Frensia.id – Olahraga memang dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, mulai dari meningkatkan kebugaran, menjaga berat badan ideal, hingga mengurangi risiko penyakit kronis. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga yang dilakukan secara berlebihan justru dapat berdampak negatif pada kualitas sperma.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahendra Wahyu Dewangga, Taufiqurrachman Nasihun, dan Israhnanto Isradji ini telah diterbitkan dalam jurnal Suara Forikes tahun 2021. Mereka menemukan bahwa olahraga yang berlebihan dapat meningkatkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) di dalam tubuh. ROS adalah senyawa yang dapat menyebabkan stres oksidatif, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap penurunan kualitas sperma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak olahraga berlebihan terhadap kualitas sperma. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan post-test only control group design menggunakan hewan coba tikus Galur Wistar. Tikus-tikus tersebut diberikan aktivitas renang selama kurang lebih 25 menit setiap hari selama empat minggu.
Setelah itu, kualitas sperma dievaluasi dengan menilai tiga parameter utama, yaitu morfologi, motilitas, dan jumlah sperma. Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh parameter mengalami penurunan yang signifikan, dengan nilai p<0,05. Hal ini menandakan bahwa olahraga berlebihan dapat memperburuk kualitas sperma secara statistik signifikan.
Penurunan kualitas sperma akibat olahraga berlebihan disebabkan oleh peningkatan ROS yang berlebihan. ROS dalam jumlah tertentu sebenarnya memiliki peran penting dalam proses fisiologis, termasuk pematangan sperma. Namun, jika jumlahnya terlalu tinggi, ROS dapat merusak struktur sel sperma dan mengganggu fungsinya.
Beberapa efek negatif dari olahraga berlebihan terhadap sperma meliputi penurunan motilitas sperma, perubahan morfologi sperma, dan penurunan jumlah sperma. Motilitas sperma atau kemampuan sperma untuk bergerak dengan baik sangat penting untuk proses pembuahan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga berlebihan dapat menurunkan motilitas sperma, sehingga mengurangi peluang keberhasilan pembuahan. Sperma yang sehat memiliki bentuk kepala dan ekor yang sesuai untuk memungkinkan pergerakan dan penetrasi sel telur.
Karya mereka ini menemukan bahwa olahraga berlebihan menyebabkan lebih banyak sperma memiliki bentuk yang abnormal. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa jumlah sperma mengalami penurunan yang signifikan pada kelompok tikus yang menjalani olahraga berlebihan.
Penelitian ini menjadi peringatan bagi mereka yang rutin berolahraga, terutama atlet atau individu yang melakukan aktivitas fisik dengan intensitas tinggi. Meskipun olahraga tetap penting untuk kesehatan, diperlukan keseimbangan agar tidak justru berdampak buruk pada sistem reproduksi. Sebagai solusi, disarankan untuk menerapkan pola latihan yang seimbang dan tidak berlebihan.
Selain itu, konsumsi makanan dengan antioksidan tinggi, seperti buah dan sayuran, dapat membantu mengurangi efek negatif dari stres oksidatif yang disebabkan oleh ROS berlebih. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui batas aman olahraga bagi kesehatan reproduksi manusia. Namun, bagi pria yang berencana memiliki keturunan, menjaga keseimbangan aktivitas fisik dan gaya hidup sehat dapat menjadi kunci untuk mempertahankan kualitas sperma yang optimal.