Ekspedisi Alexander yang Agung, Berjumpa dengan Manusia-Kuda

Jumat, 14 Maret 2025 - 20:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Alexander the Great dan Centaur (Ilustrasi: Arif)

Alexander the Great dan Centaur (Ilustrasi: Arif)

Dalam ekspedisi dan kampanye militernya ke belahan dunia, dari Eropa hingga ke Asia, Alexander the Great berjumpa dengan berbagai flora dan fauna yang mengesankan dirinya.

Salah satunya adalah makhluk dengan bagian tubuh yang merupakan kombinasi antara kuda dan manusia. Ia memiliki kaki empat dan berekor layaknya kuda, tetapi bagian tubuh atas dari perut hingga kepala adalah wujud manusia.

Makhluk yang dikenal dengan nama Centaur, sejauh ini dianggap sebagai bagian dari mitologi Yunani. Ia memiliki kebijaksanaan dan pengetahuan yang luas di satu sisi, tetapi juga mempunyai sikap impulsif dan tidak bisa terprediksi.

Dalam mitos ia memiliki peran penting salah satunya adalah saat membantu Hercules, manusia setengah dewa anak dari Zeus, dalam sebuah peperangan melawan Lapith. Dalam dunia seni dan sastra ia merupakan simbol dari kebijaksanaan, kekuatan dan kebebasan.

Baca Juga :  7 Potensi Musibah Pantai Drini, Salah Satunya Jadi Penyebab Siswa SMP 07 Mojokorto Kehilangan Nyawa

Testimoni yang disampaikan oleh raja Macedonia, Alexander dalam suratnya kepada ibunya Olympias dan sang guru Aristoteles, yang berisi rangkuman dari perjalanan militernya dan perjumpaannya dengan berbagai hal yang membuatnya terpukau ini, termasuk tentang keberadaan sosok Centaur menjadi informasi yang membatalkan statusnya sebagai sebuah mitos belaka, seolah tidak pernah nyata dan hanya menjadi bualan belaka.

Dalam ceritanya raja Macedonia yang agung ini mencapai sebuah tempat yang datar, kemudian muncul sekawanan binatang yang mirip dengan manusia. Mereka membawa senjata berupa busur dengan mata naka panahnya dari batu yang tajam. Perjumpaan yang tidak pernah disengaja tersebut, langsung dibuka dengan ajang pertempuran yang diinginkan oleh para Centaur.

Melihat situasi ini, putra Philip II memerintahkan pasukannya untuk membangun perkemahan yang dikelilingi parit dan meminta kepada tentaranya untuk melepaskan mata anak panahnya, sehingga tidak membahayakan makhluk ini.

Baca Juga :  Cerita Alexander The Great kepada Aristoteles tentang Penjelajahannya di India

Selain itu ia juga memberi aba-aba agar setelah anak panah dilepaskan dan membangkitkan gairah para Centaur, supaya lari menuju perkemahan. Akhirnya mereka mengikuti dan menilai tentara Macedonia adalah pengecut tanpa menyadari kelicikannya.

Pada akhirnya, dikarenakan bagian kemanusian yang tidak sempurna para Centaur terjebak dalam parit yang memang sengaja dipersiapkan. Baru kemudian mereka sadar ketajaman akal pikiran tentara Macedonia dan rajanya. Alexander berinisiatif untuk menangkap beberapa dari mereka, ia mengeluarkan sekitar lima puluh manusia-kuda. Karena tidak tahu harus membari makan apa, akhirnya para Centaur ini mampu bertahan hidup selama dua puluh dua hari.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

“Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis”, Buku Panduan Bagi Penulis Pemula
Strategi Bertahan Warung Mie Nyonyor Rest Jubung-Jember, Pernah Dikaji Akademisi
Ngenest, Film yang Menceritakan Perasaan Traumatis Sebagai Keturunan Tionghoa
Membaca Islam, Lewat Sorot Mata Sosiolog Jepang
Mangir, Drama yang Mengungkap Bobroknya Moral Kekuasaan
7 Potensi Musibah Pantai Drini, Salah Satunya Jadi Penyebab Siswa SMP 07 Mojokorto Kehilangan Nyawa
Pantai Drini Rawan Tsunami, Bahkan Periset Telah Perkirakan Dampaknya, Jika Terjadi
Pantai Drini Berbahaya! Sebenarnya Telah Diteliti Sejumlah Pakar UGM

Baca Lainnya

Jumat, 14 Maret 2025 - 20:55 WIB

Ekspedisi Alexander yang Agung, Berjumpa dengan Manusia-Kuda

Minggu, 16 Februari 2025 - 22:08 WIB

“Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis”, Buku Panduan Bagi Penulis Pemula

Minggu, 9 Februari 2025 - 03:00 WIB

Strategi Bertahan Warung Mie Nyonyor Rest Jubung-Jember, Pernah Dikaji Akademisi

Rabu, 5 Februari 2025 - 20:27 WIB

Ngenest, Film yang Menceritakan Perasaan Traumatis Sebagai Keturunan Tionghoa

Selasa, 4 Februari 2025 - 08:54 WIB

Membaca Islam, Lewat Sorot Mata Sosiolog Jepang

TERBARU