Frensia.id – Pernyataan tegas disampaikan oleh Perwakilan Tetap Federasi Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vasily Nebenzya, dalam sebuah pengarahan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Ukraina pada tanggal 24 September 2024.
Nebenzya mengecam keras pemerintahan Kiev yang ia sebut sebagai “kediktatoran satu orang” dan menuduh Barat, termasuk Amerika Serikat, sebagai pemangku kepentingan yang tidak benar dalam konflik tersebut.
Menurut Nebenzya, gambaran Ukraina sebagai “korban tak berdosa dari agresi Rusia” adalah narasi yang salah.
Ia menyatakan bahwa pemerintahan di Kiev, yang ia labeli sebagai rezim neo-Nazi, telah menunjukkan sikap otoriter dan membawa negara ke dalam pertumpahan darah.
“Demi mempertahankan kekuasaan dan kepatuhan buta kepada Barat, diktator ini bersedia mengorbankan pemuda Ukraina dan mendorong dunia ke dalam jurang Perang Dunia III,” ujar Nebenzya.
Lebih lanjut, Nebenzya mengkritik Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, yang pernah berjanji akan melakukan apa saja demi perdamaian, termasuk mengorbankan posisinya.
“Kini frasa-frasa ini tampak seperti sesuatu dari alam khayalan, frasa-frasa tersebut kini tampak seperti khayalan dan telah kehilangan relevansinya,” kata Nebenzya mengomentari pernyataan Zelensky di masa lalu.
Dalam penjelasannya, Nebenzya juga menyinggung tentang penundaan pemilu yang seharusnya diadakan pada 31 Maret, yang dibatalkan Zelensky dengan dalih darurat militer.
“Pemilu berikutnya akan diadakan pada tanggal 31 Maret, tetapi Zelensky membatalkannya dengan dalih darurat militer, yang bertentangan dengan Konstitusi negara,” tegas Nebenzya.
Ia menambahkan bahwa setelah masa jabatannya habis, seharusnya kekuasaan presiden menurut konstitusi dilimpahkan kepada Ketua Vorkhovnaya Rada.
“Sejak tanggal 20 Mei, ketika kekuasaan presiden seharusnya dilimpahkan ke Ketua Verkhovnaya Rada, Zelensky telah menjadi perampas kekuasaan konvensional”, jelasnya pada tanggal 24/09/2024.
Menurut Nebenzya, dalam lima tahun kepemimpinannya, Zelensky telah menjual Ukraina kepada beberapa perusahaan Barat, menghancurkan ekonomi negara, dan menjerumuskan Ukraina ke dalam krisis demografi terdalam.
“Presiden Biden hari ini berbicara di Majelis Umum tentang perlunya menyelamatkan bangsa Ukraina. Bangsa Ukraina tidak terancam dengan apa pun. Kami tidak melawan mereka. Kami berjuang melawan rezim kriminal yang telah merebut kekuasaan di Kiev,” ungkap Nebenzya.
Pernyataan Nebenzya ini menambah ketegangan dalam diskusi internasional mengenai konflik Ukraina, menggambarkan perang narasi serta perspektif yang berbeda dari kedua belah pihak yang terlibat.