Kim Kang Il Kecam Penempatan Aset Militer AS di Semenanjung Korea sebagai Penyebab Ketidakstabilan Keamanan

Ilustrasi "Kim Kang Il Kecam Penempatan Aset Militer AS di Semenanjung Korea sebagai Penyebab Ketidakstabilan Keamanan" sumber edit by Frensia

Frensia.id. – Kim Kang Il, Wakil Menteri Pertahanan Nasional Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) mengecam penempatan aset militer Amerika Serikat di Semenanjung Korea sebagai penyebab ketidakstabilan keamanan.

Kim Kang Il mengkritik keras tindakan militer AS di Semenanjung Korea, yang ia sebut sebagai penyebab utama peningkatan ketidakstabilan keamanan di kawasan tersebut.

Pernyataan Kim Kang Il ini disampaikan dalam pernyataan pers yang diselenggarakan di Pyongyang, pada tanggal 1 Oktober 2024.

Bacaan Lainnya

Kim menuding Pentagon telah melaksanakan tindakan konfrontatif dengan secara permanen menyebarkan aset strategis nuklir di Semenanjung Korea dan sekitarnya.

Menurutnya, ini merupakan upaya AS untuk menunjukkan dominasi kekuatannya dan memberikan tekanan militer terhadap negara-negara berdaulat di kawasan.

Salah satu contoh terbaru dari tindakan ini adalah kedatangan kapal selam nuklir terbaru milik Angkatan Laut AS yang terlihat di Pelabuhan Pusan, Republik Korea.

Lebih lanjut, Kim menyebutkan bahwa pesawat pengebom B-1B, salah satu dari tiga aset strategis udara Angkatan Udara AS, dijadwalkan untuk melakukan penerbangan demonstrasi di atas Semenanjung Korea, bertepatan dengan parade militer Hari Tentara Republik Korea.

“Semua demonstrasi militer AS ini tidak lebih dari halusinasi untuk menyelamatkan muka militer AS yang terpuruk dalam posisi yang tidak menguntungkan secara strategis di Semenanjung Korea,” ujar Kim Kang Il pada 01/10/2024.

Ia menambahkan bahwa tindakan-tindakan tersebut juga bertujuan untuk menenangkan sekutu AS yang mengalami ‘fobia nuklir kronis.

Dalam pernyataannya, Kim juga mengingatkan bahwa pada bulan Juni, pesawat B-1B AS telah terlibat dalam latihan udara gabungan dengan apa yang ia sebut “gangster militer” ROK, termasuk latihan penjatuhan bom berpemandu presisi, yang merupakan yang pertama dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, kapal induk nuklir Theodore Roosevelt memasuki pangkalan operasional Pusan sebagai bagian dari demonstrasi kekuatan pertahanan gabungan.

Kim menekankan bahwa Tentara Rakyat Korea (KPA) dengan cermat mengamati setiap penempatan aset strategis AS dan siap mempertahankan keamanan nasional dari ancaman apa pun.

“Kami tidak akan pernah tinggal diam sebagai penonton pasif terhadap tindakan provokatif militer dari pasukan musuh,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa DPRK berhak untuk mengambil tindakan strategis yang tak terduga sebagai respons terhadap tindakan AS.

Selain itu ia juga menegaskan bahwa angkatan bersenjata DPRK akan terus meningkatkan kemampuannya dalam pencegahan perang untuk mengatasi situasi keamanan yang tidak stabil yang disebabkan oleh tindakan AS yang tidak bertanggung jawab.