Frensia.id- Honda GL Series ternyata juga sering dijadikan media pembelajaran, utamanya bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Salah satu seri yang telah diteliti Honda GL 100.
Honda GL 100 merupakan motor cukup tua, namun tetap dicintai bahwa dipelajari oleh beberapa jurusan pendidikan otomotif. Tidak mengheran, jika beberapa akademisi ada yang menganggapnya dapat dijadikan media pembelajaran.
Bahkan sebagai pembelajaran, telah ada diteliti oleh beberapa akademisi. Salah satunya adalah Yunus Aris Sukamdani. Ia merupakan akademisi yang berasal dari Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Hasil penelitiannya telah disusun dalam bentuk jurnal. Bahkan telah dipublish oleh Jurnal Autotech pada tahun 2018 lalu.
Penelitiannya dilakukan dengan metode tindakan kelas. Jadi langkah-langkah risetnya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Sedangkan data yang dikumpulkan tentu sebagaimana riset tindakan kelas pada umumnya. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk melihat perubahan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus.
Setalah dikaji dengan seksama, Yunus memberikan rinci hasil risetnya yang menyatakan bahwa setelah dinilai rata-rata Awal sebelum memakai media pembelajaran GL 100, nilai rata-rata siswa adalah 70.
Pada tahapan awal, siklus I, setelah diterapkan, ternyata nilai rata-rata meningkat menjadi 76 dengan prosentase pencapaian 53%.
Hal ini juga terlihat nyata saat hasil penerapan pada tahapan siklus II pelaksanaannya. Didapat nilai rata-rata siswa mencapai 81 dengan prosentase pencapaian 84%.
Jadi didasarkan hasil pada hasil pengamatan semua siklus, dapat dikonklusikan bahwa bahwa media pembelajaran stand sepeda motor GL-100 telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Kebetulan siswa yang ditelitinya adalah kelas X TSM B di SMK Muhammadiyah Purwodadi.
Kompetensi mereka tambah lebih meningkat dalam sektor pemakaian Kopling. Peningkatan nilai rata-rata dan prosentase pencapaian dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran ini sangat efektif dan dapat dijadikan model dalam pembelajaran kejuruan lainnya.
Dengan demikian, penelitian Yunus ini telah memberikan kontribusi penting dalam pengembangan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan praktis. Bahkan hal demikian juga dapat diterapkan di berbagai institusi pendidikan kejuruan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi siswa.