oleh karena itu, kami berharap penelitian perbandingan di masa mendatang akan lebih terfokus pada dinamika politik marginalisasi dan marginalitas di Asia, serta di luar kawasan ini.

Di era Jokowi, politik marginalisasi tampaknya diperkuat oleh struktur oligarki yang telah sangat terlembagakan. Kelompok oligarki ini berbagi kepentingan untuk mempertahankan tingkat ketidaksetaraan politik dan ekonomi yang tinggi demi keuntungan pribadi mereka.

Dengan pengaruh yang kuat di ranah politik dan ekonomi, kelompok-kelompok oligarki ini menghadirkan tantangan besar bagi masyarakat lokal yang semakin terpinggirkan. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut mengenai proses marginalisasi dari atas ke bawah dan perlawanan dari bawah ke atas perlu memperhitungkan peran elit oligarki dan jaringan kekuasaannya, serta menjadikannya faktor analitis yang krusial.

Baca Juga :  Friksi Bupati–Wabup: Potret Buram Tata Kelola Daerah Kita

Untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan semua lapisan masyarakat dan menjaga demokrasi yang sehat, Keduanya menegaskan bahwa Indonesia memerlukan pemerintahan yang lebih responsif. Pemerintah harus memperkuat hak-hak warga negara, meredam konflik sosial, memperkuat program-program perlindungan sosial, serta menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih adil dalam distribusi kekayaan nasional sepanjang jalur pembangunan.

Harapannya, elit politik baru yang berkuasa di masa depan akan lebih peduli pada isu-isu sosial-ekonomi yang disebabkan oleh politik marginalisasi, sebagaimana disorot dalam tulisan ini. Namun, perubahan ini tidak akan terjadi tanpa adanya suara-suara kritis yang lebih kuat dari masyarakat lokal dan gerakan akar rumput, terutama di kalangan generasi muda Indonesia.

Dengan kata lain, kedua akademisi ini mendorong Mobilisasi kaum muda dan masyarakat lokal sebab menjadi kunci penting dalam mendesak perubahan yang lebih inklusif dan adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Sapa Masyarakat, Bupati Ajak Warga Panti Jember Jalan Sehat-Sosialisasikan Program Kesehatan
PKB Jember Gelar Pendidikan Kader Loyalis, Perkuat Loyalitas Generasi Muda Partai
DPRD akan Panggil 3 RSD Terkait Tunggakan Utang Ratusan M Buntut Program J-Keren
Pemkab Jember Warisi Utang Rp 214 M Program J-Keren, Bupati Fawait Cari Solusi
Bupati Fawait Berikan Bonus ke Atlet Jember, Jadi yang Terbesar di Jatim
Gus Rivqy Instruksikan Panji Bangsa Proaktif Data Pesantren Rawan Bangunan
Inventarisir Masalah Daerah, PKB Jember Serap Aspirasi dengan Tokoh Masyarakat
Ketua DPRD Jember Sebut Pemda Dituntut Kreatif Hadapi Pemangkasan Transfer Dana Pusat

Baca Lainnya

Sunday, 26 October 2025 - 11:39 WIB

Sapa Masyarakat, Bupati Ajak Warga Panti Jember Jalan Sehat-Sosialisasikan Program Kesehatan

Saturday, 25 October 2025 - 12:32 WIB

PKB Jember Gelar Pendidikan Kader Loyalis, Perkuat Loyalitas Generasi Muda Partai

Thursday, 23 October 2025 - 17:24 WIB

DPRD akan Panggil 3 RSD Terkait Tunggakan Utang Ratusan M Buntut Program J-Keren

Tuesday, 21 October 2025 - 16:35 WIB

Pemkab Jember Warisi Utang Rp 214 M Program J-Keren, Bupati Fawait Cari Solusi

Monday, 20 October 2025 - 19:02 WIB

Bupati Fawait Berikan Bonus ke Atlet Jember, Jadi yang Terbesar di Jatim

TERBARU