Euforia Kemerdekaan : Nasionalisme dan Rintihan Anak Sekolah Pedesaan

Tuesday, 20 August 2024 - 16:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Frensia.id – Euforia kemerdekaan Indonesia sering kali dirayakan dengan penuh antusias, digelar upacara pengibaran bendera merah putih mulai di Istana Negara, Kantor Gubernur, hingga kantor bupati, dan instansi lainnya. Diwarnai berbagai kegiatan dan perayaan meriah dengan khas masing-masing daerah atau sekedar membuat spanduk ucapan selamat.

Sejatinya memperingati HUT RI tidak hanya sekadar seremonial upacara di Istana atua pendopo, yang jelas tidak menghabiskan anggaran sedikit. Meskipun peringatan pengibaran bendera ‘hukumnya wajib’ dan sangat penting sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah kemerdekaan, ada yang tidak kalah dari semua itu adalah mewujudkan kemerdekaan dalam aksi nyata yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat.

Siapapun diperbolehkan bereuforia mengisi kemerdekaan bangsa ini, malahan “wajib hukumnya”, namun tidak berhenti hanya menjadi selebrasi seremonial. Jangan sampai di balik gegap gempitanya perayaan tersebut, ada kenyataan pahit yang masih ditelan oleh masyarakat.

Hingga hari ini, nampaknya peringatan hari kemerdekaan masih dijalan tempat dan belum sepenuhnya terealisasi pada makna yang hakiki. Misalnya dalam dunia pendidikan, kesempatan yang sama dan setara bagi setiap anak untuk mengembangkan diri melalui pendidikan yang berkualitas, tanpa membeda-bedakan latar belakang atau lokus tempat mereka tinggal, tak seutuhnya terwujud.

Pendidikan yang menjadi salah satu cita-cita luhur kemerdekaan ini, seolah masih jauh dari kata ideal. Di banyak daerah pedesaan, kondisi sekolah sering kali memprihatinkan. Sekolah yang masih menggunakan anyaman bambu, bangunan yang rusak, sarana dan prasarana yang minim dan deretan rintihan lainnya.

Baca Juga :  Tiga Cara Membaca Banjir di Sumatra Menurut August Comte

Beberapa hari sebelum peringatan HUT kemerdekaan RI, sempat viral vedio atau sebaran foto yang memperlihatkan anak-anak sekolah Dasar (SD) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan melakukan upacara bendera di tengah lumpur. Sejumlah siswa mengikuti upacara tersebut dihalaman sekolah yang tergenang air dan berlumpur. Bahkan, pemimpin upacara sampai melepas sepatunya dan menyingsing celananya.

Itulah salah satu potret kemerdekaan belum seutuhnya membumi, ada banyak aspek kehidupan dimana kemerdekaan seperti pendidikan belum dirasakan sepenuhnya, terutama anak sekolah di daerah terpencil atau pedesaan. Hal yang serupa sangat mungkin juga dialami oleh sekolah-sekolah lain diberbagai daerah.

Dilansir dari kumparan.com bahwa pihak sekolah SD Negeri Basirih 10 mengeluh atas minimnya memperoleh bantuan pembangunan infrastuktur penunjang, meskipun sudah melaporkan kepada Pemerintah setempat terkait kondisi sekolah yang kurang didukung oleh fasilitas.

Bagi anak sekolah di pedesaan minimnya fasilitas tidak mengurangi semangat nasionalisme, buktinya upacara bendera meskipun diatas genangan air dan berlumpur tetap selalu digelar dengan khidmat. Nasionalisme yang diperlihatkan anak SD Negeri Basiri 10 adalah satu dari sekian realitas pahit pendidikan Indonesia, meskipun lapangan dan fasilitas kurang ideal, semangat mereka tak pernah surut.

Baca Juga :  FTIK Championship UIN KHAS Resmi Ditutup, Dekan Dorong Peningkatan Kualitas Pembinaan Kemahasiswaan

Momen seperti itu menggambarkan realitas di banyak daerah, fasilitas mungkin terbatas namun semangat mencintai negari tiada batas. Hak ini menjadi bukti cinta tanah air dari anak sekolah pedesaan yang terhalang oleh keadaaan, bagi mereka nasionalisme bisa tumbuh dan mengakar dalam dirinya dalam situasi yang penuh tantangan.

Lalu pertanyaannya, sampai kapan pemerintah yang punya kewenangan membiarkan hal tersebut? bukankah rintihan anak-anak sekolah pedesaan yang memiliki semangat nasionalisme tinggi, namun dihadapkan pad fasilitas yang tidak mendukung, merupakan gambaran nyata belum terealisasinya kemerdekaan hakiki? Euforia kemerdekaan terkesan hanya selebrasi seremonial saja.

Menyongsong kemerdekaan hakiki mewujudkan pendidikan yang ideal bagi anak sekolah pedesaan perlu komitmen nyata dari pemerintah sebagai kepanjangan tanga dari negara menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya, mencerdaskan anak bangsa. Sekolah yang rusak, minimnya tenaga pengajar, akses jalan yang sulit dan kurangnya fasilitas harus diakhiri untuk memenuhi janji kemerdekaan.

Kisah rintihan anak sekolah pedesaan dengan jiwa nasionalisme yang tinggi diharapkan tidak terulang kembali. Mereka mendapatkan akses pendidikan yang layak sebagaimana amanah konstitusi. Inilah yang menjadi esensi dari kemerdekaan, bukan sekedar Euforia. Semoga*

*Moh. Wasik (Anggota LKBHI UIN KHAS Jember dan Penggiat Filsafat Hukum)

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Review Film Dokumenter KH Achmad Siddiq, Telaah Kiprah Perjuangan dan Pemikir Moderasi Beragama
​Kampung Kerapu Situbondo Luar Biasa! Dosen Syari’ah UIN KHAS: Bukti Sarjana Hukum Serbabisa
Demi Penguatan Wisata! Akademisi UIN KHAS Temui Kelompok Perempuan Desa Klatakan
Agen LPG Siapkan Strategi Khusus, Antisipasi Lonjakan Permintaan Gas Subsidi Jelang Nataru
Alasan Lion Air Mendukung dan Melayani Penerbangan Jember-Denpasar
Hiswana Migas Jamin Ketersediaan LPG Jelang Nataru, Imbau SPPG Tak Gunakan Gas Subsidi
Bayi Laki-Laki di Jember Ditemukan Tak Bernyawa di Atas Makam
Warga Jember Dipenjara Gegara Gadaikan Motor Kredit

Baca Lainnya

Sunday, 7 December 2025 - 22:23 WIB

Review Film Dokumenter KH Achmad Siddiq, Telaah Kiprah Perjuangan dan Pemikir Moderasi Beragama

Sunday, 7 December 2025 - 21:01 WIB

​Kampung Kerapu Situbondo Luar Biasa! Dosen Syari’ah UIN KHAS: Bukti Sarjana Hukum Serbabisa

Sunday, 7 December 2025 - 20:06 WIB

Demi Penguatan Wisata! Akademisi UIN KHAS Temui Kelompok Perempuan Desa Klatakan

Saturday, 6 December 2025 - 14:16 WIB

Agen LPG Siapkan Strategi Khusus, Antisipasi Lonjakan Permintaan Gas Subsidi Jelang Nataru

Friday, 5 December 2025 - 17:23 WIB

Alasan Lion Air Mendukung dan Melayani Penerbangan Jember-Denpasar

TERBARU