KPU Tetapkan Pemenang Pilpres 2024, Faizal Assegaf: Anies Terima Kemenangan Prabowo, Tapi Menolak Politik Dinasti Jokowi

Ilustrasi gambar edit by elriyadh

Frensia.id – Pemenang pilpres dalam pemilihan umum tahun 2024 sudah ditetapkan secara resmi oleh komisi pemilihan umum.

Penetapan pemenang pilpres 2024 ini ramai menjadi perbincangan warganet, bahkan menjadi trending topik di media X (Twitter).

Penetapan presiden dan wakil presiden terpilih dalam pemilu 2024 pun tidak luput menjadi sorotan Faizal Assegaf. Dalam cuitannya di media X, ia menganalisis Anies Baswedan yang tak lain adalah kontestan Pilpres 2024.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, Anies Baswedan selaku capres dari kubu 01 menerima kemenangan pasangan Prabowo-Gibran. Hal ini terbukti dengan kehadiran Anies beserta Cak Imin pada penetapan yang digelar KPU.

Faizal Assegaf menjelaskan bahwa seusai putusan Mahkamah Konstitusi, Anies bergerak cepat daripada PDIP untuk menjalin komunikasi dengan Presiden terpilih, yakni Prabowo Subianto.

Hal ini menurut Faizal Assegaf merupakan pendekatan elegan dan bermartabat. Selain itu, saat Anies dan Prabowo bertemu di KPU, keduanya menunjukan kemesraan.

Anies seolah memberi pesan kuat ke publik, kubu 01 menerima kemenangan Prabowo. Akan tetapi menolak politik dinasti Jokowi.

Menurutnya, sikap yang dilakukan Anies sejalan dengan aspirasi gerakan perubahan. Selebihnya, menurut Faizal kekalahan Prabowo sebelumnya tidak lain adalah kecurangan dan kelicikan Jokowi semata. Sehingga untuk menghindari skenario busuk itu, Prabowo terpaksa bergabung di kabinet dan mengunci Jokowi dan PDIP.

Kendati demikian, Faizal menjelaskan bahwa Jokowi terkenal super licik. Hal ini terlihat ketika Gibran dipaksa melalui jalur culas agar jadi Cawapres. Pertarungan senyap di lingkar kekuasaan menjadi sengit. Tapi, Prabowo bergerak cepat menggalang kekuatan untuk meraih kemenangan.

Mungkin Prabowo mempunyai perhitungan apabila Gibran tidak diambil sebagai Cawapres, maka Jokowi merapat ke PDIP. Akibatnya membuat Jokowi dan Megawati semakin kuat berkonsolidasi menguasai gelanggang Pilpres curang.

Kritikus politik ini juga menjelaskan bahwa dalam kajian terbatas di internal Partai Negoro, pendekatan politik Prabowo maupun Anies esensinya berhasil mengunci Jokowi, Megawati dan PDIP. Siapapun yang jadi Presiden, asal bukan dari PDIP atau boneka Jokowi.

Selebihnya menurut Faizal Assegaf, soal posisi Gibran yang dipaksakan sebagai Cawapres abal-abal, nasibnya tersandera aneka dugaan kasus. Toh Jokowi pun telah membuat Ma’ruf Amin hanya sebatas pajangan. Apalagi Gibran, hanya bocah ingusan bagi Prabowo.

Sehingga hal ini membuat Jokowi dan kelompok di belakangnya terus berupaya memperluas pengaruh merebut jatah posisi strategis di kabinet. Modusnya, Jokowi sedang berupaya merebut Golkar sambil mengipas PDIP meneror Prabowo.

Meskipun begitu, menurutnya permainan di atas papan catur telah berubah total. Manuver Anies menjalin hubungan dengan Prabowo jelas membuat Jokowi dan PDIP panik. Terlebih rakyat semakin sadar Jokowi adalah perusak negara.