Maqâshid Ash-Shiyâm, Adab Puasa (Ramadhan) : Menolak Namun Menghargai Orang Yang Memberi Makanan (Part 2)

Senin, 4 Maret 2024 - 11:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumber: Pixabay

Sumber: Pixabay

Frensia.id – Ketentuan adab berpuasa bagian kedua menurut Imam al-‘Izz bin Abdus Salam dalam kitabnya Maqâshid Ash-Shiyâm adalah hendaklah berkata bahwa sedang berpuasa jika ia datang memenuhi undangan acara makan.

Menurut ulama yang bergelar Sulthanul Ulama dan dikenal luas pada zamannya sebagai salah satu ulama besar mazhab Syafi‘i. Adab kedua dalam puasa dalam kitab Maqâshid Ash-Shiyâm adalah jika mendapat undangan untuk makan, semetara sedang dalam keadaan puasa, maka hendaklah berkata bahwa sedang dalam berpuasa.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Apabila salah seorang dari kamu diundang untuk makan, sementara ia sedang berpuasa, maka hendaklah ia katakan, ‘Aku sedang berpuasa.”

Menurut al-‘Izz bin Abdus Salam mengatakan seperti itu sebagai permintaan maaf kepada orang yang mengundang supaya tidak kecewa. Jika takut berbuat riya boleh menutupi dengan alasan yang lain.

Baca Juga :  Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Sungguh luar biasa anjuran semacam ini, ditengah kita menjalani kewajiban atau sunnah berpuasa kita tetap tidak boleh mengesampingkan niat baik orang lain.

Dalam keadaan berpuasa kita harus memenuhi undangan orang yang mengundang kita sebagai bentuk penghormatan.

Hanya saja jika orang yang berpuasa dihidangkan makanan, hendaklah mengatakan sedang berpuasa. Sehingga tidak mengkonsumsinya makanan yang telah dihidangkan tidak menaruh persepsi negatif dan tidak meninggalkan perasaan tidak dihargai.

Hadis ini lahir 1400 tahun yang lalu namun kini menemukan relevansinya dengan muslim di Indonesia yang plural ini. Apa kaitannya hadis ini dengan puasa ramadhan, karena tidak mungkin seorang muslim mengundang makan siang hari untuk di bulan Ramadhan sehingga menolaknya dengan mengatakan sedang berpuasa.

Baca Juga :  Doa, Takdir, dan Candaan Tuhan

Untuk konteks itu tidak mungkin. Tapi sangat mungkin bagi seorang muslim yang memilki sahabat, handaitolan, kerabat kerja, family non muslim yang menggelar syukuran disiang hari bulan Ramadhan.Maka pada konteks ini lah hadis ini menjadi hadis acuan.

Seakan Rasulullah saw menuturkan kepada umatnya yang muslim di Indonesia jika diundang syukuran, ramah tamah, peresmian dan moment lainnya tetap harus dihadiri namun tetap harus berpuasa dengan berkata jujur sedang berpuasa.

Sungguh ini ajaran Islam yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Mungkin inilah yang dimaksud Gus Dur Bahwa jika kita muslim terhormat, maka kita akan berpuasa dengan menghormati orang yang tidak berpuasa.

Follow WhatsApp Channel frensia.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Baca Lainnya

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?
Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran
Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan
Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan
Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan
Ramadhan dan Kita yang Sibuk Sendiri
Sekolah Tiga Bahasa Rukun Harapan Jember: Jodoh Perjuangan Gus Dur dengan Pendiri Yayasan
Bikin Haru, Jawaban Nyai Sinta Ketika Ditanya Tentang Kebiasaan Buka Puasa Gus Dur

Baca Lainnya

Rabu, 9 April 2025 - 07:16 WIB

Setelah Ramadhan, Apa Kabar Ibadah Kita?

Selasa, 1 April 2025 - 08:23 WIB

Lima Jawaban Elegan Untuk Pertanyaan Sensitif Saat Lebaran

Kamis, 27 Maret 2025 - 21:23 WIB

Dari Mustahik ke Miliarder Kecil, Riset Berikut Ungkap Rahasia Program Zakat di Malaysia yang Sukses Raih RM12.000 per Bulan

Selasa, 25 Maret 2025 - 15:26 WIB

Manifesto Zakat: Cinta, Kemanusiaan, dan Keadilan

Selasa, 18 Maret 2025 - 18:52 WIB

Mereguk Sahur, Meneguk Cahaya Ramadhan

TERBARU

Babi hutan liar saat sudah diburu warga (Sumber foto: istimewa)

Regionalia

Pasutri di Jember Diseruduk Babi Hutan Liar Saat Mandi

Jumat, 25 Apr 2025 - 17:19 WIB

Opinia

Fatayat NU, Geliat Perempuan dan Wajah Keadilan

Kamis, 24 Apr 2025 - 21:45 WIB